Tampilkan postingan dengan label BOOK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BOOK. Tampilkan semua postingan

31 Agustus 2021

AKU BUKANNYA MENYERAH, HANYA SEDANG LELAH - BAGIAN 1

Agustus 31, 2021 0
Menggugurkan kewajiban dibulan Agustus untuk setor tulisan di blog ini. Berisi kutipan kalimat dari buku "Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah" karya Guel Bae Woo



Bagian 1 - Kau Pasti Bisa Mewujudukan Banyak Hal, Meski Harus Jatuh Bangun Berulang Kali  

Aku ingin terus berusaha keras, sampai batas akhir kemampuanku, bukan sampai batas yang dibuat orang lain, agar tak menyesali apa pun dikemudian hari (hal 30)

Sebenarnya, usaha yang kau lakukan dengan keras sampai membuatmu ingin mati adalah usaha yang akan membuatmu tetap hidup ( hal 33)

Dalam hidup ini, siapapun pasti mendapat momen saat ia harus bersungguh-sungguh. Untuk dapat mencapai kesungguhan dalam hidup, seseorang harus mempercayai dirinya sendiri dari awal sampai akhir. (hal 36) 

Aku membutuhkan waktu sendirian, aku akan kembali setealh menata pikiranku. (hal 41) 

Jika dikemudian hari kau lelah lagi, aku menyarankamu untuk tidak menghadapinya dan kembali meluangkan waktu untuk sendirian. Jika tidak bisa sendirian dalam waktu yang lama, menyendiri sebentar pun tak apa. Dengan begitu, kau akan bisa melihat dengan jelas apa yang tadinya tak bisa kau lihat dan bagaimana cara mengatasinya (hal 44) 

Bisa jadi, waktu istirahat terbaik untuk dirimu yang lelah dengan hubungan manusia adalah dengan tidak bertemu siapa pun. (hal 45) 

Orang yang hidupnya hanya bergantung kepada orang lain, akan merasa cemas ketika mengalami kesulitan karena tidak tahu apakah ia akan mampu menghadapi kesulitan itu sendirian. Ia akan hidup tanpa mendapat kesempatan bertumbuh sendiri. (hal 50) 

Semua terserah kepadamu. Lakukan sesuka hatimu.Namun, pilihan datang dengan tanggung jawab. Jika kau tidak mau bertanggung jawab atas pilihanmu, tidak apa jika kau tak memilih. Karena itulah yang kau inginkan untuk dirimu sendiri. (Hal 54) 

Ada hari-hari yang terasa sulit, ketika aku hanya ingin merasa bahagia. Ada hari-hari saat aku tetap terluka meskipun sudah berusaha yang terbaik. Ada hari-hari ketika kau merasa cemas dan lelah sepanjang hari, hanya karena memikirkan sesuatu yang tidak ingin ku lakukan. Ada hari-hari aku merasa kesal ketika ingin segera kabur, tetapi aku adalah orang yang paling mengerti bahwa aku tidak bisa kabur begitu saja. Ada hari-hari aku merasa menyesal setelah mengatakan sesuatu yang sangat keterlaluan kepada seseorang. Itu adalah hari-hari yang sulit bagiku. Hari yang benar-benar sulit karena aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk bahagia di masa depan. (Hal 59) 

Apa yang kau pikirkan hingga bisa membuatmu bertahan melewati kesulitan hari ini? (hal 73) 

Alasan kita mau menunggu lampu lalu lintas adalah karena kita tahu bahwa warna lampunya akan segera berubah. Jadi, bertahanlah meskipun sulit, karena itu akan segera berubah. (hal 77)

Kalau kau menyerah sebelum berusaha karena mengira kau tak mampu, kau akan hidup tanpa melakukan apa-apa. Mampu atau tidaknya dirimu, hanya bisa diketahui setelah kau berusaha. Jadi, berusahalah agar kau tidak menyesal nanti. (hal 85)

Ketika kau sudah memilih tapi ternyata tidak tepat, kau masih bisa memilih yang lain. Jangan khawatir. (hal 88) 

Keinginan untuk selalu berhasil dalam segala hal, akan membuatmu lelah. Keharusan untuk berhasil, juga membuatmu sulit mengekspresikan penderitaan. Karena itulah kau kesepian. (hal 106) 

Intinya, orang yang sedang merasa tidak bahagia, akan menyesali banyak hal di masa lalu atau mengkhawatirkan banyak hal di masa depan. (hal 109)

Semakin bahagia dirimu saat ini, dan semakin fokus dirimu dalam melakukan sesuatu, semakin sedikit pula penyesalan masa lalu yang kau miliki dan semakin sedikit pula kekhawatiran masa depan. (hal 109) 

Apakah saat ini kau bahagia? Kebahagiaan adalah emosi yang dirasakan tanpa rencana, karena itu, tak ada kebahagiaan yang sempurna. Hari orang yang selalu berpikir bahwa ia harus selalu bahagia, tidak akan pernah tenang. (hal 117) 


Selasa, 31 Agustus 2021 | K 

17 September 2019

Kutipan Buku Bulan Mei Juni Juli Agustus

September 17, 2019 2
MELANGKAH SEARAH – AJI NUR AFIFAH

Menikahlah dengan seseorang yang juga mau menikahi mimpi-mimpimu. Yang matanya berbinar ketika citamu berbinar. Yang senyumnya ikut terkembang ketika asamu terkembang.
Dalam menikah kosakata yang dikenal tidak hanya ‘manis’ dan ‘romantis’, tapi ada juga ‘adaptasi’, ‘kompromi’, dan ‘penerimaan’.

40 hari Tanpa Bertengkar
“Pik, nanti kalau kamu sudah menikah, 40 hari pertama enggak boleh berantem. Enggak boleh marahan sama sekali.”
“Sama sekali. Meskipun kamu harus menangis-nangis menahan emosi, tahan. Jangan diluapkan. Jangan sampai kamu berkata-kata yang enggak baik, jangan sampai ribut-ribut. Diam saja, tahan. Sampai 40 hari.”
“Memangnya kenapa, Bu?”
“Nanti kamu akan terbiasa untuk meredam ego dan emosi. Ibu dulu juga diberi pesan begitu sama teman Ibu yang menikah duluan. Kata beliau, 40 hari pertama itu sedikit demi sedikit mulai terbuka kelebihan dan kelemahan pasangan, jadi harus banyak bersabar.”
“Terus kalau ingin marah gimana?”
“Jangan sampai marah, didinginkan dulu, baru diungkapkan.”

Melakukan hal yang tidak penting bersama-sama itu penting dalam merawat hubungan. Menceritakan hal yang tidak penting juga penting. Seberapa pentingnya orang tersebut bisa juga diukur lewat ketidakpentingan yang dibagi bersama.

Seni berumah tangga, sederhanakan ekspetasi, tinggikan sabar, sempitkan ego,  luaskan syukur, berhenti menuntut hak, mulailah memenuhi kewajiban. Bumikan ikhtiar terbaik kita, langitkan niat karena-Nya.


LAKI-LAKI YANG TAK BERHENTI MENANGIS – RUSDI MATHARI

Tidak pula ada larangan untuk berbeda keyakinan, karena Islam adalah agama yang merahmati seluruh alam

Islam adalah agama yang membenarkan ajaran-ajaran Taurat, Zabur, dan Injil

Tidakkah selain kelahiran, salah satu perayaan terbesar manusia adalah kematian

Andai Allah menghendaki maka segala sesuatunya niscaya akan dibuat sama dan seragam


ALLAH TIDAK CEREWET SEPERTI KITA – EMHA AINUN NADJIB

Salah stau bentuk membangun kebencian adalah suka menyesat-nyesatkan orang. Menuduh orang sesat, tapi tidak menunjukkan jalannya.

Jangan terlalu cemas menghadapi hidup. Kita pahami hidup seluas-luasnya, supaya tetap bisa bergembira agar anda tidak membenci orang yang menyakiti anda.

Jangan terlalu memikirkan hal yang seharusnya bukan tugas anda untuk memikirkannya. Jangan mengkhawatirkan hal-hal yang sudah dijamin oleh Allah, Al Rahman Al Rahim

Semakin tinggi kecerdasan dalam bersyukur, semakin  indah hidup ini. Sesuatu yang awalnya terasa tidak enak akan jadi indah jika dimaknai dengan rasa syukur.

Tanda kedewasaan dan kependekaran adalah kalau seseorang sudah rela melakukan sesuatu yang dia tidak sukai atau rela tidak melakukan sesuatu yang dia sukai.

Ketika kita mempersepsikan bahwa belajar itu harus dalam institusi resmi, itu sama artinya dengan kita membatasi diri sendiri.

Sumber kesehatan nomor satu adalah tidak berpikir curang. Orang yang sehat akan berpikir jujur. Begitu curang, saraf anda jadi kacau dan susunannya jadi rusak.

Kalau tidak ingin mati, gampang, tidak usah hidup. Kalau tidak hidup anda bebas dari kematian.

Orang Islam itu omongan dan tindakannya membuat semua orang merasa aman. Itulah orang Islam.

Allah itu melihat hatimu, tidak melihat kebenaranmu. Kebenaran anda tidak bisa menemukan kebenaran sesungguhnya. Maka, jangan anda mempertengkarkan kebenaran.

