Aku diciptakan bahkan sebelum kamu direncanakan. Aku diciptakan oleh sang Pencipta bahkan sebelum kamu menginjakan kakimu di tubuhku. Perkenalkan namaku Alam, aku tidak beristri maupun tidak bersuami, aku pun tak tahu aku lelaki ataupun perempuan, namun satu hal yang harus kamu tahu, aku mempunyai banyak anak. Jangan kau tanya aku bagaimana aku memilikinya, karena aku tak akan memberitahumu. Cukup dengarkan saja kisahku, namun aku bukan akan bercerita tentang diriku, akan kuceritakan kau tentang anak-anakku yang menjadikan aku ini ada adalah mereka-meraka ini. perkenalkan mereka, meraka adalah Anak-anak Alam.
Oh ya, ini bukan kisah romantis ataupun kisah sedih. Ini hanya semacam autobiografi dari anak-anakku saja. Banyak yang bisa kamu pelajari dari mereka.
***
Perkenalkan namaku Hujan. Aku anak pertama dari alam. Aku dingin dan bisa membuatmu basah. Aku berteman baik dengan samudra dan awan, karena bersama mereka, aku ini ada. Aku bisa membuatmu senang dan aku juga bisa membuatmu sedih. Beberapa orang suka padaku tapi mereka enggan berada dibawahku, beberapa orang yang menikmatiku membuatkanku berbait-bait puisi maupun lagu menyerukan kata sendu, beberapa orang selalu menggerutu bila aku datang, dan beberapa orang bahagia karenaku.
Keahlianku adalah membawa mesin masa lalu, jika aku datang tanpa sadar mungkin kamu akan hanyut dalam sebuah memori yang lampau. Memori yang menyenangkan dan memori yang menyedihkan. Keahlianku yang lain adalah aku bisa membuatmu rindu pada sebuah kenangan. Iya aku ini memory machine. Aku bisa membuatmu merasakan sebuah rasa yang menyiksamu dengan nikmat yaitu rindu. Dan mungkin rindu itu bisa membuat hujan dimatamu, karena rasa-rasanya kamu ingin mengulang kembali kenangan itu. Sudah kukatakan sejak awal kan? Aku bisa membuatmu senang dan membuatmu sedih.
Beberapa orang menganggapku sebagai lambang kesedihan, aku disimbolkan sebagai suatu keadaan pilu yang bisa menyembabkan kesedihan, dan kebahagian akan datang ketika pelangi mengantikanku. Tapi aku tak marah soal itu, karena aku percaya beberapa orang menganggapkan sebagai anugrah dari pencipta-Ku.
Pernahkah kamu menyadari saat aku datang, saat aku bertemu dengan tanah, tidakkah kamu merasa tenang? Itu keahlianku yang lain. Bersama tanah aku bisa membuatkanmu aroma terapi yang tak kau temukan di apotek manapun. Bersama tanah aku bisa menjadikan sesuatu yang kamu anggap kotor menjadi penenang bagimu. Kuberi tahu apa nama essence itu, Petrichor. Nama yang cantik kan?
Aku tak pernah merencanakan akan jatuh dimana, aku bisa saja jatuh di laut, sungai, hutan, gunung, rumahmu, bahkan di kepalamu. Aku tak pernah bertanya mengapa aku jatuh ditempatku jatuh. Karena aku percaya, Penciptaku memberikan tempat terbaik untukku jatuh. Dan benar saja, lihat kamu tersenyum kan saat aku jatuh di kaca jendelamu.
Sama seperti kamu, kamu juga tak pernah merencanakan lahir dari rahim ibu yang mana kan? Tapi percaya saja, Tuhan tidak menciptakanmu berdasar teori percobaan.
***
Hai, namaku Bintang. Aku adalah sahabat setia dari malam, meskipun bersama siang aku juga ada, tapi aku harus bergantian dengan kawanku sang Matahari. Salah satu keahlianku adalah bisa membuatmu kagum pada sinar yang ku pancarkan dari tubuhku. Aku cantik kan. Aku sering melihat kamu terkagum-kagum padaku saat kamu menengadah melihat malam. Tak jarang aku memergokimu sedang menghitung jumlah kami. Tidakkah kamu menyadari bahwa kita sering bertatap-tatapan? Aku pikir saat kamu melihatku, ibarat kamu melihat impianmu, cita-citamu, atau mungkin mimpimu. Iya, terkadang kamu ingin menjadi seperti aku kan? Menjadi bintang yang bersinar.
