Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label ARTWORKS

Wedding Themes - Doodle Illustration Portopolio

 

BUG'S & FLOWER LIFE

Aku bingung mau posting apa, sebenarnya banyak ide dikepala tapi karena saat ini aku juga punya banyak tugas yang masih belum selesai dan yang tertunda, jadi aku belum mood nulis panjang lebar kali tinggi.  Jadi untuk kali ini aku mau berbagi foto-foto hasil jepretan kamera hp android tentang hewan-hewan kecil terutama serangga dan juga bunga-bunga. Aku foto pakai HP Android Smartfren Andromax Eplus dan Galaxy Samsung A21s. Kalau pake Andromax biasanya aku kirim ke laptop dulu untuk diedit pakai photoscape. Kalau pakai yang Samsung, aku edit langsung digaleri karena hasil kameranya sudah cukup bagus.  Kalau edit foto aku suka colour tone yang tajam, agak gelap dikit tapi jelas. Seringkali aku suka saturasinya aku naikin, kecerahannya aku turunin, dan kontrasnya kadang aku naikin juga.  Hasilnya seperti dibawah, kebanyakan hasil kameran dari yang andromax, karena yang samsung masih di hape.  So, here we go, selamat menikmati pameran diblog ~    Bunglon di atas daun pandan. Suka banget

Gembel Jadi Presiden Part 3

sumber gambar google sebuah kelanjutan cerbung 6 tahun lalu ~ Keesokan harinya Paijo dikawal Pasukan Bhayangkara menuju TPA. "Wah lihat itu! Ada mobil bagus." Seru Inem pada teman-temannya. "Eh iyaa. Eh lihat! Itu bukannya mas Paijo ya? Yang keluar dari mobil itu loo!" Sunarti memberitahu teman-temannya. Salah seorang pengawal menggelar karpet merah di depan pintu mobil. Paijo keluar dan berjalan layaknya seorang Presiden. Memakai kacamata hitam, dia terlihat sangat berwibawa. Orang-orang di perkumuhan terpesona melihat perubahan Paijo yang drastis. "Paijo! Ini elo Jo? Weleh-weleh, keren amat lo? Abis dipermak di mana?" Tanya Bokir, salah seorang teman Paijo. Paijo tidak menjawab, dia memberi isyarat pada pengawal. "Maaf ! Anda menghalangi jalan Presiden Jo. Silakan anda minggir dari karpet ini!" Kata pengawal seraya mendorong Bokir agar menyingkir dari karet. Paijo menuju panggung kecil yang sudah disiapa oleh para penga

Perjalanan Membuat 11 Fanart

Angka 11 “Sebelas” selalu menjadi angka terfavorit. Padahal angka ini sebenarnya tidak ada, hanya gabungan dari angka satu dan satu. Mungkin karena kelahiran dan huruf nama ku berhubungan dengan angka sebelas, jadi terbawa suasana untuk menjadikan angka yang dianggap angka sial oleh suatu negara (aku lihat di on the spot ) sebagai kesukaan bagiku. Bicara soal angka sebelas, dalam blog ini aku punya beberapa tulisan dengan label “kesebelasan favorit”. Label itu ku dedikasikan kepada sebelas anggota idol yang dipilih oleh warga korea. Tidak lain dan tidak bukan adalah Wanna One. Kata orang “What bad for your he(art) is good for your art” , makanya karena aku merasa “bad” dengan Wanna One yang bentar lagi bubar jadi terbitlah tulisan ini. Sebenarnya aku punya satu dua tulisan yang lebih berfaedah dari pada ini, yang satu masih di word belum selesai karena butuh banyak riset ( nggaya ) dan ide pendukung untuk mengembangkan diksinya supaya kalimatnya lebih apik gitu, yang kedua su