Kebenaran letaknya bukan pada perilaku, tapi dalam diri kita. Output kebenaran adalah kasih sayang dan akhlak yang baik – akhlakul karimah. 

Hidup adalah mengalahkan diri sendiri

Yang bikin kita sakit, sedih, atau cemasitu karena kita menuntut.


MERASA PINTAR, BODOH SAJA TIDAK PUNYA – RUSDI MATHARI

“Sebulan yang lalu? Setahun yang lalu? Sejak mulai kamu lahir, kamu ingat berapa kali kamu berak dan kencing?”
“Sampean juga nggak ingat toh Cak?”
“Seperti itulah ikhlas”

Wahai Sulaiman, menangkap dan memenjarakan iblis tidak akan mendatangkan kebaikan pada manusia, karena manusia menjadi tidak bergairah beribadah dan mencari nafkah.

Salatmu dan sebagainya adalah urusanmu dengan Allah, tapi Sarkum yang yatim dan ibunya yang kere mestinya adalah urusan kita semua.

Lewat musibah, mereka seharusnya menyadari, diri mereka fakir. Tidak punya apa-apa. tidak punya daya kekuatan apa pun di hadapan Allah.

“Semua keinginanmu itu pada dasarnya nafsu, Gus. Ia meletup-letup di dadamu. Marah. Dengki. Dendam. Malas. Bosan. Ingin berbuat baik. Ingin beribadah. Dan sebagainya semuanya nafsu, Gus.”
“Kok beribadah nafsu, Gus?”
“Ya, bila kamu tak tahu untuk apa dan siapa ibadahmu. Bila kamu hanya ingin pamer dan dipuji, termasuk dipuji oleh dirimu sendiri yang orang lain tidak mengetahuinya kecuali dirimu sendiri.”

Manusia diminta mematikan terlebih dulu nasfu-nafsu mereka sebelum jasab mereka mati. Setidaknya agara nafsu mereka pernah merasakan kematian.

Benar, kalian mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, tapi justru karena kesulitan itulah sedekah kalian menjadi luar biasa. Sangat istimewa.

Berwudu yang sebenarnya adalah memberi maaf. Memadamkan api kemarahan dan kebencian. Percuma kalian berwudu seribu kali, tapi hati kalian tidak memaafkan. Hanya muka kalian saja yang merasa sejuk, tapi hati kalian terus merasakan panas didera kebencian.

Sekian

Borobudur, 16 September 2019 | K

27 April 2019

Buku Bulan April

April 27, 2019 0
Hai hai, review Bulan Buku akhirnya memasuki episode keempat, haha. Bulan ini aku meniatkan untuk membaca buku yang lebih berfaedah dari bulan kemarin, dan Alhamdulillah buku bulan ini Insya Allah bermanfaat, kekeke ~ 


MENENTUKAN ARAH - KURNIAWAN GUNADI DAN AJI NUR AFIFAH 

Sejujurnya dulu waktu pertama kali buku ini terbit, aku nggak begitu minat ingin memiliki, walaupun yang ngarang adalah salah satu penulis favoritku, alasannya simply but so childish, soalnya beliau mau nikah, jadi aku kayak merasa kehilangan gitu, padahal memiliki saja tydaa ~ wkwkw 

Sebagai pengikut dari jaman tumblr waktu belum kena issue blokir, waktu beliau mulai merintis buku pertamanya Hujan Matahari yang sesuai banget sama orang yang lagi mengalami QLC (quarter life crisis), tulisan-tulisan beliau ini mengena sekali yorobun ~

Tapi semua itu berubah, sejak negara api menyerang, dan pertanyaan-pertanyaan yang semula biasa saja  menjadi semakin annoying karena kerap ditanyakan, hahaha


sumber gambar google


Kalau bukan pertanyaan yang diatas ya “Udah punya calon belum?”. 

Terus aku jadi mulai mikir deh, soalnya yang tanya saudara sih, kalau orang lain mah bodo amat, ini sodara beberapa kali tanya dan ngasih wejangan-wejangan juga. Lalu aku semakin mikir dan akhirnya memutuskan untuk beli buku ini. Soalnya kata orang dan kata di goodreads ini cocok untuk nambah ilmu pranikah ~ wkwkw

Setelah baca buku ini, bukannya jadi pengen cepet-cepet nikah tapi malah jadi  mikir, hmm… ternyata banyak banget hal-hal yang butuh dipelajari sebelum meniqaa yorobun ~

Isi buku ini adalah kumpulan tulisan dari kedua pasangan yang dipersatukan pada bulan September tahun 2016. Buku ini juga digunakan sebagai souvenir untuk pernikahan mereka. 

Berisi tentang pemaknaan-pemaknaan dua insan ini akan pernikahan. Keduanya seakan berkontemplasi dalam mencari arti sesungguhnya dari sebuah pernikahan. Dari buku ini, kita dapat menambah wawasan mengenai apa-apa yang harus dipersiapan dalam menyambut pernikahan. Tidak hanya tentang pasangan atau perayaan tapi  yang lebih penting adalah apa tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dari sebuah pernikahan, dan hal itu penting untuk  didiskusikan sebelum meniqaa ~

Kalau yang aku tangkep dari buku ini, ibaratnya pernikahan itu seperti perjalanan ke sebuah kota A. Sebelum ke kota A  kita harus menentukan mau naik angkutan yang mana, arahnya angkutan ini sama nggak, dengan tujuan perjalanan kita. Tanya sama orang atau supirnya ini angkutan bener atau nggak menuju kota A. Jangan sampai asal naik, terus pakai alas an “lihat gimana nanti atau yang penting jalan dulu”,  lalu setelah jalan baru sadar kalau arahnya bukan ke kota A terus akhirnya turun dijalan. Huehue ~

Gaya tulisan dalam buku ini seperti catatan harian dengan diksi yang apik dan cukup membuat kita menganggukkan kepala seolah setuju dengan cerita yang dibawakan penulis. 

Buku ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang masing-masing berisi tulisan pendek hingga panjang dari sudut pandang si laki-laki dan perempuan. Mulai dari tentang nasihat orang tua, makna pernikahan, makna berjuang, makna pencarian, makna sepakat, makna perayaan, makna pasangan, makna keluarga, makna anak, makna harta, makna rumah, menentukan arah, hingga jejak perjalanan keduanya sebelum akhirnya dipertemukan untuk bersama. 

Dari sudut pandang sang istri, memandang makna pernikahan sebagai sebuah kolaborasi yang paling tinggi artinya pernikahan adalah kolaborasi dua insan untuk lebih bermanfaat bagi orang-orang disekitar, pernikahan membawa dampak manfaat bagi lingkungan sekitar. Makna pernikahan yang lain yaitu pernikahan adalah komitmen yang dipegang sepenuh hari, pernikahan adalah proses belajar yang gigih, dan pernikahan adalah ibadah yang tiada pernah berhenti. 

Dalam buku ini adalah salah satu yang menjadi bagian favoritku yaitu di sub bagian tentang makna pasangan, judulnya Saya (klik disini untuk membaca). Ini menambah sudut pandangku mengenai pemaknaan akan pasangan. Bahwa bagaimanapun bentuk dan wataknya nanti ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah dan hanya mampu kita terima dengan segala konsekuensinya, karena kita sudah memilih dia jadi bagaimanapun kita harus bertanggung jawab dengan pilihan itu. 

Bagiku buku ini rekomen sekali untuk kita kaum fakir asmara yang sedang menunggu datangnya jodoh, wkwkwkw. Beberapa bagian dalam buku ini cukup bikin baper tapi sekaligus mikir, eh bener juga yaa. Sisakan banyak yang juga bisa mikir kayak gini Ya Allah, Amin 
Hihihi

Maka dari itu, untuk kaum jojoba yang senasib sepenanggunang, yang pengen nikah tapi masih mikir ini itu, mari kita perbanyak belajar kiat kiat menjalani pernikahan. Jadi kalau misal kamu sudah capek sekolah, capek kerja, dan pengen nikah aja, (mengutip kata-kata mas gun) nikah itu bukan menyelesaikan masalah, tapi nambah masalah, karena yang tadi masalahnya hanya datang dari satu kepala setelah menikah nambah jadi dua ~ hehehe



KOMET MINOR – TERE LIYE

Buku terakhir dari saptalogi petualangan tiga sekawan di dunia paralel, Raib Ali dan Seli. Diakhir buku Komet diceritakan bahwa tiga sekawan ini dikhianati oleh Si Tanpa Mahkota yang menyamar menjadi seorang kawan baru yang bernama Max. 

Sayangnya saat ketiga sahabat ini mengetahui bahwa Max adalah seorang penipu, mereka sudah terperangkap dalam jaring dan tak bisa bergerak. Tapi bantuan selalu datang untuk mereka yang memiliki niat baik. Dengan kemampuan konsentrasi Ali, dia berhasil mendatangkan bantuan dari seorang yang pernah menculik mereka bertiga, dia adalah Batozar si Master B. 

Dengan bantuan Master B, mereka dapat terbebas dan akhirnya bisa masuk ke portal menuju Klan Komet Minor menyusul si Tanpa Mahkota. 

Klan Komet Minor adalah sebuah klan dengan teknologi lebih canggih daripada klan-klan di buku sebelumnya. Divisualisaikan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan yang hidup Klan Komet Minor memiliki bentuk dan rupa yang aneh, seperti mikroorganisme kasat mata di Klan Bumi. 

