Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label THOUGHT

Mendefinisikan ‘Bahagia Dengan Caraku Sendiri’ Adalah Sebuah Hal Yang Membingungkan

Ketik hapus ketik hapus ketik hapus, itu yang aku lakukan saat memulai tulisan ini. Tenggat waktu untuk ikut serta dalam Lomba Blog Satu Persen tinggal satu hari lagi. OMG, aku bingung mau nulis apa. Mengawali tulisan dalam sebuah blog adalah salah satu hal yang membingungkan, yah seperti ini karena aku bingung makanya kumulai pembukaan tulisan dengan tema “ Bahagia Dengan Caraku Sendiri ” ini dengan mendefinisikan apa yang aku bingungkan. sumber gambar Bahagia Apa itu Bahagia ? Aku jarang memikirkan apa itu bahagia karena lebih sering merasakannya bukan mendefiniskannya. Jadi kalau disuruh mencari tahu arti bahagia secara terminologi atau etimologi bisa temen-temen cari tahu di google yaa. Menurut Wikipedia, para filsuf dan pemikir agama mengemukakan bahwa kebahagiaan tidak hanya sekadar emosi tapi juga berhubungan dengan teori kebaikan dalam hidup. Yaps, aku setuju. Menurutku salah satu cara menjadi bahagia adalah dengan berbagi. Berbagi dalam bentuk m

Mendefinisikan Rindu

Memakai ilustrasi dari poster Spring Day BTS karena lirik lagunya ada kata-kata bogoshipda artinya aku rindu Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang –orang baik yang saya temui di tahun dua ribu sembilan belas. Ohya disclaimer dulu, “kata ganti orang pertama tunggal” di pikiran saya lagi agak roaming, jadi ditulisan ini mungkin bakalan campur aduk antara “saya” dengan “aku”. Sebuah suara berkata : apakah itu menjadi masalah? Aku : IYA, Masalah banget, heuheu (-.-)” Lanjut ~ Kalau salah satu ukuran untuk mengapresiasi sebuah moment pertemuan adalah dengan membagikan foto-foto atau video kebersamaan dengan keluarga, teman, atau orang-orang yang ditemui di lini masa, saya menyadari bahwa saya kurang dalam hal itu. Saya amat menyadari bahwa saya jarang sekali membagikan momen saya dengan keluarga, teman-teman, atau orang-orang yang saya temui. Dan saya juga menyadari bahwa yang seperti saya kayak gini juga gak sedikit, tapi yang berkebalikan juga lebih banyak. Tadi

Married is A Prank

DISCLAIMER : semua yang di tulis disini hanyalah pendapat pribadi, kalau tidak setuju tidak masalah, kalau mau memberi saran dan kritik silakan di kolom komentar, enjoy (^o^)' Ini menurutku aja sih, pernikahan adalah sebuah prank yang kamu ciptakan sendiri. Kata mbak di tempat kerjaku, meskipun sudah bertahun-tahun pacaran, sifat asli pasangan itu benar-benar akan ketahuan setelah menikah. Ibaratnya waktu pacaran itu 40% yang kelihatan, nah 60% -nya itu waktu udah menikah. Rencananya mau foto tangan aku sama kamu tapi aku sadar diri kamu-nya belum ada :) Makanya, seperti yang aku bilang diawal, pernikahan itu ibarat sebuah prank yang kamu ciptakan sendiri, dimana kamu “menjebak” orang untuk ikut masuk dalam permainan itu. Jebakannya seaneka ragam sifat dan perilakumu atau sifat dan perilaku dia yang  tersembunyi. Pada akhirnya, permainan saling menjebak itu akan berakhir menyenangkan atau mengenaskan, yang bisa merasakan hanya mereka. Dulu, waktu masih jadi bucin,

