17 September 2019

Kutipan Buku Bulan Mei Juni Juli Agustus

September 17, 2019 2
MELANGKAH SEARAH – AJI NUR AFIFAH

Menikahlah dengan seseorang yang juga mau menikahi mimpi-mimpimu. Yang matanya berbinar ketika citamu berbinar. Yang senyumnya ikut terkembang ketika asamu terkembang.
Dalam menikah kosakata yang dikenal tidak hanya ‘manis’ dan ‘romantis’, tapi ada juga ‘adaptasi’, ‘kompromi’, dan ‘penerimaan’.

40 hari Tanpa Bertengkar
“Pik, nanti kalau kamu sudah menikah, 40 hari pertama enggak boleh berantem. Enggak boleh marahan sama sekali.”
“Sama sekali. Meskipun kamu harus menangis-nangis menahan emosi, tahan. Jangan diluapkan. Jangan sampai kamu berkata-kata yang enggak baik, jangan sampai ribut-ribut. Diam saja, tahan. Sampai 40 hari.”
“Memangnya kenapa, Bu?”
“Nanti kamu akan terbiasa untuk meredam ego dan emosi. Ibu dulu juga diberi pesan begitu sama teman Ibu yang menikah duluan. Kata beliau, 40 hari pertama itu sedikit demi sedikit mulai terbuka kelebihan dan kelemahan pasangan, jadi harus banyak bersabar.”
“Terus kalau ingin marah gimana?”
“Jangan sampai marah, didinginkan dulu, baru diungkapkan.”

Melakukan hal yang tidak penting bersama-sama itu penting dalam merawat hubungan. Menceritakan hal yang tidak penting juga penting. Seberapa pentingnya orang tersebut bisa juga diukur lewat ketidakpentingan yang dibagi bersama.

Seni berumah tangga, sederhanakan ekspetasi, tinggikan sabar, sempitkan ego,  luaskan syukur, berhenti menuntut hak, mulailah memenuhi kewajiban. Bumikan ikhtiar terbaik kita, langitkan niat karena-Nya.


LAKI-LAKI YANG TAK BERHENTI MENANGIS – RUSDI MATHARI

Tidak pula ada larangan untuk berbeda keyakinan, karena Islam adalah agama yang merahmati seluruh alam

Islam adalah agama yang membenarkan ajaran-ajaran Taurat, Zabur, dan Injil

Tidakkah selain kelahiran, salah satu perayaan terbesar manusia adalah kematian

Andai Allah menghendaki maka segala sesuatunya niscaya akan dibuat sama dan seragam


ALLAH TIDAK CEREWET SEPERTI KITA – EMHA AINUN NADJIB

Salah stau bentuk membangun kebencian adalah suka menyesat-nyesatkan orang. Menuduh orang sesat, tapi tidak menunjukkan jalannya.

Jangan terlalu cemas menghadapi hidup. Kita pahami hidup seluas-luasnya, supaya tetap bisa bergembira agar anda tidak membenci orang yang menyakiti anda.

Jangan terlalu memikirkan hal yang seharusnya bukan tugas anda untuk memikirkannya. Jangan mengkhawatirkan hal-hal yang sudah dijamin oleh Allah, Al Rahman Al Rahim

Semakin tinggi kecerdasan dalam bersyukur, semakin  indah hidup ini. Sesuatu yang awalnya terasa tidak enak akan jadi indah jika dimaknai dengan rasa syukur.

Tanda kedewasaan dan kependekaran adalah kalau seseorang sudah rela melakukan sesuatu yang dia tidak sukai atau rela tidak melakukan sesuatu yang dia sukai.

Ketika kita mempersepsikan bahwa belajar itu harus dalam institusi resmi, itu sama artinya dengan kita membatasi diri sendiri.

Sumber kesehatan nomor satu adalah tidak berpikir curang. Orang yang sehat akan berpikir jujur. Begitu curang, saraf anda jadi kacau dan susunannya jadi rusak.

Kalau tidak ingin mati, gampang, tidak usah hidup. Kalau tidak hidup anda bebas dari kematian.

Orang Islam itu omongan dan tindakannya membuat semua orang merasa aman. Itulah orang Islam.

Allah itu melihat hatimu, tidak melihat kebenaranmu. Kebenaran anda tidak bisa menemukan kebenaran sesungguhnya. Maka, jangan anda mempertengkarkan kebenaran.

Kebenaran letaknya bukan pada perilaku, tapi dalam diri kita. Output kebenaran adalah kasih sayang dan akhlak yang baik – akhlakul karimah. 

Hidup adalah mengalahkan diri sendiri

Yang bikin kita sakit, sedih, atau cemasitu karena kita menuntut.


MERASA PINTAR, BODOH SAJA TIDAK PUNYA – RUSDI MATHARI

“Sebulan yang lalu? Setahun yang lalu? Sejak mulai kamu lahir, kamu ingat berapa kali kamu berak dan kencing?”
“Sampean juga nggak ingat toh Cak?”
“Seperti itulah ikhlas”

Wahai Sulaiman, menangkap dan memenjarakan iblis tidak akan mendatangkan kebaikan pada manusia, karena manusia menjadi tidak bergairah beribadah dan mencari nafkah.

Salatmu dan sebagainya adalah urusanmu dengan Allah, tapi Sarkum yang yatim dan ibunya yang kere mestinya adalah urusan kita semua.

Lewat musibah, mereka seharusnya menyadari, diri mereka fakir. Tidak punya apa-apa. tidak punya daya kekuatan apa pun di hadapan Allah.