Penduduk Klan Komet Minor merupakan nonmaden, tapi bukan hanya raga manusianya saja yang berpindah, rumah, tanah, dan lingkungan sekitar seperti satu kota juga berpindah dengan menggunakan teknik teleportasi. 

Misi mereka di Klan Komet Minor adalah mencegah si Tanpa Mahkota mendapatkan pusaka yang akan membuatnya semakin kuat demi menguasai seluruh klan. Diperjalanan, mereka bertemu dengan orang-orang yang memberikan petunjuk dimana lokasi pusaka tersebut berada. 

Pusaka tersebut berbentuk tombak. Dulu, saat si empu pusaka membuat tombak itu adalah demi menjaga keseimbangan antar klan agar tetap damai, tetapi seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menginginkan senjata itu demi kepentingan pribadi dan ambisi untuk berkuasa. 

Maka sebab itu, sang empu pusaka berniat menghancurkan pusaka tersebut dengan membagi tombak menjadi tiga bagian dan disembunyikan disuatu tempat dan dijaga oleh para pemburu.

Dalam perjalanannya, ketiga sahabat dan Master B bertemu dengan Entre, Archi, Kulture, dan Finale, mereka dulunya bekerja sebagai tim  pemburu, dan tiga diantara mereka adalah penjaga tombak itu. 

Satu persatu, Ali, Raib, Seli, dan Master B berhasil mengumpulkan bagian tombak yang terpisah, namun ditengah jalan si Tanpa Mahkota berhasil merebutnya, sehingga pertarungan antara dua kubu ini tak terhindarkan. 

Dalam buku ini juga muncul tokoh baru seperti SPR4K, ST4R, dan Ratu Calista  namun tidak ada penjelasan detail tentang mereka karena Tere Liye akan membuat cerita tentang mereka di buku terbarunya. 

Kalau kalian mengira bahwa dibuku ini akan menyelesaikan segala rahasia dari buku-buku sebelumnya, nyatanya tidak. Menurut aku pribadi, buku ini berhasil membuat tarik ulur dengan rahasia yang diungkap namun juga menimbulkan rahasia baru lainnya yang semakin membuat bertanya.

Misal tentang orang tua Ali yang bahkan Seli dan Raib tidak pernah melihatnya. Ada saat dimana Ali harus berbicara tentang keluarga dihadapan banyak orang dalam misi mendapatkan salah satu bagian tombaknya, Dia bercerita tentang seorang anak yang dilahirkan saat badai, dan orang tuanya harus meninggal, lalu dia harus  hidup dengan belasan pembantu dan berilusi kalau orang tuanya dalam perjalanan di luar negeri dan pasti akan pulang. Tidak jelas apakah cerita anak itu adalah tentang Ali atau bukan, yang jelas bahwa ada misteri tentang keluarga Ali yang tidak diungkap dalam buku ini. 

Lalu tentang garis lurus keturunan murni si Tanpa Mahkota. Semula orang berpikir bahwa Raib yang sama-sama datang dari Klan Bulan adalah keturunan si Tanpa Mahkota, tapi ternyata bukan. Ternyata keturunan si Tanpa Mahkota adalah diantara kedua sahabat lainnya.

Dibuku ini rahasia tentang orang tua Raib juga tidak diungkap dan akan diceritakan dalam buku tersendiri berjudul NEBULA. Juga tentang kucing Raib si Putih ternyata dia punya kisah tersendiri pula. Hmmm makin penasaran yorobuuuun ~ siap siap nabung untuk buku selanjutnya, wkwkwk 



MIND TRAVELER – FERBIANI EKA PUTERI

Alasan beli buku ini yang pertama karena katanya buku ini nggak akan dicetak ulang, jadi hanya ngabisin stock, lalu aku baca di goodreads juga reviewnya banyak yang bilang bagus. Buku ini pun yang mendistribusi adalah Langit-langit YK yang mana juga menelurkan buku Menentukan Arah. Jadi banyak alasan untuk membelinya, haha

Isi buku ini adalah kumpulan pemikiran, perjalanan, dan perenungan si penulis yang dibagi dalam beberapa sub bagian pertahun. Mulai dari tahun 2011 sampai 2016. Buku ini sebenarnya seperti jurnal atau diari sang penulis dalam pengamatannya terhadap hidup dan lingkungan sekitarnya.

Inti kejadian-kejadian dalam buku ini sebenarnya juga sering dialami oleh orang-orang pada umumnya, hanya saja mungkin tidak banyak yang memahami dan mengamati secara mendalam seperti si penulis.

Seperti misal, aturan tak tertulis dalam minjam motor tetangga atau temen, setelah kita pakai, kita ganti isiin bensin. Atau misal lagi jalan sama temen, mampir sana sini yang parkirnya harus bayar, yaa gantian bayar parkirnya. Entah disadari atau tidak, tapi naluri atau insting untuk “gantian berbuat baik” itu ada dalam diri manusia.

Atau kasus lain, misalnya dalam hal pertemanan. Kita cenderung berteman sama orang-orang yang sefrekuensi dengan kita. Sefrekuensi disini maksudnya kita lebih nyaman bergaul sama orang-orang yang ngomongnya “nyambung” sama kita.

Buku ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap diri sendiri, tujuannya kalau kita sudah tahu bagaimana seluk beluk diri ini, kita juga jadi lebih peka terhadap lingkungan, lebih bisa empati sama orang lain.

Memang kalau dibaca-baca, isi buku ini bersifat subyektif karena berdasar pengalaman pribadi si penulis, tapi nggak ada salahnya juga kalau terinspirasi buat lebih ngubek-ubek diri sendiri.

Beberapa tulisan di buku ini ada yang aku posting, yang menurutku “ini aku setuju banget, wkwk”. Kalau baca silakan klik link dibawah ini :

Orang-orang sefrekuensi (baca disini)
Hai Loner!? (baca disini)
Googling Aja Sih (baca disini)

Sekian



Selesai di Hari debut solonya Jinyoung, 26 April 2019  dan diedit lagi pada 27 April 2019 Hari Ulang Tahun Ibuk dan Hari pertama Fanmeeting Jinyoung di Seoul| K

Hai Loner !?

April 27, 2019 0
Tulisan karya Febriani Eka Puteri dalam buku Mind Traveler. Sebagai penunjang artikel Buku Bulan April. 


20 September 2016
22 : 37

Orang yang suka apa-apa sendiri bukan introvert, cenderung loner. Antara mandiri dan penyendiri. Tapi mereka gak kesepian. Males aja making deal/deal-deal-an ma orang lain/ bergantung ma orang/ jadi gak bebas karena terikat ini itu/ males nunggu/ males ribet.

Cenderung pribadi penuh kebebasan dan kemandirian. Mau A ya karena memang dirinya mau A. Ke B, ya karena memang dirinya mau ke B. Gak terpengaruh siapa pun, menjadi diri sendiri, bertindak sesuai hati dan pikirannya sendiri. Bukan berarti egois. Lebih ke arah gak suka kebergantungan dan menggantungkan diri kepada orang lain alias mengejar kebebasan, berarti pribadi yang tough.

Soalnya, kalau mau bareng ma orang, kita perlu deal-deal-an, perlu janjian, perlu ini itu. Banyak sekali yang kadang bikin ribet atau malah jadi memperlambat. Seperti, adanya ikatan-ikatan. Untuk sebagian orang, adanya ikatan-ikatan bikin secure karena jadi jelas, tapi buat sebagian orang malah mengekang kebebasannya, termasuk kebebasan untuk berubah arah.

Yang jadi loner ini sedikit, sedikit pula yang akhirnya memahami jalan hidup seorang loner. Loner is not lonely.


Googling Aja Sana ~

April 27, 2019 0
Tulisan oleh Febriani Eka Puteri. Di posting disini untuk menunjang artikel Buku Bulan April


21 September 2016
21 : 57

Di era digital saat ini, tak terhitung berapa kali dan berapa banyak orang yang menjawab “Googling aja. Googling gih. Coba googling.” Saat ditanya/mendapat pertanyaan.

Semakin ke sini, semakin sedikit menemukan orang-orang yang mau diajak berdiskusi, menebar ilmu dan pengalamannya, atau sesederhana menjawab pertanyaan orang-orang semaksimal mungkin sebelum nyaranin googling. 

Logikannya, orang nanya ke orang lain itu karena : (1) Dia udah googling tapi belum nemu yang dicari secara pas; (2) Percaya sama capability orang yang ditanya; (3) Kepo/urgen sesuatu, tapi gak punya waktu banyak untuk googling; (4) Senang berinteraksi langsung dengan manusia; (5) Emang orang males gak mandiri alias nanya tanpa cari lebih dulu. 

Hal-hal yang terjadi dalam perkembangan teknologi membuat rasa menghargai semakin tipis. Menghargai kepercayaan orang yang bertanya, menghargai waktu orang yang menjelaskan, menghargai momen/waktu/ruang interaksi. Apa-apa dengan mudah dijawab “googling aja sih”. Seolah-olah semua hal bisa didapat dari Google. Sedikit sekali (dari perspektif saya, bukan generalisasi) orang yang terbuka dengan interaksi langsung, diskusi nyata, saling membangun pemahaman lewat berbagai perspektif, saling menyebar ilmu, saling bertukar informasi secara langsung, dan saling sama-sama belajar. Akhirnya, orang-orang yang bisa mengakomodasi hal-hal tersebut menjadi punya nilai/value sendiri. 