Menggambar, Mental Issue, dan Menikah

Di tahun 2019, persoalan mengenai menggambar, mental issue, dan menikah memberikan cukup banyak ilmu dan sudut pandang baru. Ketiga hal tersebut yang juga kadang menghiasi masa kegalauan ku. Supaya lebih mudah, ku akan menjelaskan kedalam tiga bagian MENGGAMBAR Diawali dengan kegalauan perihal menggambar. Sejujurnya, di tahun 2018 aku melihat sebuah postingan “dakwah” yang menurutku menakutkan, membuatkan ku berpikir ulang apakah aku akan meneruskan kegemaranku untuk menggambar. Seiring berjalannya waktu, setelah mencari lebih dalam mengenai “dakwah” tersebut, perasaan ini sedikit lebih lega. Pelan-pelan, ku bangun lagi kepercayaan diri untuk menggambar. Kemudian di awal tahun 2019, salah seorang teman dekat yang sudah “hijrah” bercerita padaku kalau dia habis mendengarkan ceramah tentang gambar-menggambar. Nasihatnya tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku dengar dulu. Mungkin karena aku belum memiliki pondasi prinsip yang kuat untuk mempertahankan keinginanku untuk

Menjadi Manusia, Menjadikan Sawit yang Baik

Menjadi manusia tidak lepas dari berbagai macam kontroversi. Banyak permasalahan dalam hidup ini yang membuat kita selalu bertanya apakah yang kita lakukan sudah benar, sudah bisa diterima orang lain dengan baik dan  tidak menyakiti pihak lain, atau malah apa yang kita lakukan adalah salah, mendapat banyak sindiran bahkan sampai menyinggung dan menyakiti orang lain. sumber gambar Pun begitu dengan Kelapa Sawit, sudah berapa banyak kasus yang disebabkan oleh tumbuhan industri yang tergolong famili palmae ini. Banyak masalah terkait kelestarian lingkungan hidup yang disebabkan oleh perkebunan Kelapa Sawit. Pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Kebakaran hutan yang menyebabkan beberapa daerah di Pulau Borneo dan Pulau Sumatra terkapar asap yang menghalangi pemandangan. Penelitian mengatakan bahwa perkebunan sawit bukan penyebab utama deforestasi. Kelapa Sawit hanya menyumbang 8% persen dalam penurunan kuali

Tulisan Marisa Sugangga di Tumblr

Pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Tidak akan pernah sempurna. Di balik senyumnya yang manis dan tegar, pastilah ia menyimpan raut wajah yang sebenarnya tidak ingin kamu lihat. Di balik pembawaannya yang begitu berwibawa, terkadang ia menyimpan pembawaan yang membuatmu tidak bisa menerima keberadaannya di sisimu. Di balik kepopulerannya, ia menyimpan seribu misteri yang tidak ingin orang lain tahu, bisa jadi walaupun itu untuk berbagi dengan dirimu. Tutur katanya yang manis dan sopan, terkadang ia hanya khilaf untuk berkata kasar ataupun tidak sengaja menyakitimu. Tatapan yang hangat pada nantinya menjadi tatapan kosong yang penuh tanya. Ya, pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Berekspetasi tinggi hanya akan membunuh hal baik yang telah dilakukan pasanganmu. Sebisa mungkin, ingatlah untuk menyentuh bumi, agar kamu selalu ingat apa hal-hal baik kecil yang telah dilakukan oleh pasanganmu. Jatuh cinta itu, seperti di tengah samudera. Terpukau, te

Kita Yang Baru

Tulisan di Tumblr yang di-reblog kesini karena tumblrnya dihapus. Sebuah tulisan dari masa pencarian jati diri di masa lalu ~ Akhirnyaaa, setelah mendapat stimulus dari hasil stalking beberapa catatan orang orang yg mau bikin revolusi di tahun 2014, menghasilkan respon ini. agak terlambat hampir satu bulan tapi ah sudahlah. Jadi sudah sejauh mana aku, kamu, dan kita mewujudkan keinginan di tahun kemaren, duh, gegara sering kebanyakan dengerin pandangan orang yg negatif jadi bikin down. Agaknya kita harus menghindar dan menutup telinga dr status2 yg mengeluh, krn seperti semangat, mengeluh jg menular. Mengingat bagaimana aku, kamu, dan kita kemarin, rasanya lucu bin ajaib. Tugas tugas yg berjibun, dosen yg selalu itu itu saja, kegiatan2 yg harus tepat deadline, surat surat yg sering salah, keinginan untuk selo dan harapan untuk dolan, galau antara semangat dan lelah, keinginan untuk tetap mempertahankan dan memperjuangkan seseorang, seduaorang, setigaorang, dan seberapa byk

