23 Maret 2019

Buku Bulan Maret

Maret 23, 2019 0
Bulan maret ini lebih banyak baca e-book, tepatnya aku kebanyakan baca fanfic dari wattpad, ( soalnya lagi nggak mood baca buku fisik. Ini moodnya lagi suka cerita yang halu bin unfaedah, daripada cerita dari buku-buku yang 'lebih kelihatan' berfaedah. 

Fanfiction adalah fiksi penggemar, yang mana penulisnya menggunakan tokoh-tokoh idola sebagai karakter dalam cerita yang ditulis. Kebanyakan yang aku baca tokohnya adalah idol kpop, tapi ada juga yang dari dalam negeri atau dari barat, tergantung kesukaan, bebaaass ~ 

Namanya juga fanfiction, ceritanya jelas fiktif atau tidak nyata alias halu semata dan jelas tidak masuk akal. Bagi penggemar komik atau manga jepang mungkin tahu dengan istilah Yaoi, Fujoshi, Uke, dan Seme, yah fanfic juga nggak jauh-jauh dari istilah-istilah diatas. 

Sejujurnya aku agak takut nulis tentang ini, takut sama pandangan orang yang bakal bilang “Wih, nggak nyangka, dia bacaannya kayak gini” atau “Wah, blablabla... Hehehe XD

Tapi karena tuntutan pekerjaan (nggak ding), karena ini dipikiran udah numpuk, dari pada nanti aku stress lalu feeling useless, demi kesehatan mental yang haqiqi, dengan langkah setengah berani, kutulislah review buku bulan ini.

Let’s read ~ 


His Mistress – XarekXX

Salah satu cerita dengan aliran Yaoi yang bukunya aku tertarik untuk baca adalah karya dari author ini. Kedepan nama authornya aku sensor, khawatirnya kalau ada yang penasaran terus  download aplikasinya, lalu baca cerita ini. Duh >.<

Kebanyakan author ini menelurkan karya dengan ciri khas M-preg alias Male Pregnan, dimana karakter utamanya adalah laki-laki berpasangan dengan laki-laki yang punya kelebihan bisa hamil. Yap, sampai disini sudah punya gambaran apa itu Yaoi?? 

Yah, meskipun dikehidupan nyata, aku juga masih nggak paham sama orang-orang yang bisa punya hubungan spesial dengan sesama jenisnya. Mungkin aku butuh baca tentang psikologi lgbt kali ya, atau mungkin ada yang mau ngasih pencerahan biar aku terbuka gitu wawasannya ~ 

Back to His Mistress.

Karater dalam cerita His Mistress ini kebanyakan disukai oleh hardshipper JinHwi. Orang-orang yang suka melihat kedekatan atau bromace diantara Lee Dae Hwi dan Bae Jin Young. Dalam cerita ini Jinyoung sebagai seorang seme yang  yang sudah memiliki istri bernama Park Jihoon seorang uke. Dua orang ini sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak, sehingga Mrs. Bae, ibunya Jinyoung alias mertuanya Jihoon, meminta Jinyoung untuk memiliki seorang Mistress atau nyonya yang rahimnya disewa untuk melahirkan anak dengan garis keturunan marga Bae. 

Disinilah tokoh Daehwi yang juga seorang uke bertugas menjadi Mistress-nya Jinyoung. Daehwi ini adalah seorang pria special yang memiliki rahim. Daehwi dipilih langsung oleh Mrs. Bae karena beliau tahu bahwa Daehwi bisa hamil, alasan lainnya karena Jinyoung adalah seorang homoseksual yang hanya mau berhubungan dengan sesama jenisnya. Jadi dengan terpaksa, Jinyoung menerima Daehwi sebagai Mistress-nya, kenapa terpaksa? Soalnya Jinyoung cinta banget sama Jihoon. Jihoon tahu kalau mertuanya mau mencarikan mistress, tapi dia tahunya mistress-nya adalah seorang wanita bukan pria. Jadi meskipun Daehwi dan Jihoon sering bertemu karena Daehwi kerja di kafe yang sering didatangi Jihoon, Jinyoung dan Daehwi tetap merahasiakan hubungan mereka. 