Mungkin ada kalanya kamu melihatku sendirian di malam. Tapi satu hal yang bisa kamu pelajari, aku tetap bersinar kan dan membuat cantik malam meski aku sendiri. Begitu pula kamu, meski kamu sendirian tetaplah tegar yaa. Aku percaya bahwa disudut galaksi ini ada beberapa bintang yang juga kesepian, menunggu bertemu bintang yang lain untuk bersatu menyinari malam. Begitu pula kamu. Kamu lahir di dunia ini juga sendirian kan? Beberapa orang disekitarmu hanyalah perantara yang membantumu supaya kamu bisa menghadapi dunia luar yang kejam yang kelak ketika kamu telah siap kamu akan siap menghadapinya sendirian. Jangan berharap orang lain akan membantumu, kamu harus bisa menolong dirimu sendiri terlebih dahulu. Ah, maafkan kata-kataku, apalah aku ini hanya bintang kesepian yang melakukan penghiburan diri, mungkin saja kata-kataku barusan memprovokasi pikiranmu supaya kamu yang merasa sendiri, tidak merasa kesepian dalam kesendirian. Masih ada aku yang juga sendirian.
Ohya, beberapa orang menganggapku sebagai lambang cita-cita. Beberapa orang menganalogikanku sebagai suatu impian yang tinggi yang harus digapai. Ahh, kadang hal itu membuatku merasa tinggi hati. Tak jarang aku merasa sombong dengan keadaanku sendiri. Jangan kau ikuti sifatku yang satu ini, hanya karena aku tetap bersinar dalam kesendirian bukan berarti aku tak butuh bintang-bintang lain. Aku tetap butuh bintang lain supaya bumi tempatmu berpijak tersinari seluruhnya. Begitu pula kamu, hidup sukses bersama teman-teman lebih menyenangkan dari pada sukses sendirian.
***
Ada yang pernah bilang, jika kau ingin mengenal lebih dekat sifat orang-orang terdekatmu ajaklah dia kepadaku. Aku Gunung, aku anak ketiga dari alam. Orang-orang sering datang kepadaku untuk menaklukkanku, ketika berhasil mendapat mahkotaku itu artinya mereka berhasil melewati rintangan dan tantangan yang aku pasang disetiap perjalanan menuju mahkotaku. Iya mahkota itu adalah puncakku. Aku melihat dan mendengar cerita dari banyak orang yang datang padaku. Beberapa di antara mereka terlihat bersemangat berjalan didepan kawan yang lain, membuka jalan menuju mahkotaku. Beberapa diantara mereka diam sepanjang perjalanan, entah mereka takut ketinggian atau mereka terlalu terpesona dengan pemandangan yang aku suguhkan. Beberapa orang menggerutu kenapa tak sampai-sampai di mahkotaku, dan beberapa orang memilih untuk pulang dan turun sebelum mendapat mahkotaku. Kamu bisa mengenal mereka dengan melihat bagaimana sikap mereka terhadapku. Menurutku ada dua tipe orang yang menganggap keberhasilan ketika mencapai mahkotaku. Mereka merasa berhasil jika mahkotaku didapat bersama dengan kawan-kawan yang lain atau mereka yang merasa berhasil jika mahkotaku didapat karena dirinya sendiri. Lalu, bagaimana orang-orang sekitarmu?
Sudah abaikan saja, aku tidak akan membicarakan orang-orang yang disekitarmu. Niatku adalah memperkenalkan diri untukmu. Ada yang bilang bahwa aku adalah simbol kekuasaan. Aku besar, tinggi, dan seperti tak terkalahkan. Haah, padahal sudah banyak orang yang mengalahkanku. Tapi aku heran, apa tujuan mereka untuk mengalahkanku. Semoga saja untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang Dia berikan, bukan hanya sekedar pamer foto di sosial media. Ah, sudahlah itu hak mereka.
Aku memiliki banyak saudara. Diantara kami ada yang pemarah, ada yang berwatak keras, dan ada yang sangat penyabar.
Kamu harus berhati-hati jika berhadapan dengan saudaraku yang pemarah, karena dia tak segan-segan membakar habis tubuhmu dan menjadikanmu abu. Tapi kamu harus tahu, dibalik kemarahnya ada banyak yang bisa kalian manusia ambil darinya. Pasir dan batu-batu besar tidakkah kalian para manusia menjadikannya sebagai alat penunjang kehidupan kalian? Itu salah satu manfaat yang bisa kamu ambil dari saudaraku sang pemarah ini.
Kenalkan saudaraku yang lain yang berwatak keras, kamu perlu berhati-hati dan bersabar jika ingin menaklukkannya. Dia terjal, keras, dan penuh tantangan. Untuk kamu yang berjiwa kecil lebih baik urungkan niatmu untuk meluluhkan hatinya. Dia tak butuh orang yang suka menggerutu ketika kamu mendaginya. Bisa saja dia membuatmu mengeluarkan jus stoberi yang anyir dari tubuhmu bila kamu tak berhati-hati. Tapi tidakkh kau penasaran bagaimana rasa puas dan bangganya jika berhasil menaklukkan saudaraku yang satu ini?