24 April 2019

Orang-orang Sefrekuensi

April 24, 2019 0

Tulisan ini adalah Karya Febriani Eka Puteri dalam  buku Mind Traveler sebagai pelengkap tulisan Buku Bulan Maret. Tulisannya murni karya beliau nggak aku tambah maupun kurang satupun. Selamat membaca.

19 Desember 2014
22.06

Air jatuh berirama membasahi setiap pohon, tanah, dan bus yang saya tumpangi. Bus yang entah akan membawa saya ke mana, bertemu siapa, belajar apa, dan apa-apa lainnya. Dua jam menerawang kegelapan bias cahaya lewat jendela dengan segudang pertanyaan. Bus pun berhenti  disebuah tempat, tempat pelatihan  selama empat hari, pelatihan yang saya pun tak tahu ngapain dan tak tahu kenapa bisa ikut. Seseorang berbicara dengan suara memecah gemericik air hujan deras, memberitakan tentang pembagian kamar. Saya pun dengan spontan mengikuti rombongan entah siapa, masuk ke kamar paling pojok, sebuah ruangan dengan sepuluh kasur, lima di atas dan lima di bawah, dengan sepuluh orang yang saling asing. Saya memilih kasur di bawah tanpa memilih-milih sebelah siapa.

Meski sekamar, kami bersepuluh dalam keseharian hanya berinteraksi saat malam, yaitu selepas acara selesai, dari jam 10 malam hingga jam 1 – 2 pagi, kemudian tidur dan bangun jam 5 subuh bersiap-siap untuk kegiatan yang diawali dengan mandi air dingin di Lembang musim hujan. Teman yang posisi kasurnya di sebelah kasur saya, dia menjadi orang pertama yang saya lihat saat bangun dan menjelang tidur, selama tiga malam. Ada momen ketika kami bertatapan, lalu ketawa; ketawa untuk hal yang belum kami komunikasikan, namun sama-sama dipahami. Ya mungkin itu namanya chemistry dan satu frekuensi.

Seiring berjalannya waktu, di malam terakhir , saya menyadari bahwa sembilan teman sekamar saya ini merupakan cerminan diri saya sendiri. Si A yang rusuh, si B yang hahahihi, si C yang kritis dan mempertanyakan eksistensi Tuhan, si D yang sedikit sombong, si E yang pemalu, si F yang berantakan, dan yang lainnya. Malam terakhir itu menjadi puncak perbincangan dan diskusi, bukan tentang diskusi training hari itu, melainnya diskusi tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, beban masa lalu, harapan masa depan, dan saya mengungkapkan apa yang saya rasakan kepada penghuni kamar ini, tentang kesamaan frekuensi, satu pemikiran. Teman sebelah  kasur saya tiba-tiba ngomong “Tuhan mempertemukan orang sesuai kelompok rohnya, jadi kita ini diciptakan dalam kelompok-kelompok, yang sejenis akan dipertemukan.” Definisi satu frekuensi  versi dia. Cuma tiga malam, gak tau kenapa sayang sama sembilan orang ini, meski interaksi hanya di kala malam.

Sebulan berlalu, komunikasi tidak seintens sebelumnya disebabkan kesibukan masing-masing di kota masing-masing. Saya pun iseng stalking dan bacain tumblr dan blog satu-satu, hahaha … lalu terkejut. Ternyata bukan hanya satu frekuensi saat training saja, bahkan si ini si itu ternyata satu pola pikir, satu visi, cita-cita yang serupa; selain perilaku yang seperti cermin, pola pikir, perspektifnya pun setipe meski dengan background yang berbeda (ada psikolog, guru, ekonom, entertainer, anak informatika, anak manajemen, dari Jawa, Sumatra, dan Makasar).

Teringat perkataan Tan Malaka bahwa air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak, setiap orang berkumpul dengan jenis dan wataknya. Dari situ, saya menyadari dan berpikir tentang orang-orang yang datang dan pergi, tentang orang-orang yang bisa ditoleransi dan tidak, tentang pertemuan-pertemuan yang bikin bersyukur, tentang baiknya Tuhan yang selalu memberi teman di setiap perjalanan hidup, tentang ketenteraman, kasih sayang, kekuatan, kesendirian, dan banyak hal lainnya.


23 Maret 2019

Buku Bulan Maret

Maret 23, 2019 0
Bulan maret ini lebih banyak baca e-book, tepatnya aku kebanyakan baca fanfic dari wattpad, ( soalnya lagi nggak mood baca buku fisik. Ini moodnya lagi suka cerita yang halu bin unfaedah, daripada cerita dari buku-buku yang 'lebih kelihatan' berfaedah. 

Fanfiction adalah fiksi penggemar, yang mana penulisnya menggunakan tokoh-tokoh idola sebagai karakter dalam cerita yang ditulis. Kebanyakan yang aku baca tokohnya adalah idol kpop, tapi ada juga yang dari dalam negeri atau dari barat, tergantung kesukaan, bebaaass ~ 

Namanya juga fanfiction, ceritanya jelas fiktif atau tidak nyata alias halu semata dan jelas tidak masuk akal. Bagi penggemar komik atau manga jepang mungkin tahu dengan istilah Yaoi, Fujoshi, Uke, dan Seme, yah fanfic juga nggak jauh-jauh dari istilah-istilah diatas. 

Sejujurnya aku agak takut nulis tentang ini, takut sama pandangan orang yang bakal bilang “Wih, nggak nyangka, dia bacaannya kayak gini” atau “Wah, blablabla... Hehehe XD

Tapi karena tuntutan pekerjaan (nggak ding), karena ini dipikiran udah numpuk, dari pada nanti aku stress lalu feeling useless, demi kesehatan mental yang haqiqi, dengan langkah setengah berani, kutulislah review buku bulan ini.

Let’s read ~ 


His Mistress – XarekXX

Salah satu cerita dengan aliran Yaoi yang bukunya aku tertarik untuk baca adalah karya dari author ini. Kedepan nama authornya aku sensor, khawatirnya kalau ada yang penasaran terus  download aplikasinya, lalu baca cerita ini. Duh >.<

Kebanyakan author ini menelurkan karya dengan ciri khas M-preg alias Male Pregnan, dimana karakter utamanya adalah laki-laki berpasangan dengan laki-laki yang punya kelebihan bisa hamil. Yap, sampai disini sudah punya gambaran apa itu Yaoi?? 

Yah, meskipun dikehidupan nyata, aku juga masih nggak paham sama orang-orang yang bisa punya hubungan spesial dengan sesama jenisnya. Mungkin aku butuh baca tentang psikologi lgbt kali ya, atau mungkin ada yang mau ngasih pencerahan biar aku terbuka gitu wawasannya ~ 

Back to His Mistress.

Karater dalam cerita His Mistress ini kebanyakan disukai oleh hardshipper JinHwi. Orang-orang yang suka melihat kedekatan atau bromace diantara Lee Dae Hwi dan Bae Jin Young. Dalam cerita ini Jinyoung sebagai seorang seme yang  yang sudah memiliki istri bernama Park Jihoon seorang uke. Dua orang ini sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak, sehingga Mrs. Bae, ibunya Jinyoung alias mertuanya Jihoon, meminta Jinyoung untuk memiliki seorang Mistress atau nyonya yang rahimnya disewa untuk melahirkan anak dengan garis keturunan marga Bae. 

Disinilah tokoh Daehwi yang juga seorang uke bertugas menjadi Mistress-nya Jinyoung. Daehwi ini adalah seorang pria special yang memiliki rahim. Daehwi dipilih langsung oleh Mrs. Bae karena beliau tahu bahwa Daehwi bisa hamil, alasan lainnya karena Jinyoung adalah seorang homoseksual yang hanya mau berhubungan dengan sesama jenisnya. Jadi dengan terpaksa, Jinyoung menerima Daehwi sebagai Mistress-nya, kenapa terpaksa? Soalnya Jinyoung cinta banget sama Jihoon. Jihoon tahu kalau mertuanya mau mencarikan mistress, tapi dia tahunya mistress-nya adalah seorang wanita bukan pria. Jadi meskipun Daehwi dan Jihoon sering bertemu karena Daehwi kerja di kafe yang sering didatangi Jihoon, Jinyoung dan Daehwi tetap merahasiakan hubungan mereka. 

Sampai akhirnya setelah beberapa kali Jinyoung dan Daehwi bertemu, muncullah benih-benih asmara diantara mereka. Namun disaat itu pula, muncul keajaiban bagi Jihoon, akhirnya dia bisa hamil. Nah lho, terus gimana nasib Daehwi? 

Sebenarnya saat berita kehamilan Jihoon, Daehwi juga sudah hamil, cuma dia nggak mau ngasih tahu Jinyoung. Akhirnya dia bilang kalau lebih baik, Jinyoung kembali ke Jihoon, karena Jihoon lebih membutuhkan Jinyoung daripada dia. Karakter Daehwi disini seperti macam tokoh protagonis yang gemar mengalah –orang-orang yang suka bilang “aku nggak papa kok”- 

Nah disinilah Jinyoung mulai galau. Jujur sebenarnya perasaan dia ke Jihoon udah nggak sama dulu lagi. Rasa yang pernah ada kini telah tiada, perasaan cintanya lebih besar ke Daehwi, tapi di satu sisi dia nggak mau ninggalin Jihoon, soalnya dia sadar udah banyak ninggalin Jihoon juga. 

