Tampilkan postingan dengan label BicaraSawit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BicaraSawit. Tampilkan semua postingan

11 September 2019

Menjadi Manusia, Menjadikan Sawit yang Baik

September 11, 2019 2
Menjadi manusia tidak lepas dari berbagai macam kontroversi. Banyak permasalahan dalam hidup ini yang membuat kita selalu bertanya apakah yang kita lakukan sudah benar, sudah bisa diterima orang lain dengan baik dan  tidak menyakiti pihak lain, atau malah apa yang kita lakukan adalah salah, mendapat banyak sindiran bahkan sampai menyinggung dan menyakiti orang lain.


sumber gambar

Pun begitu dengan Kelapa Sawit, sudah berapa banyak kasus yang disebabkan oleh tumbuhan industri yang tergolong famili palmae ini. Banyak masalah terkait kelestarian lingkungan hidup yang disebabkan oleh perkebunan Kelapa Sawit. Pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Kebakaran hutan yang menyebabkan beberapa daerah di Pulau Borneo dan Pulau Sumatra terkapar asap yang menghalangi pemandangan.

Penelitian mengatakan bahwa perkebunan sawit bukan penyebab utama deforestasi. Kelapa Sawit hanya menyumbang 8% persen dalam penurunan kualitas hutan, dibawah  perkebunan jagung yaitu 11% dan  perkebunan kedelai 19 %. Namun, nyatanya persentase tersebut tetap saja menyumbang   kerusakan lingkungan. Sayangnya tanpa Kelapa Sawit, hidup kita juga kurang lengkap.  

Dibalik permasalahan yang ditimbulkan, Kelapa Sawit telah menyumbang banyak hal demi kelangsungan hidup manusia. Usaha perkebunan Kelapa Sawit setidaknya menjadi sumber mata pencaharian 21 juta orang , dan secara tidak langsung mengurangi angka kemiskinan hingga 10 juta orang. Industri Kelapa Sawit juga menjadi penyumbang devisa terbesar negara. Indonesia bersama Malaysia menyuplai 85% minyak Kelapa Sawit dunia. Selain itu industri Kelapa Sawit juga mendorong perkembangan UKM, menyalurkan dana CSR ke masyarakat sekitar, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk kawasan pedesaan, hal itu membuat Kelapa Sawit turut serta sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan Indonesia.

Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit (sumber gambar)

Penulis menanalogikan hubungan Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup sepeti hubungan antar manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Meskipun dalam realitanya, hubungan itu tidak terlepas dengan konflik.

Begitu pula dengan hubungan antara Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup di dunia ini. Dalam satu hari saja kita pasti menggunakan produk olahan Sawit. Mulai dari pasta gigi, sabun, sampo, roti dengan margarin, mencuci dengan detergen, sampai memakai alat kosmetik yang mengandung campuran bahan minyak Kelapa Sawit. Benda-benda tersebut sangat dekat dengan kita, jadi apakah kita bisa hidup tanpa Sawit?

Jika pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit itu memerhatikan komposisi lahan yang digunakan, kerusakan lingkungan dapat dicegah.  Berdasarkan penelitian, perkebunan Kelapa Sawit dilakukan di 43% lahan terlantar atau 27% hutan produksi yang terdegradasi. Bila hal itu dilakukan tentu saja tidak akan mengganggu ekosistem yang lain.

Saat ini pemerintah berupaya untuk menciptakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan diharapkan mampu menjadi energi alternatif demi mengurangi emisi gas rumah kaca. B20 adalah bahan bakar hasil pencampuran 80% solar dengan 20% biodiesel berbahan dasar nabati seperti sawit.


Kelapa Sawit untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan (sumber gambar)

Namum, disamping upaya pengembangan energi terbarukan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa  pembukaan lahan industri perkebunan Kelapa Sawit yang tidak memerhatikan komposisi lahan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menambah gas efek rumah kaca.

Sebenarnya yang menjadikan kontroversi mengenai lahan Kelapa Sawit dengan isu lingkungan hidup adalah manusia itu sendiri. Ada saja pihak-pihak yang tidak memerhatikan lingkungan demi keuntungan komersial. Padahal sebagai makhluk yang berakal dan berbudaya, hal yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah pengendalian diri.

Pengendalian dalam menggunakan sumber daya alam dalam hal ini adalah Kelapa Sawit, pengendalian dalam membuka lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit, pengendalian dalam menggunakan bahan olahan dari Kelapa Sawit,  dan pengendalian diri lainnya yang mendukung pengolahan Kelapa Sawit yang baik dan ramah lingkungan.

Mari menjadi manusia yang baik, manusia yang menjadikan sawit yang baik pula. Sawit yang kuat untuk Indonesia yang Hebat.

Sekian


Magelang | 11 September 2019 | K