Sampai akhirnya setelah beberapa kali Jinyoung dan Daehwi bertemu, muncullah benih-benih asmara diantara mereka. Namun disaat itu pula, muncul keajaiban bagi Jihoon, akhirnya dia bisa hamil. Nah lho, terus gimana nasib Daehwi? 

Sebenarnya saat berita kehamilan Jihoon, Daehwi juga sudah hamil, cuma dia nggak mau ngasih tahu Jinyoung. Akhirnya dia bilang kalau lebih baik, Jinyoung kembali ke Jihoon, karena Jihoon lebih membutuhkan Jinyoung daripada dia. Karakter Daehwi disini seperti macam tokoh protagonis yang gemar mengalah –orang-orang yang suka bilang “aku nggak papa kok”- 

Nah disinilah Jinyoung mulai galau. Jujur sebenarnya perasaan dia ke Jihoon udah nggak sama dulu lagi. Rasa yang pernah ada kini telah tiada, perasaan cintanya lebih besar ke Daehwi, tapi di satu sisi dia nggak mau ninggalin Jihoon, soalnya dia sadar udah banyak ninggalin Jihoon juga. 

Sampai pada suatu hari, Jinyoung memutuskan untuk tetap bersama Jihoon, tapi dia tetap nggak bisa hidup tanpa Daehwi, hatinya udah jadi milik Daehwi. Dengan terpaksa, pada hari itu mereka berdua berpisah. 

Diakhir cerita Jinyoung dan Daehwi akhirnya bisa bertemu, tapi itu bukan pertemuan yang menyenangkan karena akhirnya Jinyoung meninggal dunia. Jadi selama ini, dia hidup seperti zombie. Sejak perpisahannya dengan Daehwi, memang dia kembali hidup dengan Jihoon tapi dia nggak bahagia. Jihoon yang akhirnya tahu penyebabnya adalah Daehwi pun, nggak bisa berbuat banyak, soalnya disatu sisi dia juga nggak mau kehilangan Jinyoung. 

His Mistress adalah cerita bersequel. Authornya sengaja mengakhiri buku ini dengan ending yang nggantung soalnya dia bikin buku lanjutannya dengan judul His Comfort. Dibuku kedua ini akan dijelaskan kejanggalan-kejanggalan dari cerita sebelumnya. 

Review ini aku hanya menuliskan garis besar ceritanya saja, didalam sebenarnya masih banyak konflik nggak hanya antara Jihoon, Jinyoung, dan Daehwi tapi konflik dengan tokoh-tokoh lainnya. Penulisnya ini menurutku pintar dalam mempermainkan perasaan para pembaca, ceritanya sering membuat mood naik turun, dan nggak jarang banyak pembaca yang berkomentar menebak kelanjutan dari ceritanya.

Ciri khas dari penulis ini, selain hobi bikin M-preg, unsur dalam ceritanya sering banget mengandung unsur abusive dan harassment. Tapi bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris, jadi segala sesuatu yang berbau kata kasar, bagiku nggak terlalu familiar tapi masih bisa dipahami. Karya-karya dia jadi salah satu favorit aku kalau lagi buka wattpad, soalnya bisa sekalian belajar nambah vocab, hehehe ~




How Come? – AsXXXX

Buku kedua masih tentang fanfic, tapi kali ini lebih normal. Karena pemeran dalam cerita ini sesuai dengan kodratnya. Yah, walaupun masih halu karena pemeran laki-lakinya pakai tokoh BTS Park Jimin, sedangkan pemeran perempuannya adalah Ryu Keira, kalau sama penulisnya, tokoh Ryu Keira ini divisualisakan oleh model korea yang aku nggak tahu namanya. Mungkin mbak-mbak ulzzang ~ 

How come bercerita tentang dua orang yang menikah karena suatu motif tertentu, bukan karena cinta atau kasih sayang tapi karena kebutuhan yang mendesak yang menyebabkan mereka harus menikah. Ceritanya Keira datang ke dokter, setelah diperiksa ternyata dia mengidap penyakit tumor entah kanker payudara, yang menyebabkan dia harus operasi, tapi penyakitnya masih belum parah jadi kemungkinan bisa sembuh. Tapi juga nggak jamin, bibitnya tidak akan tumbuh lagi. Sehingga si dokter yang bernama Dokter Ae, menyarankan agar setelah operasi, Keira segera menikah dan punya anak. Soalnya dengan menyusui, itu bisa mencegah pertumbuhan sel-sel penyakit tersebut. Dokter Ae pun bahkan menawarkan calon suami bagi Keira. 