Sampai pada suatu hari, Jinyoung memutuskan untuk tetap bersama Jihoon, tapi dia tetap nggak bisa hidup tanpa Daehwi, hatinya udah jadi milik Daehwi. Dengan terpaksa, pada hari itu mereka berdua berpisah. 

Diakhir cerita Jinyoung dan Daehwi akhirnya bisa bertemu, tapi itu bukan pertemuan yang menyenangkan karena akhirnya Jinyoung meninggal dunia. Jadi selama ini, dia hidup seperti zombie. Sejak perpisahannya dengan Daehwi, memang dia kembali hidup dengan Jihoon tapi dia nggak bahagia. Jihoon yang akhirnya tahu penyebabnya adalah Daehwi pun, nggak bisa berbuat banyak, soalnya disatu sisi dia juga nggak mau kehilangan Jinyoung. 

His Mistress adalah cerita bersequel. Authornya sengaja mengakhiri buku ini dengan ending yang nggantung soalnya dia bikin buku lanjutannya dengan judul His Comfort. Dibuku kedua ini akan dijelaskan kejanggalan-kejanggalan dari cerita sebelumnya. 

Review ini aku hanya menuliskan garis besar ceritanya saja, didalam sebenarnya masih banyak konflik nggak hanya antara Jihoon, Jinyoung, dan Daehwi tapi konflik dengan tokoh-tokoh lainnya. Penulisnya ini menurutku pintar dalam mempermainkan perasaan para pembaca, ceritanya sering membuat mood naik turun, dan nggak jarang banyak pembaca yang berkomentar menebak kelanjutan dari ceritanya.

Ciri khas dari penulis ini, selain hobi bikin M-preg, unsur dalam ceritanya sering banget mengandung unsur abusive dan harassment. Tapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, jadi segala sesuatu yang berbau kata kasar, bagiku nggak terlalu familiar tapi masih bisa dipahami. Karya-karya dia jadi salah satu favorit aku kalau lagi buka wattpad, soalnya bisa sekalian belajar nambah vocab, hehehe ~




How Come? – AsXXXX

Buku kedua masih tentang fanfic, tapi kali ini lebih normal. Karena pemeran dalam cerita ini sesuai dengan kodratnya. Yah, walaupun masih halu karena pemeran laki-lakinya pakai tokoh BTS Park Jimin, sedangkan pemeran perempuannya adalah Ryu Keira, kalau sama penulisnya, tokoh Ryu Keira ini divisualisakan oleh model korea yang aku nggak tahu namanya. Mungkin mbak-mbak ulzzang ~ 

How come bercerita tentang dua orang yang menikah karena suatu motif tertentu, bukan karena cinta atau kasih sayang tapi karena kebutuhan yang mendesak yang menyebabkan mereka harus menikah. Ceritanya Keira datang ke dokter, setelah diperiksa ternyata dia mengidap penyakit tumor entah kanker payudara, yang menyebabkan dia harus operasi, tapi penyakitnya masih belum parah jadi kemungkinan bisa sembuh. Tapi juga nggak jamin, bibitnya tidak akan tumbuh lagi. Sehingga si dokter yang bernama Dokter Ae, menyarankan agar setelah operasi, Keira segera menikah dan punya anak. Soalnya dengan menyusui, itu bisa mencegah pertumbuhan sel-sel penyakit tersebut. Dokter Ae pun bahkan menawarkan calon suami bagi Keira. 

TMI : Kata si penulis, ide cerita tentang penyakit ini terinspirasi dari kerabatnya yang ngalamin hal yang serupa. Lalu aku cari di google tentang benar atau enggaknya. Dan ternyata memang ada penelitian yang bilang kalau dengan menyusui bisa menurunkan resiko kanker payudara, salah satunya adalah dengan menyusui artinya sel-sel payudara memproduksi susu setiap waktu sehingga membatasi kemampuan sel-sel payudara untuk berbuat menyimpang. Info selengkapnya di hellosehat.com (klik disini untuk membaca)

Batinku, wah aku menemukan kefaedahan dalam cerita yang tidak berfaedah, wkwkw  

Keira bingung harus gimana, soalnya belum ingin menikah. Dia masih 23 tahun dan merasa masih muda, masih banyak yang ingin dia kejar, tapi dia juga mikir tentang masalah kesehatannya. Kemudian saat dokter dan pasien ini sedang berdiskusi, datanglah Park Jimin yang tak lain adalah putra Dokter Ae yang ternyata dia yang akan dikenalkan pada Keira. 
Dari situ keduanya mulai muncul rasa ketertarikan. Dan akhirnya mereka menikah. End







Nggak ding ~ hehe

Konfliknya bukan disitu. Masalah utama ada dalam keterbukaan diantara dua pasang ini. Tak butuh waktu lama untuk mereka saling jatuh cinta meskipun dengan pernikahan yang sedikit “dipaksakan”, karena siapa yang mampu menolak pesona seorang Park Jimin.

Masalah muncul ketika seorang kawan Keira bilang kalau dia mengenal Jimin karena dia pernah magang atau bekerja di perusahaan game yang dipimpin oleh Jimin. Jadi kalau tadi belum aku ceritakan, pekerjaan Jimin adalah seorang pembuat game yang sangat populer dan beberapa kali memenangkan penghargaan.

Teman Keira ini bilang kalau orang-orang di perusahaan game ini ikut sebuah komunitas rahasia, yang mana dalam komunitas ini orang-orangnya akan saling bertaruh dalam sebuah permainan yang bernama “How Come”. Keuntungannya apa sih yang didapat dari taruhan ini? Tantangan dan Kepuasan. Katanya kalau udah masuk dalam permainan ini, orang-orang didalamnya akan ketagihan dan nggak mau berhenti bermain.

Yang membuat Keira ini menjadi mempertanyakan pernikahannya dengan Jimin adalah karena teman Keira ini bilang, kalau para developer game dalam komunitas ini rela melakukan apa aja demi gamenya. Misal dia ingin bikin game tentang pernikahan, ya dia bela-belain buat nikah untuk bisa mendalami seluk beluk pernikahan yang nantinya akan diaplikasikan pada game buatannya. Dan itulah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga Keira.

Awalnya Jimin nggak mau terbuka ketika masalah ini terkuak, tapi karena keduanya saling mencintainya akhirnya terbongkarlah rahasia Jimin. Hal yang dipertaruhkan pun membuat Keira syok dan tidak menyangka Jimin akan melakukan ini. Ada tiga hal yang dipertaruhkan dalam permainan How Come ini, yaitu Benda kesayangan paling berharga, Saham perusahaan, dan Nyawa orang yang paling dicintai. Dan tak lain tak bukan, Jimin mempertaruhkan nyawa istrinya sendiri kedalam permainan ini. Apakah Jimin berhasil dalam permainan taruhan ini? Atau Keira akan mati?

Endingnya? Tidak terlalu menyedihkan tapi bagiku juga nggak terlalu menyenangkan. Bagiku ceritanya ini berakhir dengan sedikit membingungkan. Kok bisa ya? Bagaimana bisa berakhir seperti itu. Mirip judulnya, How Come?



Voyager – VioXXX

Fanfic yang ini menjadi salah satu favoritku, soalnya si penulis bikin cerita ini berdasarkan buku ilmiah tentang pesawat ruang angkasa tanpa awak yang namanya Voyager. Sebuah pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada 5 September 1977. Kalau berdasarkan info yang aku baca dari wikipedia, pesawat ini masih beroperasi sampai sekarang dan merupakan benda buatan manusia yang bisa mencapai jarak jauh di luar angkasa. Pesawat ini sudah sampai di orbit planet Jupiter-Saturnus. Lebih lengkapnya silakan baca di wikipedia tentang Voyager.

Cast dalam fanfic ini bersifat genderswicth (GS). Kalau dalam dunia per-wattpad-an,  pemeran dalam ceritanya ini memiliki jenis kelamin yang berkebalikan dengan jenis kelaminnya didunia nyata. Gampangnya, didunia nyata kamu itu perempuan tapi didunia fanfic sama penulisnya kamu dibikin jadi laki-laki, begitu.

Pemeran GS nya adalah Daehwi dan pasangannya adalah Jinyoung. Keduanya sama-sama bekerja di lembaga NASA, dan ditempatkan khusus untuk mengamati, meneliti, dan mencatat perkembangan dari pesawat Voyager ini. Jinyoung bertugas sebagai kepala divisi, sedangkan Daehwi sebagai sekretaris yang bertugas untuk mencatat setiap perkembangan pesawat voyager.

Format cerita ini seperti buku harian si Daehwi. Jadi disamping dia mencatat tentang perkembangan pesawat voyager ini, dia juga nulis curhatan tentang Bae Jinyoung. Misal :

Hari ke 676 setelah peluncuran 
Pesawat voyager akhirnya berhasil mengunjungi saturnus, dengan posisi terdekat jarak 124.000 kilometer dari puncak awan saturnus, dan seterusnya. Setelah beberapa minggu aku tidak menemukan roti dan susu dari si pengirim rahasia, akhirnya hari ini aku mendapatkannya lagi di atas mejaku. Masih ada sticky note dengan pesan singkat yang terasa hangat, tapi kali ini isinya membuatku berdegub kencang. Malam ini aku akan tahu siapa si pengirim rahasia ini. 