Petrichor

Sebenarnya ini udah pernah aku posting di wattpad, tapi karena aku baru aja merombak tampilan blog supaya lebih baik dari sebelumnya dan aku juga menambahkan page khusus untuk cerpen dan postinganku yang tentang cerpen juga udah kadaluwarsa soalnya udah tahun tahun dulu banget, jadi ku postinglah cerita ini. Selamat Membaca  credit foto BGM  The Rain - Perempuan Hujan *** "Kau tahu kenapa aku menyukai hujan?" "Karena kamu suka bau tanah basahnya?" "Bukaan." "Karena kamu suka yang sejuk sejuk?" "No noo.." "Karena kamu jadi inget aku?" "...." *** Aku masih ingat sore itu, bersamamu, di tempat itu. Tempat dimana pertama kali aku bertemu dengan mu dan juga tempat terakhir kali kita bertemu. Aku masih ingat dengan jelas saat kita berbicara tentang hujan. Tentang kesukaanmu pada hujan. Tentang kesukaanku pada kesukaanmu. Iya. Aku juga suka hujan. Aku suka hujan karena aku suka kamu. Aku ingin seperti hujan yang bisa d

cerpen : Surat untuk Mbak Risma

Untuk : Mbak Risma Mbak... Mbak Risma... Kalau Mbak Risma sudah baca surat ini mungkin aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Aku sudah pergi jauh mbak.  Mbak, sebenarnya aku kangen banget sama Mbak Risma. Mbak tahu nggak? Mbak itu orang pertama yang bisa bikin aku semangat belajar mbak. Mbak, aku pengen cerita banyak banget ke Mbak Risma. Mbak Risma inget nggak pertama kali saat Mbak Risma datang sama teman-teman mbak buat acara pembukaan pendampingan belajar di desaku? Mbak inget kan? Tapi mungkin mbak belum kenal aku. Aku pun belum kenal mbak. Aku masih mengganggap Mbak Risma dan teman-temannya itu sebagai sosok asing yang datang ke desaku mbak. Aku heran mbak, kenapa ada mahasiswa yang mau-maunya datang ke tempat kotor ini mbak. Mbak sendiri tahu kan gimana keadaan orang-orang yang ada di desaku, yang kebanyakan orang-orangnya bekerja di dunia prostitusi, tapi aku tidak tahu apa itu prostitusi mbak? Tiap kali aku tanya ke Mbak Risma apa itu prostitusi, Mbak Risma nggak pernah jawab

cerpen : Menunggu Keenan

Seberapa besar rasa ini untukmu dan seberapa lama waktu yang kuhabiskan untuk menunggumu. Sudah setahun sejak kamu meinggalkanku tanpa alasan, dan aku masih menunggumu ditempat pertama kali kita bertemu, berharap kamu akan pulang, merindukanku dan menceritakan semua yang telah kau simpan sejak kau tinggalkan aku. Entah mengapa aku masih yakin denganmu dan aku yakin kamu akan pulang membawa sejuta kerinduan yang teramat dalam terhadapku, aku disini menunggu kamu pulang, tak peduli hujan turun membasahi tanahku berpijak, aku hanya yakin bahwa kamu akan pulang. Aku sedang menyiapkan rumah ternyaman untukmu, dimana nanti menjadi pesandaran terakhirmu. Aku dan kamu selamanya. Yogyakarta, 12 Januari 2014 *** “Nisaaa!!” suara seorang wanita paruh baya memanggil gadis yang dari tadi sibuk menulis buku harian yang selalu dibawa kemanapun dia pergi. “Ngapain dari tadi duduk disitu? Nanti kesambet lo. Daripada duduk-duduk nggak ada kerjaan mendingan kamu bantuin Bulek Sumi di dapur, dari tadi ker

cerpen : Anak-Anak Alam

Aku diciptakan bahkan sebelum kamu direncanakan. Aku diciptakan oleh sang Pencipta bahkan sebelum  kamu menginjakan kakimu di tubuhku. Perkenalkan namaku Alam, aku tidak beristri maupun tidak bersuami, aku pun tak tahu aku lelaki ataupun perempuan, namun satu hal yang harus kamu tahu, aku mempunyai banyak anak. Jangan kau tanya aku bagaimana aku memilikinya, karena aku tak akan memberitahumu. Cukup dengarkan saja kisahku, namun aku bukan akan bercerita tentang diriku, akan kuceritakan kau tentang anak-anakku yang menjadikan aku ini ada adalah mereka-meraka ini. perkenalkan mereka, meraka adalah Anak-anak Alam. Oh ya, ini bukan kisah romantis ataupun kisah sedih. Ini hanya semacam autobiografi dari anak-anakku saja. Banyak yang bisa kamu pelajari dari mereka. *** Perkenalkan namaku Hujan. Aku anak pertama dari alam. Aku dingin dan bisa membuatmu basah. Aku berteman baik dengan samudra dan awan, karena bersama mereka, aku ini ada. Aku bisa membuatmu senang dan aku juga bisa membuatmu sed