TMI : Kata si penulis, ide cerita tentang penyakit ini terinspirasi dari kerabatnya yang ngalamin hal yang serupa. Lalu aku cari di google tentang benar atau enggaknya. Dan ternyata memang ada penelitian yang bilang kalau dengan menyusui bisa menurunkan resiko kanker payudara, salah satunya adalah dengan menyusui artinya sel-sel payudara memproduksi susu setiap waktu sehingga membatasi kemampuan sel-sel payudara untuk berbuat menyimpang. Info selengkapnya di hellosehat.com (klik disini untuk membaca)

Batinku, wah aku menemukan kefaedahan dalam cerita yang tidak berfaedah, wkwkw  

Keira bingung harus gimana, soalnya belum ingin menikah. Dia masih 23 tahun dan merasa masih muda, masih banyak yang ingin dia kejar, tapi dia juga mikir tentang masalah kesehatannya. Kemudian saat dokter dan pasien ini sedang berdiskusi, datanglah Park Jimin yang tak lain adalah putra Dokter Ae yang ternyata dia yang akan dikenalkan pada Keira. 
Dari situ keduanya mulai muncul rasa ketertarikan. Dan akhirnya mereka menikah. End







Nggak ding ~ hehe

Konfliknya bukan disitu. Masalah utama ada dalam keterbukaan diantara dua pasang ini. Tak butuh waktu lama untuk mereka saling jatuh cinta meskipun dengan pernikahan yang sedikit “dipaksakan”, karena siapa yang mampu menolak pesona seorang Park Jimin.

Masalah muncul ketika seorang kawan Keira bilang kalau dia mengenal Jimin karena dia pernah magang atau bekerja di perusahaan game yang dipimpin oleh Jimin. Jadi kalau tadi belum aku ceritakan, pekerjaan Jimin adalah seorang pembuat game yang sangat populer dan beberapa kali memenangkan penghargaan.

Teman Keira ini bilang kalau orang-orang di perusahaan game ini ikut sebuah komunitas rahasia, yang mana dalam komunitas ini orang-orangnya akan saling bertaruh dalam sebuah permainan yang bernama “How Come”. Keuntungannya apa sih yang didapat dari taruhan ini? Tantangan dan Kepuasan. Katanya kalau udah masuk dalam permainan ini, orang-orang didalamnya akan ketagihan dan nggak mau berhenti bermain.

Yang membuat Keira ini menjadi mempertanyakan pernikahannya dengan Jimin adalah karena teman Keira ini bilang, kalau para developer game dalam komunitas ini rela melakukan apa aja demi gamenya. Misal dia ingin bikin game tentang pernikahan, ya dia bela-belain buat nikah untuk bisa mendalami seluk beluk pernikahan yang nantinya akan diaplikasikan pada game buatannya. Dan itulah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga Keira.

Awalnya Jimin nggak mau terbuka ketika masalah ini terkuak, tapi karena keduanya saling mencintainya akhirnya terbongkarlah rahasia Jimin. Hal yang dipertaruhkan pun membuat Keira syok dan tidak menyangka Jimin akan melakukan ini. Ada tiga hal yang dipertaruhkan dalam permainan How Come ini, yaitu Benda kesayangan paling berharga, Saham perusahaan, dan Nyawa orang yang paling dicintai. Dan tak lain tak bukan, Jimin mempertaruhkan nyawa istrinya sendiri kedalam permainan ini. Apakah Jimin berhasil dalam permainan taruhan ini? Atau Keira akan mati?

Endingnya? Tidak terlalu menyedihkan tapi bagiku juga nggak terlalu menyenangkan. Bagiku ceritanya ini berakhir dengan sedikit membingungkan. Kok bisa ya? Bagaimana bisa berakhir seperti itu. Mirip judulnya, How Come?



Voyager – VioXXX

Fanfic yang ini menjadi salah satu favoritku, soalnya si penulis bikin cerita ini berdasarkan buku ilmiah tentang pesawat ruang angkasa tanpa awak yang namanya Voyager. Sebuah pesawat ruang angkasa yang diluncurkan pada 5 September 1977. Kalau berdasarkan info yang aku baca dari wikipedia, pesawat ini masih beroperasi sampai sekarang dan merupakan benda buatan manusia yang bisa mencapai jarak jauh di luar angkasa. Pesawat ini sudah sampai di orbit planet Jupiter-Saturnus. Lebih lengkapnya silakan baca di wikipedia tentang Voyager.