Jejak Digital

MIKIR EPISODE SATU Mau cerita panjang lebar dulu sebelum masuk keintinya, karena sejujurnya ini curhat berkedok mikir, haha. ======= sumber gambar Cerita pertama datang dari negara yang melahirkan idol-idol, ada sebuah agensi yang akan mendebutkan grup penyanyi beranggotakan laki-laki. Kalau grup ini jadi debut, ini akan menjadi grup laki-laki pertama dari agensi ini. Pada sekitar akhir bulan Februari, anggota grup pertama dirilis. Seorang anak laki-laki yang sebelumnya sudah terjun didunia idol dan bergabung dengan sebuah grup project yang cukup terkenal namun sudah habis masa kontraknya sehingga dia harus kembali ke agensi asalnya. Satu minggu kemudian, agensi merilis anggota kedua. Dia seorang anak laki-laki yang sudah bertahun-tahun menjadi traine idol dan mengikuti banyak ajang survival idol tapi belum berkesempatan untuk debut. Minggu ketiga wajah baru muncul lagi. Dia adalah seorang traine idol di agensi itu, tapi wajahnya sudah dikenal didunia m

Mukadimah untuk Menu Amor

Aku kepikiran untuk membuat pages ini setelah baca tulisan Masgun dalam buku Menentukan Arah karya beliau dengan istrinya. Tulisan itu jadi bikin aku sadar diri bahwa untuk menuju fase tersebut diperlukan persiapan fisik dan psikis, dan ilmuku tentang fase itu masih jauh dari kata cukup.  Jadi sembari mengisi hari-hari jombloku supaya lebih berfaedah, pages ini bertujuan sebagai ladang untuk belajar tentang fase dua insan yang menjalin kasih. Mungkin kedepannya akan ada beberapa tulisan yang so uwu dan bikin baper. So, untuk mengawalinya, sebuah tulisan yang aku rewrite dari buku Menentukan Arah karya Kurniawan Gunadi dan Aji Nur Afifah dengan judul Saya. Pasangan akan menjadi orang yang mengetahui, paling dekat, paling lama bersama, juga paling intim. Pasangan akan menjadi belahan jiwa, menjadi orang pertama yang ditemui setiap hari. Menjadi rekan dalam berjuang, menjadi sahabat, dan mungkin juga menjadi rival. Pasangan adalah orang asing yang dijadikan dekat melalui pernikahan,

Point of View

Mendapatkan ide untuk menulis ini setelah melihat begitu banyak fancam Konser Wanna One Therefore hari keempat alias hari terakhir, akhirnya masa promosi Wanna One telah selesai, para member kembali ke agensi masing-masing. Tapi tulisan kali ini nggak akan membahas tentang Wanna One, hanya saja kadang inspirasi itu datangnya nggak diduga-duga. Ini tentang ketakutan dan keresahan saya akan sudut pandang atau asumsi-asumsi yang entah itu nyata atau hanya bayangan semata.  (Btw di tulisan ini aku pakai kata ganti “SAYA”, udah nulis pakai “Aku” tapi jatohnya kok  wagu. ) Pernah tidak? Kalian melihat status, caption, atau story orang lain yang isinya keluhan mereka tentang kerjaan atau makanan atau bahkan tentang hidup , lalu kalian tetiba berpikir “nih orang kok ngeluh sih, pokoknya aku nggak mau ngeluh kayak dia, mengeluh tuh nular, aku kudu lebih semangat dari dia!” begitu kata dalam hati. Pernah nggak? Saya? Pernah.  Bermula ketika pagi ini saya scrolling story WA di daftar kontak, saya

Tentang Local Disk D dan Local Disk E

Perkenalkan namaku Local Disk D, anak pertama dari System (C) yang diberi nama Kewajiban (D) oleh pemilikku. Kapasitasku hanya 97,5 GB dengan free space 24,9 GB. Tidak banyak yang menarik dari diriku selain foto-foto majikanku. Mulai foto dari jaman merah putih, jaman cabe-cabean, sampai jaman (mencoba menjadi) anak kekinian tapi nggak pake ngrusak alam (ciyee) Aku tidak terlalu menarik untuk selalu dibuka  dibandingkan sodaraku Local Disk E. Sesuai dengan namaku, Kewajiban. Aku berisi tugas-tugas kuliah, laporan, makalah, proposal, tugas titipan teman, dan ada satu folder yang saat ini menjadi favorit majikanku untuk dibuka. Namanya “Bismillah Skripsi”.  Sejujurnya aku agak kesal dengan majikanku yang hanya membukaku jikalau butuh saja. Diskriminasi intensitas membukaku juga sangat berbeda dengan sodaraku. Majikanku mudah bosan denganku, padahal sudah kusediakan folder games walaupun isinya hanya the sims 3, kingdom amalur, dan plant vs zombie yang terakhir baru aku tahu, dua games ya