Bagian cerita yang bikin baper dalam buku ini yaitu di antara Daehwi dan Jinyoung, keduanya menyimpan rasa suka sejak awal kuliah tapi karena suatu hal atau mungkin keduanya juga masih ambisius mengejar mimpi makanya nggak ada yang mengungkapkan satu sama lain. Sampai akhirnya keduanya bertemu kembali di dunia kerja dan bahkan satu divisi.

Buku ini memakai sudut pandang dari Daehwi. Dalam buku hariannya dia menceritakan bagaimana awalnya bertemu dengan Jinyoung, bagaimana dia bisa suka kepada seniornya ini, bagaimana dia tidak bisa menahan untuk tidak senang saat tahu dia bekerja satu divisi dengan orang yang dia suka, dan bagaimana dia ingin melupakan Jinyoung karena beberapa minggu belakangan ada orang lain yang mengganggu hatinya yaitu si pengirim roti rahasia itu.

Sampai akhirnya Daehwi dan si pengirim roti rahasia ini bertemu. Ceritanya sesuai dengan ekspetasi para JinHwi shipper yang mengharap Happy Ending ~ Heart-eu Pyong <3



Dia Adalah Kakakku – Tere Liye [discontinue]

Baru baca beberapa bab, lalu tersadar karena seperti pernah baca atau nonton cerita yang seperti ini. Lalu aku buka lembar terakhir, dan dugaanku ternyata benar, buku ini adalah tampilan baru dari buku Bidadari-Bidadari Surga, hanya diganti judul saja. Karena dulu aku udah pernah nonton filmnya, otomatis aku udah tahu jalan ceritanya seperti apa. Yah, meskipun mungkin ceritanya yang dibuku lebih seru dari pada di film, tapi karena udah tahu akhir ceritanya seperti apa, makanya nggak aku terusin, huehue ~ 


Malam Minggu, 23 Maret 2019 | After the day with carelessness 

25 Februari 2019

Buku Bulan Februari

Februari 25, 2019 0

Yeay, konten Bulan Buku memasuki bulan kedua. Tapi seperti yang sudah aku duga setiap kali diawal aku selalu semangat buat bikin ini itu, baru masuk bulan kedua semangat itu sudah kendor karena saking toleransinya sama diri sendiri. Kadang suka heran sama diri ini. 

Tapi demi kelancaran blog ini, demi menjaga komitmen dengan konten bulan buku – review tipis ala-ala, maka dengan besar hati kutulislah beberapa tentang buku (yang belum sepenuhnya selesai dibaca) bulan ini ~
Check it out ~



BERTUMBUH – SATRIA DKK (BAGIAN 1) 
Penulis buku ini ada lima orang yaitu Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti. Buku ketiga yang aku beli dari seorang penulis yang aku tahu dari tumblr. Buku ketiga yang aku beli dari Langit-Langit Creative, kadang aku ngrasa kayak bucin kalau distributor ini ngeluarin buku, bawaannya pengen punya ~ heuheu

TIM : Bulan ini aja aku beli dua buku dari Langit-langit, salah satu alasannya karena ada buku yang tidak akan dicetak lagi, kan sayang kalau nggak punya. Apalagi kubaca di goodreads isi bukunya bagus (but I dont want to put too much expectation, wkwkw). Mungkin bulan depan kalau udah mood baca dan nulis ku tulis disini.  

Buku ini adalah kumpulan cerita dan curhatan para penulis tentang perjalanan dan perjuangan hidup mereka dalam menghadapi proses bertumbuh. Sebenarnya nggak hanya mereka saja sih yang ngalamin proses ini, kita semua, makhluk hidup yang punya akal, pikiran, dan perasaan ini juga mengalami proses ini. 

TMI : Sebenarnya hewan dan tumbuhan juga bertumbuh sih. Tapi, sependek pengetahuanku tentang mereka, selain bertambah tinggi, bertambah berat, punya insting buat cari makan sampai cari pasangan (kalau hewan), aku belum tahu apakah mereka juga mengalami quater life crisis juga atau tidak, haha

Buku ini dibagi menjadi 5 Bab, dan disetiap bab punya lebih dari 20 cerita dengan judul yang berbeda. Dari sekian bagian cerita it, punya kesimpulan masing-masing yang akan menjadi inti dari permasalahan yang dibahas dibuku ini, yaitu tentang bertumbuh. Ciri-ciri orang yang bertumbuh menurut buku ini adalah : 
1.Bangun pagi 
2.Fokus pada tujuan hidupnya 
3.Tidak iri dengan pertumbuhan hidup orang lain
4.Banyak bersedekah 
5.Semakin bertambah keimanan, ketaqwaan, dan rasa syukur 

Kalau dibilang buku ini tentang agama, enggak kok. Persoalan tentang agama dalam buku ini sangat tersirat jadi buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan yang punya paham hidup yang berbeda. 

Dari sekian banyak cerita ada beberapa yang paling mengena dihati. Meminjam kalimatnya masgun “semacam ditampar pakai kata-kata”. Tulisan itu berjudul Sereceh Komitmen (klik disini untuk membaca) dan Berprasangka yang Baik (klik disini untuk membaca). 

Sebenarnya buku ini belum selesai aku baca, karena bacanya butuh mikir, wkwkw Sedangkan kapasitas otak bulan ini lagi nggak mood buat mikir yang berat-berat, jadi biar ilmunya nggak hanya lewat bacanya dilanjutin kapan-kapan kalau udah mood lagi hahaha XD 


AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG – TERE LIYE 
Another story from salah satu penulis yang bikin kobam pengen punya bukunya terus. Istilah dari benci jadi cinta itu memang ada, dulu nggak suka dan memandang remeh karya-karya Tere Liye, tapi setelah baca novel Pulang-nya beliau jadi ketagihan pengen ngoleksi semuanya~ 

Buku ini berkisah tentang hubungan Ayah dan anak. Sang Ayah adalah sosok yang gemar bercerita, menyampaikan nasihat-nasihat lewat cerita, mengisahkan pengalaman hidupnya lewat cerita, yang entah itu nyata terjadi atau hanya fiktif belaka. Si Anak, Dam adalah sosok yang selalu ingin tahu, selalu semangat mendengarkan cerita-cerita Ayahnya. Dam tumbuh dengan baik, namun menginjak umur kepala dua dia mulai tidak percaya akan cerita-cerita Ayahnya. Ketika menikah dan memiliki anak, Dam tidak ingin membesarkan anak-anaknya lewat cerita fantasi seperti yang Ayahnya lakukan. Padahal tanpa Dam sadari, dia bisa tumbuh dengan baik, memiliki pemahaman hidup yang baik, hingga memiliki karir yang sangat memuaskan juga hasil dari imanjinasi dan nasihat tersirat dalam kisah-kisah yang dia dengar dari Ayahnya. 

Hubungan Dam dengan Ayah mulai merenggang sejak Dam tahu bahwa si Ibu sakit keras hingga akhirnya meninggal. Dam selama ini menyalahkan Ayahnya karena tidak mau terbuka soal penyakit ibu, menganggap si Ayah tidak berusaha keras untuk membujuk Ibu agar mau di terapi tahun-tahun sebelum sakit Ibu kian parah. 

Dam juga menganggap bahwa, selama ini Ibu tidak pernah bahagia, dan yang lebih parah Dam menganggap bahwa cerita sang Ayah hanyalah kebohongan, namun Ayah tidak pernah mau mengakuinya. Bisa jadi karena cerita-cerita yang Ayah kisahkan untuk Dam memang benar adanya. Mungkin cerita Ayah sama tidak masuk akalnya dengan Akademi Gajah tempat Dam bersekolah. Akademi Gajah adalah sebuah institusi pendidikan dengan sistem belajar yang membebaskan murid-muridnya untuk mengeksplore apa saja. Sekolah ini bahkan tidak memerlukan ujian untuk bisa lulus. Lulusan terbaik dari Akademi Gajah adalah orang-orang yang paham akan makna hakikat hidup ini. 

Kebencian Dam akan cerita-cerita Ayahnya akhirnya sirna, tak kala sang Ayah harus menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya menceritakan kisah pamungkas yang membuat Dam mengetahui jawaban-jawaban atas rasa penasaran yang selama ini menghantui hidupnya. Penasaran atas benar tidaknya cerita-cerita Ayahnya, penasaran tentang bahagia atau tidaknya hidup si Ibu, dan sebagainya. 