Cast dalam fanfic ini bersifat genderswicth (GS). Kalau dalam dunia per-wattpad-an,  pemeran dalam ceritanya ini memiliki jenis kelamin yang berkebalikan dengan jenis kelaminnya didunia nyata. Gampangnya, didunia nyata kamu itu perempuan tapi didunia fanfic sama penulisnya kamu dibikin jadi laki-laki, begitu.

Pemeran GS nya adalah Daehwi dan pasangannya adalah Jinyoung. Keduanya sama-sama bekerja di lembaga NASA, dan ditempatkan khusus untuk mengamati, meneliti, dan mencatat perkembangan dari pesawat Voyager ini. Jinyoung bertugas sebagai kepala divisi, sedangkan Daehwi sebagai sekretaris yang bertugas untuk mencatat setiap perkembangan pesawat voyager.

Format cerita ini seperti buku harian si Daehwi. Jadi disamping dia mencatat tentang perkembangan pesawat voyager ini, dia juga nulis curhatan tentang Bae Jinyoung. Misal :

Hari ke 676 setelah peluncuran 
Pesawat voyager akhirnya berhasil mengunjungi saturnus, dengan posisi terdekat jarak 124.000 kilometer dari puncak awan saturnus, dan seterusnya. Setelah beberapa minggu aku tidak menemukan roti dan susu dari si pengirim rahasia, akhirnya hari ini aku mendapatkannya lagi di atas mejaku. Masih ada sticky note dengan pesan singkat yang terasa hangat, tapi kali ini isinya membuatku berdegub kencang. Malam ini aku akan tahu siapa si pengirim rahasia ini. 

Bagian cerita yang bikin baper dalam buku ini yaitu di antara Daehwi dan Jinyoung, keduanya menyimpan rasa suka sejak awal kuliah tapi karena suatu hal atau mungkin keduanya juga masih ambisius mengejar mimpi makanya nggak ada yang mengungkapkan satu sama lain. Sampai akhirnya keduanya bertemu kembali di dunia kerja dan bahkan satu divisi.

Buku ini memakai sudut pandang dari Daehwi. Dalam buku hariannya dia menceritakan bagaimana awalnya bertemu dengan Jinyoung, bagaimana dia bisa suka kepada seniornya ini, bagaimana dia tidak bisa menahan untuk tidak senang saat tahu dia bekerja satu divisi dengan orang yang dia suka, dan bagaimana dia ingin melupakan Jinyoung karena beberapa minggu belakangan ada orang lain yang mengganggu hatinya yaitu si pengirim roti rahasia itu.

Sampai akhirnya Daehwi dan si pengirim roti rahasia ini bertemu. Ceritanya sesuai dengan ekspetasi para JinHwi shipper yang mengharap Happy Ending ~ Heart-eu Pyong <3



Dia Adalah Kakakku – Tere Liye [discontinue]

Baru baca beberapa bab, lalu tersadar karena seperti pernah baca atau nonton cerita yang seperti ini. Lalu aku buka lembar terakhir, dan dugaanku ternyata benar, buku ini adalah tampilan baru dari buku Bidadari-Bidadari Surga, hanya diganti judul saja. Karena dulu aku udah pernah nonton filmnya, otomatis aku udah tahu jalan ceritanya seperti apa. Yah, meskipun mungkin ceritanya yang dibuku lebih seru dari pada di film, tapi karena udah tahu akhir ceritanya seperti apa, makanya nggak aku terusin, huehue ~ 


Malam Minggu, 23 Maret 2019 | After the day with carelessness 

13 Maret 2019

My Stupidty -Moment of Last Chance Part 1

Maret 13, 2019 0
Seingatku ada tiga hal yang benar-benar aku lakukan dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh seolah-olah itu adalah kesempatan terakhir. Seolah-olah nggak akan ada hari esok. Tiga hal itu adalah Pendaftaran Garda Depan 56 (Gardep), Sidang Skripsi, dan GPP. 

Pertama tentang pendaftaran Garda Depan 56. Sebenarnya aku tahu tentang kerja part time ini sejak semester empat. Waktu itu baru wacana ingin doang belum ada actionnya. Lalu saat aku semester enam, aku lihat pendaftaran Gardep 54. Karena penasaran, iseng-iseng aku daftar dengan mengisi form online yang telah disediakan. Tapi saat itu, aku seperti masih antara ingin - nggak ingin kerja part time, mengingat saat itu aku juga akan KKN. 

Setelah iseng-iseng daftar, harusnya menyerahkan berkas-berkas pendukung ke kantor Yogyatorium (Ytr) tapi karena saat itu keinginan masih ngambang, berkas-berkas itu nggak aku kumpulkan. Dan tentu saja pengalaman untuk menjadi Gardep 54 lewat begitu saja. Terhempas, terlupakan bersama kegiatan KKN yang kujalani.

Satu tahun berlalu, tepatnya tahun 2016 dimana aku mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswa semester akhir dengan segala kegalauan soal skripsi, aku lihat pengumuman pendaftaran Gardep 56. Saat itu judulnya pendaftarannya 5E6ORO AMARTO. Lalu keinginan untuk kerja part time itu muncul lagi, karena rasa penasaran yang masih terhauskan.

Selanjutnya dengan penuh kemantapkan aku coba daftar online lagi. Kali ini lebih serius, lebih bersungguh-sungguh, dan rasanya deg-degan , nggak seperti waktu pertama kali masih coba-coba agak lebih santai. Kali ini benar-benar aku persiapkan segalanya. Aku juga mengumpulkan berkas-berkas pendukung ke Ytr yang sebenarnya tempat itu beberapa kali sudah aku lewati. 

Flashback ~ dulu dulu tiap kali lewat jalan gedong kuning (sebelum mengenal istilah Ytr) penasaran sama bangunan Ytr yang menurutku cukup unik, ada spiral-spiralnya haha. Jadi dulu sempet mbatin, suatu saat mungkin bisa masuk bangunan itu. Dan Allah Maha Baik, Dia mengabulkan ke-mbatinan-ku, hihi 

Tahap seleski berkas dan front interview telah aku lewati, selanjutnya tahap tes tulis, FGD, dept interview juga berhasil membuatku lolos. Tahap selanjutnya adalah User Interview. Kalau tahap-tahap sebelumnya itu diseleksi oleh tim khusus dibawah HRD yaitu OT (Oblong Training). Ditahap user interview cagardep (calon garda depan) akan diwawancarai langsung oleh manager atau hrd. 

Nah disinilah letak kecerobohan, kebodohan, dan kekonyolanku. Rasanya kalau inget kejadian sebelum user interview, geli-geli menyedihkan. Jadi setelah diumumkan siapa saja yang lolos di tahap user, cagardep ini dibagi kebeberapa hari dengan beberapa jam interview yang berbeda. Dan lokasi interviewnya bukan di Ytr. Tapi karena aku kurang teliti saat baca pengumuman dengan pede-nya, pada hari-H setengah jam sebelum jadwalku untuk interview, aku datang ke Ytr. 

Sampai di Ytr, loh kok sepi. Mana nih, OT-OT yang biasanya lalu lalang ngurus cagardep. Aku sempat menduga jangan-jangan udah selesai atau jangan-jangan aku salah tempat. Aku duduk nunggu sekitar 10 menit, dengan harapan ada OT yang mempersilakan masuk untuk interview, tapi yang ada hanya mas-mas gardep yang lagi istirahat. Terus aku tanya ke mas-masnya, tempat buat user interview dimana, masnya jawab nggak tahu terus ngomong sesuatu yang aku nggak jelas dengarnya apa. Bener kan dugaan keduaku. Langsung deh aku pergi dari Ytr, dijalan mikir aku harus gimana, aku nggak tahu tempatnya interviewnya dimana. Ditambah, waktu itu aku masih pakai HP Nokia yang ulekan soalnya androidnya lagi rusak. Jadi akses internet buat baca pengumuman  lebih telit juga nggak bisa. Dan disaat itu pula aku ingat, kalau dipengumuman itu ada peta lokasi untuk tempat interviewnya, dan begonya aku pede-pede aja yakin kalau itu di Ytr padahal bukan. 

Disaat manusia ini kepepet, ada Allah Yang Maha Lapang. Aku ingat ditikungan jalan setelah bangjo dari Ytr itu ada warnet. Masih ada kesempatan buat nyari tahu lebih detail soal pengumuman itu. Sampai diwarnet langsung buka pengumuman, dan bener kan ada shareloc-nya. Lokasinya di kantor pusat, di Jalan Sonopakis. Dan itu artinya aku harus ngurut dalan dari  Yogya bagian Timur ke Yogya bagian Barat, dan itu butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk menembus macetnya Yogya, apalagi saat itu jam-jam sore, orang-orang banyak yang pulang kerja, lalu lintas padat dan cuaca sedang hujan. Lengkap sudah rasanya aku pengen mundur saja. 

Setelah merenung sejenak di dalam bilik warnet, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ini. Batinku bilang coba aja, nanggung, udah sampai sini, udah tahu pula lokasinya, coba aja, coba terus.

Diperjalanan menuju kantor pusat, ditengah hiruk-pikuk raungan kuda besi jalanan, dan ditengah derasnya hujan yang tembus sampai kedalam mantol, aku melaju sambil merenung sembari merutuki kebodohanku. Makanya kalo baca yang teliti !!

Didalam batin sedang terjadi pergulatan, antara maju terus dengan konsekuensi terlambat dan mungkin saja nggak diijinkan untuk ikut interview atau mundur saja dengan konsekuensi aku nggak akan bisa ikut seleksi gardep lagi karena ini kesempatan terakhir untuk mahasiswa semester delapan. Karena kesel, bingung, jengkel terutama sama diri sendiri, mau nggak mau dibawah rintik hujan tapi ketutupan helm, aku nangis, huhuhu ~ 

Dalam pergulatan itu aku mikir, aku udah jauh-jauh sampai sini, udah capek-capek lolos ditahap-tahap sebelumnya, udah mampir warnet buat nyari tahu peta lokasinya, udah hujan-hujan pula sampai sini, udah semeter delapan pula, besok-besok nggak kalaupun emang dapat kerja part time ditempat lain tapi aku jadi nggak bisa tahu gimana rasanya kerja sebagai gardep yang emang dari dulu udah bikin aku penasaran, pikirku besok-besok udah nggak ada lagi kesempatan buat daftar, pikirku bisa jadi ini kesempatan terakhirku buat ngrasain kerja part time di akhir masa periodeku sebagai mahasiswa.  Pokoknya saat itu aku jadi mikir, there’s no way back. Udah sampai sini, kalau mundur, nanti bakal nyesel, dan perjalanan ini udah kepalang tanggung. Jadi maju terussss ~ 

Aku ingat saat itu, lampu merah setelah Jalan Kusumanegara, ada sms dari OT, kenapa belum datang? Aku jawab alasannya karena nyasar, saat itu aku jadi mikir apa yang pihak user pikirkan kalau aku bilang nyasar, mungkin mereka bakal mikir , nih anak nggak teliti baca pengumuman atau gimana, tapi mikirnya itupun setelah kukirim balasan sms itu. Hmmm yaudah pasrah aja aku mah, yang penting coba dulu. 

Sekali lagi, Allah Maha Pemberi Rizki. Aku masih disambut dengan baik buat ikut user interview. Segala prasangka saat diperjalanan seketika pudar saat mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kesanggupanku untuk kerja sebagai gardep. 

Jadi point dalam cerita ini yang ingin aku share dan aku tekankan pada diri sendiri adalah saat diperjalanan ke kantor pusat, aku mikirnya nggak akan ada kesempatan lagi untuk jadi gardep karena aku udah semester delapan dan itu semester paling akhir untuk jadi gardep. Padahal kalaupun aku memilih mundur, aku juga punya kesempatan untuk daftar kerja part time ditempat lain. Tapi pikiran itu nggak datang saat aku merenung dijalan tadi. Mungkin karena aku juga mikir, bahwa perjuangan untuk bisa lolos ditahap-tahap sebelum user interview juga nggak gampang. Jadi aku pikir kalau kesempatan ini nggak diambil mungkin dimasa yang akan datang aku akan menyesal. :”) 


Sunday, 3 Maret 2019 | Ditulis sembari mengingat kebodohanku, malam ini hujan deras juga | K