Teman untuk Pulang

Ini bukan tentang teman perjalanan pulang ke kampung halaman, bukan pula teman sekampung halaman, dan bukan pula tentang rumah teman yang dimana kamu pulang. Ini tentang teman yang selalu menjadi tempat berpulang. Berpulangnya segala cerita, berpulangnya segala kenangan, berpulangnya segala keinginan untuk kembali bersama. Aku heran dengan pertemanan kita. Sebagai manusia yang tidak sempurna kita bukan juga teman yang sempurna. Kadang bahkan sering kali kita datang ketika aku butuh kamu atau kamu butuh aku. Namun ini sudah terjalin cukup lama dan kita nyaman-nyaman saja dengan gaya pertemanan ini. Kita jarang bersua dengan emoticon kiss atau hug di dunia maya, yang memperlihatkan betapa dekatnya kita, aku pun jarang memperhatikanmu bilamana kubaca status facebookmu seperti sedang dirudung masalah. Aku pikir kita sama-sama tahu, bila kamu butuh aku, kamu harus kemana. Aku heran gaya pertemanan kita, aku heran jenis pertemanan apakah kita? Kita jarang saling sapa di dunia maya, kita jara

In Nonfromal Education We Trust

Hari ini super sekali teman-teman, kita dapat motivasi banyak banget dari orang-orang yang hebat. Dari tadi setelah selesai kuliah keaksaraan, aku dan teman-teman yang ikut dalam pendampingan belajar mandiri di kali code, mengadakan rapat guna membahas komitmen kita dan ketepatan waktu untuk datang mendidik anak-anak di kali code. Yah, pertama ditanya dulu kesan-pesan pertama, dan tanggapannya positif semua. Sebagian ada yang prihatin dengan kondisi nilai pelajaran anak-anak yang jauh dari kata memuaskan, kalo aku sih alasanya supaya dapat pengalaman ngajar dan biar nggak selo. Sungguh, selo itu membosankan kalo cuma glundang-glundung di kamar nggak jelas, nggak punya kerjaan. Hehe Nah, dari situ kita punya tekad buat menjadikan anak-anak di kali code itu menjadi anak yang semangat belajar, masyarakat di dusun parakan itu sudah percaya banget sama kita. Kalo denger ceritanya dari temen-temen yang ikut pada saat pembukaan pendampingan belajar mandiri itu, masyarakat d

5 Centimeter

Ditulis pada hari Selasa, 13 Desember 2012 pukul 12:11. Kemudian ku edit pada hari ini tanggal 30 September 2020, karena ditampilan blog depan tulisan deskripsinya tidak muncul, dan ngedit HTMLnya bikin saya bingung, so yaa. Happy Reading ~ satu hari setelah premiere  5 CM,  satu jam setelah ujian  dua jam setelah ngantri :D  hari ini untuk pertma kalinya gue ngantri buat nonton dibioskop. Gue ngantri dari jam 11.30 sampe sekarang jam 12.13 masih diluar studio. Panjang banget neh antrian. Yah, namanya jg film baru premier. Gue mau nonton 5cm neh. Waktu menunjukkan pukul 12.49, ceritanya gantian ma temen gue neh buat ngantri. Perjuangan buat nonton 5cm neh. Buagusss :-D Nggak nyesel gue ngantri selama 2 jam dg cara gantian ma temen2 gue. Filmnya keren abis, menurut gue film itu cocok kalo dtayangin pas 17 agustus. Soalnya dlm film itu, dkisahkan perjuangan 5 orang sahabat dengan cinta segi 4 yang berjuang mendaki puncak tertinggi di Jawa, Mahameru. Dan setelah mere