Jadi untuk menyimpulkan cerita dalam buku ini, akan kutuliskan beberapa kalimat dari buku ini tentang hakikat kebahagian. 
“Kebahagian itu datang dari hati sendiri, bukan dari orang lain, harta benda, ketenaran, apalagi kekuasaan.” 
“Kalau kau punya hati yang lapang, hati yang dalam, mata air kebahagiaan itu akan mengucur deras. Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. sebaliknya, kebahagiaan atas gelar hebat, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kau miliki” 

Sekian 

Ps. Jadi setelah bulan kemarin koar-koar mau baca minimal tiga atau empat buku satu bulan, ternyata bulan ini tidak berhasil yorobun ~ -_- shame on me. Eh tapi kalau buku di wattpad juga ikut dihitung kayaknya lebih dari empat deh. Tapi karena yang di wattpad itu yang banyak mengandung unsur halu, mature, NC, dan sebagainya jadi ku tidak bisa dan tidak mau menuliskannya disini, hehehe 

24 Februari 2019 | K

24 Februari 2019

Berprasangka yang Baik

Februari 24, 2019 0
Oleh : Mutia Prawitasari dalam buku Bertumbuh
Tulisan pendukung Buku Bulan Februari

Pernahkan kamu merasa risih atas sesuatu yang dikatakan (dan tidak dikatakan) oleh orang lain? Atas sesuatu yang dilakukan (dan tidak dilakukan) oleh orang lain? Bahkan, atas sesuatu yang dituliskan (dan tidak dituliskan) oleh orang lain? 

Mereka bertanya apa kabar, kamu pikir mereka riya dan pamer. Mereka bertanya kapan lulus, kerja dimana, kapan menikah, sudah hamil atau belum, kapan punya adik lagi, dan sederet pertanyaan lain, kamu pikir mereka mengintimidasimu. Mereka menulis sesuatu yang berbeda pendapat denganmu, kamu pikir mereka menyindir bahkan menyudutkanmu. 

Pernahkan kamu merasa malu karena ternyata semua itu belum tentu benar? Yang menanyakan kabarmu, bagaimana kalau dia memang peduli denganmu? Yang bercerita tentang kebahagiaan, bagaimana kalau dia sedang belajar mensyukuri hidupnya? Yang bertanya kapan lulus, kerja dimana, dan seterusnya, bagaimana kalau dia hanya mencari cara untuk membuka obrolan kembali denganmu? Yang menulis suatu hal yang berbeda pendapatnya denganmu , bagaimana kalau dia sedang menulis untuk dirinya sendiri?

Kamu saja, mungkin yang seperti itu. Kamu saja mungkin yang kalau bertanya apa kabar, sedang ada maunya. Kamu saja mungkin yang kalau bercerita tentang kehidupan bahagiamu, sedang riya dan pamer. Kamu saja mungkin, orang lain tidak. 

Sering kali apa yang kita duga diniatkan dan dipikirkan oleh orang lain sejatinya merupakan niatan dan pikiran kita sendiri. Semakin buruk kita berprasangka kepada orang lain, seburuk itu pulalah kita tercermin. Malu kan? 

Saat kamu berharap-berprasangka terlalu baik kepada seseorang- kerap yang kamu dapatkan adalah kecewa. Namun, saat kamu berprasangka buruk, kerap yang kamu dapatkan adalah rasa malu. Dua-duanya, percayalah, salahnya bukan ada di luar, melainkan ada di dalam dirimu sendiri. Akarnya? Hanya satu, ketiadaan syukur. 

Coba periksa prasangkamu. Periksa harapmu. Periksa syukurmu. Kamu saja mungkin, yang kurang bersyukur, orang lain tidak. 

23 Februari 2019 | K

Sereceh Komitmen

Februari 24, 2019 0
Oleh : Novie Ocktaviane M dalam buku Bertumbuh
Tulisan pendukung Buku Bulan Februari

Apakah yang pertama kali muncul di benakmu ketika mendengar kata komitmen? Apakah itu harus selalu berkaitan dengan perjanjian yang dilakukan oleh dua orang dalam situasi formal, dengan pembubuhan tanda tangan hitam diatas putih? Apakah itu harus selalu berkaitan dengan suatu perjanjian yang dimiliki oleh dua orang yang memilih untuk memutuskan hidup bersama dalam bahtera bernama keluarga?

Tentunya, komitmen tidak harus melulu berkaitan dengan hal-hal besar semacam itu. Secara umum, komitmen diartikan sebagai perjanjian untuk melakukan sesuatu. Ini berarti bahwa komitemn bermakna sangat luas. Tidak hanya melakukan perjanjian dengan orang lain, tetapi juga dengan diri sendiri. Tidak hanya tentang perjanjian mahapenting, tetapi juga tentang perjanjian-perjanjian kecil dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh paling sederhana dari sebuah komitmen adalah janji temu, semisal dua orang yang saling berjanji untuk bertemu di sebuah tempat pada waktu tertentu yang telh mereka sepakati. Berkaitan dengan contoh ini, ada hal menarik yang sering kali terjadi tanpa disadari kedua orang tersebut. mereka seolah tahu sama tahu bahwa masing0masing akan melakukan pelanggaran. Ah, datang 30 menit lagi ajah deh! Dia juga pasti telat, kok!

Terlalu seringna hal ini terjadi membuat pelanggaran-pelanggaran serupa terasa berat sehingga menjadi pemakluman dan dianggap wajar. Mengapa komitmen berakhir menjadi seperti barang recehan? 

Saya pernah memiliki janji temu untuk menghadiri sebuah kegiatan. Sebelumnya, saya dan seorang senior yang akan saya temui berkomitmen untuk bertemu pada pukul 15.00. Aktivitas hari itu cukup menyita waktu dan perhatian sehingga membuat saya tertidur tanpa sengaja, setengah jam sebelum waktu pertemuan yang ditentukan. Saya pun bangun dengan terburu-buru dan langsung bergegas pergi. Dengan anggapan bahwa terlambat adalah hal yang biasa, saya sedikit lega. Tenanglah, orang Indonesia kan pasti telat, paling juga dia belum datang, batin saya. Tanpa diduga, ternyata senior saya datang tepat waktu. Saya jadi malu dan langsung meminta maaf atas keterlambatan saya itu.

Apa yang dikatakan senior saya sore itu? Beliau berkata “Iya, lo telat 11 menit. Mana komitmen lo untuk datang ke sini jam 3 sore? Jangan kira karena terlambat adalah hal yang biasa terus lo melakukannya juga. Tuh lihat, temen-temen lo udah stand by di dalam. Mereka bisa menepati komitmen untuk hadir tepat waktu, kenapa lo enggak? Eh, ini sama sekali bukan tentang gue marah atau apa ya. Gue cuma mau lo belajar. Telat itu bukan pilihan. Melanggar komitemn itu pilihan. Lo sadari aja keseharian lo selama ini, berapa banyak hal baik yang lo lewatkan hanya karena lo telat dan lebih memilih untuk berkomitmen sama sikap lo yang suka santai dan menunda-nunda waktu? Berapa banyak? Dengan begini, lo sebenarnya juga lagi berkomitmen kok. Bukan sama tepat waktunya, tapi sama pemikiran lo yang menganggap bahwa janji temu itu remeh, receh!

Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa saya begitu menganggap komitmen sebagai barang murahan hanya karena dia tidak bersanding dengan hal besar? Sejak saat itu dan sampai saat ini, saya belajar untuk menghargai komitmen. Caranya? Tentunya dengan tidak sembarangan mengatakan tanpa pertimbangan serta berusaha untuk tetap mengupayakan pembuktiannya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Satu hal yang saya pahami adalah bahwa penyikapan seseorang terhadap komitmen kecil sedikit banyak bisa menggambarkan bagaimana penyikapannya terhadap komitmen besar. 

Pada dasarnya, setiap orang yang berjanji itu memegang komitmennya masing-masing, yang membedakan adalah pada hal apa dia menaruh komitmen. Ada yang berkomitmen pada janji temu sehingga dia mengupayakan untuk hadir tepat waktu, ada juga yang berkomitmen pada rasa malas, menunda, dan membiarkan orang lain menunggu. Ada yang  berkomitmen untuk menepati janji pada diri sendiri, ada juga yang berkomitmen pada sikapnya yang terlalu sering menganggap enteng hal-hal besar. Kamu, mau pilih yang mana? 


23 Februari 2019 | K 

30 Januari 2019

Buku Bulan Januari

Januari 30, 2019 0
Demi konsistensi dan komitmen dalam mengaktifkan blog, jadi aku memutuskan untuk membuat konten baru tentang review buku, dengan memaksakan diri untuk membaca minimal tiga atau empat buku setiap bulannya, ya kalau bisa sih lebih, tapi tergantung mood ~ haha

So here we go ~  

CHEROS DAN BATHOZAR – TERE LIYE

Ada dua bagian cerita, pertama tentang Ceros kedua tentang Batozar. Ceros adalah jelmaan dari dua saudara kembar yang berasal dari Klan Aldebaran, sebuah klan kuno yang menjadi klan pendahulu sebelum klan-klan yang lain, (yang mungkin akan ada disekuel selanjutnya,  aku sih berharapnya begitu, haha).

Dua saudara kembar ini memiliki kutukan yang menyebabkan mereka berubah bentuk menjadi seekor monster buas yang disebut Ceros. Ketika dalam kondisi sebagai Ceros, mereka akan berubah menjadi  monster badak raksasa yang buas, liar, dan merusak segalanya. Mereka juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi ruang dan waktu. Sehingga tempat dimana kembar ini hidup sekaligus tempat tersesatnya Ali, Raib, dan Seli hanya memiliki siklus waktu satu jam untuk malam dan satu jam untuk siang. Tempat ini dinamakan Bor-O-Bdur (sebuah nama yang terdengar tidak asing ditelinga, macam bangunan batu yang letaknya lima ratus meter dari rumah, wkwk)

Bagian Cheroz
Di tempat ini, persahabatan tiga sekawan itu diuji, karena ternyata Ali memiliki alat yang bisa menyembuhkan kutukan si Kembar Ceros tersebut. Pilihannya hanya dua, Ali harus tinggal di tempat itu atau mereka bertiga tidak bisa keluar sama sekali dari Bor-O-Bdur.