“Semua keinginanmu itu pada dasarnya nafsu, Gus. Ia meletup-letup di dadamu. Marah. Dengki. Dendam. Malas. Bosan. Ingin berbuat baik. Ingin beribadah. Dan sebagainya semuanya nafsu, Gus.”
“Kok beribadah nafsu, Gus?”
“Ya, bila kamu tak tahu untuk apa dan siapa ibadahmu. Bila kamu hanya ingin pamer dan dipuji, termasuk dipuji oleh dirimu sendiri yang orang lain tidak mengetahuinya kecuali dirimu sendiri.”

Manusia diminta mematikan terlebih dulu nasfu-nafsu mereka sebelum jasab mereka mati. Setidaknya agara nafsu mereka pernah merasakan kematian.

Benar, kalian mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, tapi justru karena kesulitan itulah sedekah kalian menjadi luar biasa. Sangat istimewa.

Berwudu yang sebenarnya adalah memberi maaf. Memadamkan api kemarahan dan kebencian. Percuma kalian berwudu seribu kali, tapi hati kalian tidak memaafkan. Hanya muka kalian saja yang merasa sejuk, tapi hati kalian terus merasakan panas didera kebencian.

Sekian

Borobudur, 16 September 2019 | K

11 September 2019

Menjadi Manusia, Menjadikan Sawit yang Baik

September 11, 2019 2
Menjadi manusia tidak lepas dari berbagai macam kontroversi. Banyak permasalahan dalam hidup ini yang membuat kita selalu bertanya apakah yang kita lakukan sudah benar, sudah bisa diterima orang lain dengan baik dan  tidak menyakiti pihak lain, atau malah apa yang kita lakukan adalah salah, mendapat banyak sindiran bahkan sampai menyinggung dan menyakiti orang lain.


sumber gambar

Pun begitu dengan Kelapa Sawit, sudah berapa banyak kasus yang disebabkan oleh tumbuhan industri yang tergolong famili palmae ini. Banyak masalah terkait kelestarian lingkungan hidup yang disebabkan oleh perkebunan Kelapa Sawit. Pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Kebakaran hutan yang menyebabkan beberapa daerah di Pulau Borneo dan Pulau Sumatra terkapar asap yang menghalangi pemandangan.

Penelitian mengatakan bahwa perkebunan sawit bukan penyebab utama deforestasi. Kelapa Sawit hanya menyumbang 8% persen dalam penurunan kualitas hutan, dibawah  perkebunan jagung yaitu 11% dan  perkebunan kedelai 19 %. Namun, nyatanya persentase tersebut tetap saja menyumbang   kerusakan lingkungan. Sayangnya tanpa Kelapa Sawit, hidup kita juga kurang lengkap.  

Dibalik permasalahan yang ditimbulkan, Kelapa Sawit telah menyumbang banyak hal demi kelangsungan hidup manusia. Usaha perkebunan Kelapa Sawit setidaknya menjadi sumber mata pencaharian 21 juta orang , dan secara tidak langsung mengurangi angka kemiskinan hingga 10 juta orang. Industri Kelapa Sawit juga menjadi penyumbang devisa terbesar negara. Indonesia bersama Malaysia menyuplai 85% minyak Kelapa Sawit dunia. Selain itu industri Kelapa Sawit juga mendorong perkembangan UKM, menyalurkan dana CSR ke masyarakat sekitar, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk kawasan pedesaan, hal itu membuat Kelapa Sawit turut serta sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan Indonesia.

Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit (sumber gambar)

Penulis menanalogikan hubungan Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup sepeti hubungan antar manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Meskipun dalam realitanya, hubungan itu tidak terlepas dengan konflik.

Begitu pula dengan hubungan antara Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup di dunia ini. Dalam satu hari saja kita pasti menggunakan produk olahan Sawit. Mulai dari pasta gigi, sabun, sampo, roti dengan margarin, mencuci dengan detergen, sampai memakai alat kosmetik yang mengandung campuran bahan minyak Kelapa Sawit. Benda-benda tersebut sangat dekat dengan kita, jadi apakah kita bisa hidup tanpa Sawit?

Jika pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit itu memerhatikan komposisi lahan yang digunakan, kerusakan lingkungan dapat dicegah.  Berdasarkan penelitian, perkebunan Kelapa Sawit dilakukan di 43% lahan terlantar atau 27% hutan produksi yang terdegradasi. Bila hal itu dilakukan tentu saja tidak akan mengganggu ekosistem yang lain.

Saat ini pemerintah berupaya untuk menciptakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan diharapkan mampu menjadi energi alternatif demi mengurangi emisi gas rumah kaca. B20 adalah bahan bakar hasil pencampuran 80% solar dengan 20% biodiesel berbahan dasar nabati seperti sawit.


Kelapa Sawit untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan (sumber gambar)

Namum, disamping upaya pengembangan energi terbarukan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa  pembukaan lahan industri perkebunan Kelapa Sawit yang tidak memerhatikan komposisi lahan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menambah gas efek rumah kaca.

Sebenarnya yang menjadikan kontroversi mengenai lahan Kelapa Sawit dengan isu lingkungan hidup adalah manusia itu sendiri. Ada saja pihak-pihak yang tidak memerhatikan lingkungan demi keuntungan komersial. Padahal sebagai makhluk yang berakal dan berbudaya, hal yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah pengendalian diri.

Pengendalian dalam menggunakan sumber daya alam dalam hal ini adalah Kelapa Sawit, pengendalian dalam membuka lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit, pengendalian dalam menggunakan bahan olahan dari Kelapa Sawit,  dan pengendalian diri lainnya yang mendukung pengolahan Kelapa Sawit yang baik dan ramah lingkungan.

Mari menjadi manusia yang baik, manusia yang menjadikan sawit yang baik pula. Sawit yang kuat untuk Indonesia yang Hebat.

Sekian


Magelang | 11 September 2019 | K