Seingatku ada tiga hal yang benar-benar aku lakukan dengan sepenuh hati dan bersungguh-sungguh seolah-olah itu adalah kesempatan terakhir. Seolah-olah nggak akan ada hari esok. Tiga hal itu adalah Pendaftaran Garda Depan 56 (Gardep), Sidang Skripsi, dan GPP.
Pertama tentang pendaftaran Garda Depan 56. Sebenarnya aku tahu tentang kerja part time ini sejak semester empat. Waktu itu baru wacana ingin doang belum ada actionnya. Lalu saat aku semester enam, aku lihat pendaftaran Gardep 54. Karena penasaran, iseng-iseng aku daftar dengan mengisi form online yang telah disediakan. Tapi saat itu, aku seperti masih antara ingin - nggak ingin kerja part time, mengingat saat itu aku juga akan KKN.
Setelah iseng-iseng daftar, harusnya menyerahkan berkas-berkas pendukung ke kantor Yogyatorium (Ytr) tapi karena saat itu keinginan masih ngambang, berkas-berkas itu nggak aku kumpulkan. Dan tentu saja pengalaman untuk menjadi Gardep 54 lewat begitu saja. Terhempas, terlupakan bersama kegiatan KKN yang kujalani.
Satu tahun berlalu, tepatnya tahun 2016 dimana aku mulai menjalani kehidupan sebagai mahasiswa semester akhir dengan segala kegalauan soal skripsi, aku lihat pengumuman pendaftaran Gardep 56. Saat itu judulnya pendaftarannya 5E6ORO AMARTO. Lalu keinginan untuk kerja part time itu muncul lagi, karena rasa penasaran yang masih terhauskan.
Selanjutnya dengan penuh kemantapkan aku coba daftar online lagi. Kali ini lebih serius, lebih bersungguh-sungguh, dan rasanya deg-degan , nggak seperti waktu pertama kali masih coba-coba agak lebih santai. Kali ini benar-benar aku persiapkan segalanya. Aku juga mengumpulkan berkas-berkas pendukung ke Ytr yang sebenarnya tempat itu beberapa kali sudah aku lewati.
Flashback ~ dulu dulu tiap kali lewat jalan gedong kuning (sebelum mengenal istilah Ytr) penasaran sama bangunan Ytr yang menurutku cukup unik, ada spiral-spiralnya haha. Jadi dulu sempet mbatin, suatu saat mungkin bisa masuk bangunan itu. Dan Allah Maha Baik, Dia mengabulkan ke-mbatinan-ku, hihi
Tahap seleski berkas dan front interview telah aku lewati, selanjutnya tahap tes tulis, FGD, dept interview juga berhasil membuatku lolos. Tahap selanjutnya adalah User Interview. Kalau tahap-tahap sebelumnya itu diseleksi oleh tim khusus dibawah HRD yaitu OT (Oblong Training). Ditahap user interview cagardep (calon garda depan) akan diwawancarai langsung oleh manager atau hrd.
Nah disinilah letak kecerobohan, kebodohan, dan kekonyolanku. Rasanya kalau inget kejadian sebelum user interview, geli-geli menyedihkan. Jadi setelah diumumkan siapa saja yang lolos di tahap user, cagardep ini dibagi kebeberapa hari dengan beberapa jam interview yang berbeda. Dan lokasi interviewnya bukan di Ytr. Tapi karena aku kurang teliti saat baca pengumuman dengan pede-nya, pada hari-H setengah jam sebelum jadwalku untuk interview, aku datang ke Ytr.
Sampai di Ytr, loh kok sepi. Mana nih, OT-OT yang biasanya lalu lalang ngurus cagardep. Aku sempat menduga jangan-jangan udah selesai atau jangan-jangan aku salah tempat. Aku duduk nunggu sekitar 10 menit, dengan harapan ada OT yang mempersilakan masuk untuk interview, tapi yang ada hanya mas-mas gardep yang lagi istirahat. Terus aku tanya ke mas-masnya, tempat buat user interview dimana, masnya jawab nggak tahu terus ngomong sesuatu yang aku nggak jelas dengarnya apa. Bener kan dugaan keduaku. Langsung deh aku pergi dari Ytr, dijalan mikir aku harus gimana, aku nggak tahu tempatnya interviewnya dimana. Ditambah, waktu itu aku masih pakai HP Nokia yang ulekan soalnya androidnya lagi rusak. Jadi akses internet buat baca pengumuman lebih telit juga nggak bisa. Dan disaat itu pula aku ingat, kalau dipengumuman itu ada peta lokasi untuk tempat interviewnya, dan begonya aku pede-pede aja yakin kalau itu di Ytr padahal bukan.
Disaat manusia ini kepepet, ada Allah Yang Maha Lapang. Aku ingat ditikungan jalan setelah bangjo dari Ytr itu ada warnet. Masih ada kesempatan buat nyari tahu lebih detail soal pengumuman itu. Sampai diwarnet langsung buka pengumuman, dan bener kan ada shareloc-nya. Lokasinya di kantor pusat, di Jalan Sonopakis. Dan itu artinya aku harus ngurut dalan dari Yogya bagian Timur ke Yogya bagian Barat, dan itu butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk menembus macetnya Yogya, apalagi saat itu jam-jam sore, orang-orang banyak yang pulang kerja, lalu lintas padat dan cuaca sedang hujan. Lengkap sudah rasanya aku pengen mundur saja.
Setelah merenung sejenak di dalam bilik warnet, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ini. Batinku bilang coba aja, nanggung, udah sampai sini, udah tahu pula lokasinya, coba aja, coba terus.
Diperjalanan menuju kantor pusat, ditengah hiruk-pikuk raungan kuda besi jalanan, dan ditengah derasnya hujan yang tembus sampai kedalam mantol, aku melaju sambil merenung sembari merutuki kebodohanku. Makanya kalo baca yang teliti !!
Didalam batin sedang terjadi pergulatan, antara maju terus dengan konsekuensi terlambat dan mungkin saja nggak diijinkan untuk ikut interview atau mundur saja dengan konsekuensi aku nggak akan bisa ikut seleksi gardep lagi karena ini kesempatan terakhir untuk mahasiswa semester delapan. Karena kesel, bingung, jengkel terutama sama diri sendiri, mau nggak mau dibawah rintik hujan tapi ketutupan helm, aku nangis, huhuhu ~
Dalam pergulatan itu aku mikir, aku udah jauh-jauh sampai sini, udah capek-capek lolos ditahap-tahap sebelumnya, udah mampir warnet buat nyari tahu peta lokasinya, udah hujan-hujan pula sampai sini, udah semeter delapan pula, besok-besok nggak kalaupun emang dapat kerja part time ditempat lain tapi aku jadi nggak bisa tahu gimana rasanya kerja sebagai gardep yang emang dari dulu udah bikin aku penasaran, pikirku besok-besok udah nggak ada lagi kesempatan buat daftar, pikirku bisa jadi ini kesempatan terakhirku buat ngrasain kerja part time di akhir masa periodeku sebagai mahasiswa. Pokoknya saat itu aku jadi mikir, there’s no way back. Udah sampai sini, kalau mundur, nanti bakal nyesel, dan perjalanan ini udah kepalang tanggung. Jadi maju terussss ~
Aku ingat saat itu, lampu merah setelah Jalan Kusumanegara, ada sms dari OT, kenapa belum datang? Aku jawab alasannya karena nyasar, saat itu aku jadi mikir apa yang pihak user pikirkan kalau aku bilang nyasar, mungkin mereka bakal mikir , nih anak nggak teliti baca pengumuman atau gimana, tapi mikirnya itupun setelah kukirim balasan sms itu. Hmmm yaudah pasrah aja aku mah, yang penting coba dulu.
Sekali lagi, Allah Maha Pemberi Rizki. Aku masih disambut dengan baik buat ikut user interview. Segala prasangka saat diperjalanan seketika pudar saat mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kesanggupanku untuk kerja sebagai gardep.
Jadi point dalam cerita ini yang ingin aku share dan aku tekankan pada diri sendiri adalah saat diperjalanan ke kantor pusat, aku mikirnya nggak akan ada kesempatan lagi untuk jadi gardep karena aku udah semester delapan dan itu semester paling akhir untuk jadi gardep. Padahal kalaupun aku memilih mundur, aku juga punya kesempatan untuk daftar kerja part time ditempat lain. Tapi pikiran itu nggak datang saat aku merenung dijalan tadi. Mungkin karena aku juga mikir, bahwa perjuangan untuk bisa lolos ditahap-tahap sebelum user interview juga nggak gampang. Jadi aku pikir kalau kesempatan ini nggak diambil mungkin dimasa yang akan datang aku akan menyesal. :”)
Sunday, 3 Maret 2019 | Ditulis sembari mengingat kebodohanku, malam ini hujan deras juga | K
Komentar
Posting Komentar