Bagian Bathozar
Dibagian Batozar (akhirnya Ali bisa kembali ke bumi, yeay) bercerita tentang adanya penampakan benda mirip ufo di  dekat tempat karyawisata yang didatangi tiga sekawan ini. Raib mengira itu adalah kapal ILY milik Ali, yang mereka naiki saat tersesat di Bor-O-Bdur.

Tapi ternyata itu bukan kapal ILY. Pencarian si pemilik benda terbang itu menjadi teka-teki bagi Raib, Ali, dan Seli yang membawa mereka pada seorang manusia yang lebih mirip monster bernama Batozar si penjagal.

Sampai satu ketika tiga sekawan ini diculik oleh Batozar dan dia meminta tolong kepada Raib agar bisa melihat wajah istri dan putrinya yang telah ratusan tahun dia lupakan karena dia dipenjara atas perbuatan jahatnya di masa lalu.

Selama tiga sekawan ini diculik Batozar, ternyata Batozar tidak sejahat yang orang-orang katakan, terjadi kesalahanpahaman yang menyebabkan Batozar dipenjara hingga ratusan tahun.

Namun sayangnya, sebelum Raib bisa membantu  Batozar, pasukan dari Klan Bulan dan Matahari yang melakukan pencarian tiga sekawan yang diculik ini, datang untuk menyelamatkan mereka. Hingga akhirnya terjadi pertempuran yang menyebabkan musnahnya Batozar. Entah dia hilang atau entah dia benar-benar lenyap dari bumi.

Beruntungnya didetik-detik terakhir kehidupan Batozar, dengan penuh mengerahkan kemampuannya Raib bisa mengembalikan ingatan Batozar akan wajah istri dan anaknya.

Pesan dari novel ini, dont jugde a book by its cover. Sebenarnya aku masih bingung bin penasaran, soalnya di novel selanjutnya nggak ada cerita yang nyambung ke masalah Ceros dan Batozar, ada tapi dikit banget dan itu hanya bahas secuil tentang Klan Aldebaran. Mungkinkah Batozar bakal jadi anak buah di Tanpa Mahkota? Mungkinkah si kembar Ceros bisa keluar  dari Bor-O-Bdur dan membantu tiga sekawan menyelamatkan dunia paralel? Kita tunggu saja ~


KOMET – TERE LIYE

Jika novel Cheros dan Bathozar adalah buku ke 4,5 maka Komet adalah  buku kelima dari series petualangan tiga sekawan di dunia paralel. Konflik utamanya masih tentang bagaimana menghentikan si Tanpa Mahkota dari rencananya untuk menguasai dunia paralel (kalau penasaran siapa sih Si Tanpa Mahkota itu silakan baca dari novel BUMI, BULAN, MATAHARI, dan BINTANG yaa) 

Sinopsis Novel Komet

Bermula dari teka-teki tentang benda pusaka paling ampuh di dunia paralel yang kemungkinan besar menjadi incaran si Tanpa Mahkota. Otoritas pimpinan Klan Bulan, Klan Matahari, dan Klan Bintang bersama si tiga sekawan Raib, Seli, dan Ali berniat untuk menemukan pusaka ampuh itu sebelum keduluan si Tanpa Mahkota. Pencarian benda pusaka itu membawa Tiga Sekawan terjebak di suatu klan asin bernama Klan Komet. Klan ini terdiri dari beberapa kepulauan yang bernama nama-nama hari dalam satu minggu. Mulai dari Pulai Hari Senin hingga Pulau Hari Minggu.

Diketahui berdasarkan buku yang diberikan Zaad (dalam novel Bintang) kepada Ali, benda pusaka itu ada di sebuah pulau dengan tumbuhan aneh yang hanya berbuah dua ratus tahun sekali. Awalnya mereka mengira bahwa tumbuhan itu ada Kota Illos di Klan Matahari, tapi ternyata mereka keliru,  tumbuhan itu mungkin saja berada disalah satu Kepulauan Komet.

Dalam pencarian pusaka ampuh itu,  tiga anak pemberani ini harus mengunjungi setiap pulau dan disetiap pulau ada saja masalah yang harus mereka hadapi. Di perjalanan itu pula mereka mereka bertemu dengan Max  si pelaut handal yang membantu mereka dalam urusan mengemudikan kapal, hal itu dilakukan Max sebagai balas budi atas jasa tiga sekawan ini menolong Max dari ancaman perompak.

Selain itu pada setiap kedatangan mereka di pulau-pulau Klan Komet, mereka selalu bertemu dengan satu orang berwajah sama dengan orang yang pernah mereka temui di pulau sebelumnya.  Seorang tua bernama Kay yang disetiap pulau bisa menjadi Paman Kay, Kakek Kay, Petani Kay, Perompak, Raja Kay, dan Pelaut Kay. Yang ternyata salah satu diantara Kay-Kay ini adalah pemegang kunci menuju pulau tempat tumbuhan aneh ini berada. Siapakah dia?

Diakhir buku ini, Raib, Seli, dan Ali dihadapkan pada sebuah pengkhianatan yang tidak pernah mereka sadari dari awal perjalanan mereka, siapakah pengkhianat itu.

Perjalanan mereka masih jauh, ternyata pulau dengan tumbuhan aneh itu hanyalah sebuah pintu menuju menuju klan lain bernama Komet Minor, tempat sebenarnya pusaka ampuh itu berada.

Otw nunggu Komet Minor ~

Dari  novel ini kita bisa belajar tentang makna kejujuran, kesabaran, ketulusan, keberanian, ketangguhan, dan melepaskan dengan ikhlas seuatu yang sebenarnya kita impikan.

Selesai membaca komet jadi mikir, hmm mendingan nunggu drama on going dari pada novel on going gini belum jelas dan lama rilis lanjutannya, hehe. Takutnya kalau cerita sebelumnya jadi menguap dan lupa. Novel kelanjutan dari Komet akan berjudul Komet Minor, tapi kalau menurutku Komet Minorpun bukan novel terakhir dari pertualangan tiga sekawan didunia paralel ini, karena di novel ke 4,5 dibahas tentang Klan Aldebaran sebuah klan terjauh yang konon menjadi klan pertama yang membentuk klan-klan yang lain. Hmmm, kita tunggu saja kelanjutannya ~


SENJA YANG TERLEWAT – FEBRI KURNIAWAN

Senja yang Terlewat tampak depan
Buku ini sebenarnya sudah aku beli sejak Juli tahun lalu, tapi baru kebaca selesai sekarang, moody-an sih kalau baca buku self improvement gini, hehe. Buku Senja Yang Terlewat ini adalah buku pertama dari Febri Kurniawan.

Caption buku ini adalah kumpulan coretan sederhana tentang hidup dan perjalanan. Jadi buku ini terdiri atas lima bagian yaitu #1 coretan yang tercecer, #2 ceritarian (dulu kalau nggak salah sering dijadiin hastag kalau di caption postingan ig-nya), #3 kota bermakna, #4 sebuah jurnal, #5 jejak langkah, dan celoteh hati.

Kalau sependek pengetahuanku, dari bagian coretan yang tercecer sampai sebuah jurnal itu semacam pemikiran akan perenungan dan keresahan beliau tentang hidup. Dari bagian ini kita bisa tahu pemikiran si penulis tentang sudut pandang, penerimaan, restu orang tua, rasa syukur, pengabdian, dan banyak kebaikan lainnya.

Lalu dibagian #5 Jejak Langkah berisikan cerita perjalanan pendakian sang penulis dibeberapa gunung di Pulau Jawa. Mulai dari Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Prau, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Intinya tentang pemikiran dan perenungan si penulis dalam memahami makna perjalanan, pendakian, pertemanan, dan apa sih yang sebenarnya dicari selama proses naik gunung itu (?) Hidup ini apa sih yang dicari (?)

And the last but not least, adalah bab Celotehan Hati yang berisikan sajak-sajak kehidupan dengan judul disetiap sajaknya adalah nama-nama daerah seperti Cangkringan Sleman, Yogyakarta, dan Pulau Pahawang Bandar Lampung. Tadinya aku kurang paham kenapa judulnya nggak nyambung sama isi sajaknya, tapi setelah dipikir-pikir dengan ke-sotoy-anku aku berasumsi bahwa mungkin si penulis dapat inspirasi buat nulis sajak ini ketika sedang berada di daerah itu, hehe ~
 
Bonus kuote ~

Demikian review buku ala-ala di bulan Januari. Sebenarnya ada empat buku, tapi karena belum selesai dibaca dan tanggal bulannya hampir selesai jadi tiga aja. Sampai jumpa di bulan buku selanjutnya. Semoga bisa konsisten dan komitmen ya, soalnya lebih berat komitmen sama diri sendiri, lebih banyak tolerannya because I Love Me so much, wkwkw

Sekian.

30 Januari 2019 | Mencoba menerima kenyataan kalau Wanna One udah bubar ~