23 Februari 2013

Gembel Jadi Presiden


“Mak! Aku pengen sekolah.!”  Rengek seorang anak pada emaknya.
“Oalah Jo Jo, mau sekolah pake apa?” Emaknya  menjawab dengan ketus.
“Ya pake baju to Mak. Masak nggak telanjang!”
“Maksud emak itu, bayarnya mau pake apa?”
“Aduh aduh! Emak ini gimana to? Ya bayar pake uang to Mak?”
“Bayar pake uang! Uangnya siapa? Mbok kamu itu sadar, kita ini miskin, gembel, nggak punya apa-apa. Makan sehari aja susah, mau sekolah. Buat apa to sekolah itu?” Jelas Emak bernada tinggi.

Paijo membisu memikirkan kata-kata emaknya.

“Tapi Mak, aku pengen jadi presiden. Kan presiden harus sekolah.” Kata Paijo mengungkapkan cita-citanya.
“Hah presiden? Ngimpi! Gembel kayak kamu mau jadi presiden.
Sadar le! Kamu itu siapa!” Jawab Emak masih bernada tinggi.

“Tapi Mak, aku pengen jadi presiden buat mensejahterkan gembel-gembel di negara ini Mak?”
“Men-se-jah-te-ra-kan katamu? Mensejahterakan? Hidup kamu aja belum sejahtera, mau jadi pahlawan nyejahterain hidup banyak orang. Tak kasih tau ya le, sekolah itu hanya formalitas. Walaupun sekolah tinggi-tinggi sampai ngluarin duit berjuta-juta, ujung-ujungnya juga buat cari kerja to?” Jelas Emak panjang lebar.
“Iya Mak, tapi paling enggak kalo aku sekolah kerjaku nggak cuma munggut sampah!”  Paijo masih kukuh dengan keinginannya.

“Tak kasih tau lagi le, diluar sana banyak lulusan sarjana yang jadi pengangguran. Kalah sama yang lulusan SD.”
“Emang yang lulusan SD kerja apa Mak?” Tanya Paijo penasaran.
“Ada yang Ngamen, ada yang jualan cobek.” Kata Emak mulai melunak.
“Yah, itu sama aja Mak!”
“Sama aja gimana? Ya beda dong setidaknya mereka bukan pengangguran. Kamu juga harusnya bersyukur, tanpa sekolah kamu udah bisa kerja.”
“Ah Si Emak ini, Mungut sampah kok bangga!” Sunggut Paijo.
“Ah sudahlah, nggak usah banyak cincong lagi. Sana kerja, sampah sudah menunggumu. Cari sampah yang banyak!” Kata Emak tidak peduli.

Dengan langkah gontai Paijo keluar dari rumah gubuk reotnya. Wajahnya tampak sendu setelah berdebat dengan Emaknya. Dia enggan mencari sampah. Sampai di Tempat Pembuangan, memang sampah-sampah sudah menyambutnya. Dengan bau busuk yang menyengat. Hidung Paijo sudah kebal, jadi dia tidak merasa terusik. Tapi dia malah duduk bersangga uang di batu pinggir tumpukan sampah. Seorang gadis kecil berpakaian seperti model pakaian artis. Lengan kanan bajunya tidak ada, itu bukan disengaja, tapi karena baju itu digerogoti tikus. Dia tampak heran melihat Paijo yang biasanya rajin tapi sekarang malah bermalas-malasan.

“Mas Paijo! Kok malah duduk-duduk disitu to?” Tanya gadis kecil itu penasaran.
”Oh, elo Nem. Gue lagi males nyampah.”
“Lha kenapa mas?”
“Lagi nggak mood!”
“Nggak mood itu apa to?” Tanya Painem polos.
“Lagi nggak nafsu!”
“Oalah mas mas, gembel kok ngomong pake basa inggris segala. Haha”

Paijo mengendus kesal.


"Lah mas, nanti terus setornya gimana?
"Ya nanti gue minta sampah loe aja. Loe nanti cari sampahnya yang banyak ya?"
"Huu. . . Enak aja. Nggak bisalah."
"Ya udah, aku mau nyampah dulu!"
"Ya sana!!"