Nah, untuk yang terakhir ini adalah kepribadianku. Aku memang tak sepemarah atau sekeras saudaraku yang lain, tapi bukan berarti aku tak ada tantangan. Aku penyabar bukan berarti kamu bisa segampang itu menaklukkanku.
Akan selalu ada tantangan dalam perjalanan hidupmu, lalu kenapa kamu harus takut keluar dari zona nyamanmu. Bukankah keluar dari zona nyamanmu dan memperluas zona nyaman itu lebih menyenangkan?
***
Hae, aku si bungsu. Aku anak terakhir dari alam tapi badanku paling besar diantara saudara-saudaraku yang lain. Aku adalah matahari, aku paling suka musim kemarau, karena itu adalah musimku. Beberapa orang menyukaiku dan tentu saja beberapa orang tidak menyukaiku. Beberapa orang yang menyukaiku itu menganggapku sebagai simbol kesetiaan, cinta, kekuatan, keikhlasan, dan awal. Aku tidak ingin menceritakan tentang bagaimana anggapan orang-orang yang tidak menyukaiku, karena aku tahu kamu tahu tanpa harus ku beritahu. Mari kita bahas saja orang-orang yang menyukaiku.
Untuk orang-orang yang menganggapku simbol kesetiaan, menurut mereka aku telah menyinari bumi tempat mereka tinggal dari triliyun tahun yang lalu dan sampai sekarang aku masih ada untuk mereka. Aku heran, betapa Maha Kuasanya Sang Penciptaku membuatku bertahan untuk tetap menyinari dan memberi kehidupan manusia-manusia ini.
Bagi orang-orang yang menjadikanku simbol cinta, aku tahu bagaimana menjaga kalian. Bila aku terlalu dekat maka aku akan membakarmu, namun bila aku terlalu jauh maka kamu akan kedinginan. Maka aku akan menjaga kamu dari jauh dan mendekat bila kamu butuh. Cinta menurutku bukan dekat dan mendekati, tapi juga tentang jauh dan menjaga dari jauh.
Untuk orang-orang yang menganggapku simbol kekuatan. Entahlah, apalah artinya aku tanpa Kuasa Sang Pencipta. Jujur saja untuk yang satu ini aku bingung bagaimana aku bisa disimbolkan sebagai kekuatan hanya karena aku besar dan bisa menyinari semua permukaan bumi, oh tidak, tidak semua permukaan karena kau juga harus berbagi waktu dengan sang malam.
Beberapa orang ada juga yang menganggapku sebagai simbol keikhlasan. Aku tak tahu bagaimana perasaanku untuk yang satu ini. Aku tak tahu bagaimana merasakan ikhlas, yang aku tahu aku hanya menjalankan tugasku untuk terbit dari timur dan tenggelam di barat, aku juga harus sabar bila manusia mengolok-olokku karena aku membuat mereka kepanasan, dan aku juga harus terima tuntutan mereka bila aku tak kunjung datang menggantikan hujan yang membuat mereka basah kuyup. Aku tak pernah menuntut apa-apa dari mereka, aku hanya ingin mereka menerima, bagaimana aku menjalankan tugasku dengan semestinya.
Nah, ini yang paling aku suka. Beberapa orang menganggapku sebagai simbol awal. Yaah, padahal seperti hari-hari biasa, sinarku menerobos masuk jendela orang-orang untuk membangunkan mereka. Memberi mereka peringatan bahwa hari baru segera dimulai, diiringi kicauan burung diluar jendela kamar mereka. Paling tidak bagi orang-orang yang menggeliat, beranjak dari kasur dan melihat seberkas cahaya sinarku mereka tahu bahwa hari baru, harus segera dimulai. Semoga saja seberkas sinarku cukup memberikan semangat bagi orang-orang ini untuk melangkah menikmati tantangan kehidupan ini.
***
Bagaimana?
Sudah kenal kan kau dengan anak-anakku? Tidakkah kamu bisa belajar banyak dari mereka? Maafkan aku bila aku terlalu sombong membanggakan kelebihan anak-anakku, lalu siapa lagi yang akan membanggakan anak-anaknya kalau bukan orang tuannya.
Kalau merasa belum cukup kenal mungkin kamu harus bertemu denganku lain waktu. Akan kuceritakan lebih tentang mereka.
(c) kekenkade – 31 Agustus 2014
( selamat untuk sembilan besarnya di Geo Fiksi :) )
Komentar
Posting Komentar