Paijo menjawab dengan ketus.
Inem si gadis kecil dengan berani naik ke puncak tertinggi tumpukan sampah. Dengan teliti memilah-milah sampah.

***

Paijo menerawang ke angkasa, memandang langit biru yang dihiasi titik-titik hitam. Ternyata burung-burung sedang bermigrasi.
Tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berhenti di ujung gang, jalan menuju TPA. Dua orang pria berjas rapi dan berdasi keluar dari mobil dan berjalan menuju tempat Paijo. Seorang pria memakai kacamata kotak hitam, dan yang lain memakai topi ala detektif.  Paijo terbengong-bengong melihat dua orang itu menghampirinya. Mulutnya membentuk huruf O dan wajahnya tampak tolol sekali.

"Dengan saudara Paijo?" tanya salah seorang dari dua orang itu.
"Bukan. Saya bukan saudara Paijo, saya Paijo." kata Paijo bingung
"Ya itu maksud kami. Kami ke sini bermaksud menjemput anda. Karena ada banyak tugas yang menunggu anda."
"Loh, memangnya ada apa ini?" Paijo heran
"Kami akan menjelaskannya nanti. Sekarang lebih baik anda ikut kami."
"Naik mobil itu?"
"Iya." tegas pria yang berkacamata.
"Wah beneran nih? Asyik!! Ayo yuk cepet kita naik mobil." Paijo girang
Paijo kegirangan, wajah katroknya berseri-seri. Seumur hidup baru kali ini dia naik mobil mewah, biasanya dia naik mobil bercangkang emas alias mobil pengangkut sampah.
Paijo meraba cat mobil yang hitam mulus itu. Dia tampak takjub melihat mobil yang ada hiasan kuda berdiri di atas kapnya. Salah satu pria membukakan pintu baginya. Ketika duduk di jok mobil dia teriak-teriak kegirangan.

"Waw waw, empuk empuk, kursinya empuk. Lebih empuk daripada dipan tempat tidurku." seru Paijo norak.

Dua pria itu saling memandang, heran melihat kekatrokan Paijo.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang melintasi rumah-rumah kardus sampai rumah-rumah itu menghilang digantikan gedung-gedung nan tinggi.

"Hoamm. . .
Masih lama ni sampainya? Kita mau kemana sih?" tanya pPaijo sembari menguap.

Tidak ada yang menjawab.

"Kok diam to? Cakep-cakep kok bisu.
Eh, situ kok pakainya rapi amat. Situ pejabat ya?" tanya Paijo penasaran

Laki-laki disebelah Paijo menggeleng.

"Kami bodyguard. Kami disini bertugas mengawal dan menjaga anda." jelas pria bertopi.
"Wehee. . . Ngawal, gue punya pengawal dong! Asyikk! Berarti kalian-kalian ini harus mau dong kalo gue suruh-suruh. Hahahaha. . .
Hah, gue ngantuk, gue tidur dulu ya."

Paijo langsung tertidur pulas sampai-sampai air liurnya membasahi jok mobil.

***

Mobil berhenti tepat di depan pintu gerbang yang sangat besar. Paijo terbangun, terkejut melihat di mana mobil itu berhenti.

"Tuan, sekarang anda berada di depan pintu gerbang rumah anda."
"Hah rumah? Ini sih bukan rumah. Ini istana!"
Di TPA juga ada istana, nggak kalah besar sama yang ini. Tapi baunya Masya Allah banget. Hehe . . .

Paijo cengar-cengir memperlihatkan gigi kuningnya.

Pintu gerbang terbuka otomatis. Paijo terkejut melihatnya.

"Waduh, gila tu gerbang! Bisa buka sendiri. Jangan-jangan ini istana ada hantunya!
Hii . . . Atut!"

Dasar Paijo katrok.







TBC


Read part two in here

======

PS. diedit lagi tanggal 10 April 2019, cerbung enam tahun lebih yang lalu, saat blog ini masih baru-barunya, wkwkw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar