25 Februari 2020

Mendefinisikan Rindu

Februari 25, 2020 0
Memakai ilustrasi dari poster Spring Day BTS karena lirik lagunya ada kata-kata bogoshipda artinya aku rindu


Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang –orang baik yang saya temui di tahun dua ribu sembilan belas.

Ohya disclaimer dulu, “kata ganti orang pertama tunggal” di pikiran saya lagi agak roaming, jadi ditulisan ini mungkin bakalan campur aduk antara “saya” dengan “aku”.

Sebuah suara berkata : apakah itu menjadi masalah?
Aku : IYA, Masalah banget, heuheu (-.-)”

Lanjut ~

Kalau salah satu ukuran untuk mengapresiasi sebuah moment pertemuan adalah dengan membagikan foto-foto atau video kebersamaan dengan keluarga, teman, atau orang-orang yang ditemui di lini masa, saya menyadari bahwa saya kurang dalam hal itu. Saya amat menyadari bahwa saya jarang sekali membagikan momen saya dengan keluarga, teman-teman, atau orang-orang yang saya temui. Dan saya juga menyadari bahwa yang seperti saya kayak gini juga gak sedikit, tapi yang berkebalikan juga lebih banyak.

Tadi siang, untuk pertama kalinya saya install aplikasi facebook di hape saya. Install doang karena penasaran dan ada niat pengen promosi gambar disana tapi urung karena berbagai alasan dan saya uninstall lagi, hehe – gak niat –

Waktu scrolling beranda, saya nggak sengaja lihat postingan foto saya dengan Mbak saya di tempat kerja yang dulu, beserta captionnya.  Salah satu kalimatnya bilang “Orang yang nggak pernah kangen ke aku, padahal aku kangen -_-“ dari tulisan itu terus aku jadi mikir, sebenarnya kangen itu yang gimana sih?

Sebenarnya semenjak saya tahu rasanya patah hati (hilih pitih hiti) saya jadi belajar untuk tidak terlalu menggantungkan perasaan saya pada orang lain, termasuk pada keluarga ataupun teman-teman. Sederhananya, saya harus punya cadangan hati buat siap-siap kecewa dalam berhubungan sama orang. Entah itu hubungan pertemanan, perbucinan, bahkan persaudaraan. Terus apa hubungannya sama Kangen?

Kolerasinya sama hal perkangenan, mungkin hal tersebut yang membuat saya jadi jarang kangen sama temen-temen. Saya bukan yang nggak pernah kebayang momen saat bersama mereka, tetap kebayang tapi yaudah. Pengen balik ke masa-masa itu? hmm, mikir dulu kali yaa , hehe

Pernah salah satu sisterfillah saya tanya di chat WhatsApp “Kangen nggak sama aku?” terus saya jawab “Enggak, hehe”. Karena emang nggak ngrasa kangen, tapi kan kenangan bersama sista nggak hilang.

Jadi sampai saya nulis ini pun saya nggak tahu harus mendefiniskan kangen itu seperti apa, yang jelas salah satu tujuan saya menulis ini adalah untuk mengabadikan moment bersama orang-orang yang saya temui di tahun dua ribu sembilan belas. Supaya kelak, ketika saya membaca tulisan ini di kemudian hari, cerita-cerita bersama mereka tetap ada dan abadi. :)   

Mereka adalah rekan kerja saya selama sembilan bulan sampai akhir Desember kemarin. Alhamdulillah pada bulan April 2019 saya mendapat kesempatan untuk bekerja disalah satu instansi yang letaknya tidak jauh dari rumah saya. Untuk pertama kalinya saya kerja dekat dengan rumah. T.T

Pertemuan dengan beliau-beliau ini membuat saya banyak belajar, tidak hanya tentang pekerjaan namun juga tentang sisi lain kehidupan. Jhaaaa ~

Ada salah dua mbak-mbak (eh, yang satunya lebih muda ding, tapi w manggilnya tetep pake mbak, wkwk) yang sering banget jadi temen diskusi. Mulai dari buku, film, webtoon,berita, dan relationship, eyaa ~

Orang-orang baru yang saya temui tidak hanya dari mereka yang bekerja di instansi tersebut, tetapi juga dari masyakakat luar yang menjadi pendamping desa yang menghubungkan dengan instansi tempat saya bekerja. Dari mereka saya juga banyak belajar.

Ada satu momen yang membuat saya bersyukur dan trenyuh atas kebesaranNya, adalah ketika saat pertemuan koordinasi hari terakhir yang ditutup dengan acara karaoke bareng. Saya yang pada saat itu sedang mengalami krisis toleransi karena sebuah "nasihat" terhadap pilihan yang saya sukai dan ingin saya jalani, entah dapat ilham dari mana saya jadi mikir dan trenyuh saat melihat bapak-bapak dan ibu-ibu ini begitu menikmati acara karaoke tersebut. Saya menjadi semakin kagum pada kebesaranNya yang telah menganugrahkan beranekaragam cara untuk menghibur diri.

Saya tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi atau kegelisahan apa yang mereka cemaskan. Tapi melihat mimik wajah mereka yang begitu lepas menikmati setiap irama lagu, saya jadi percaya bahwa mungkin ini salah satu cara Tuhan menganugrahkan kesenangan kepada para beliau ini.


Dan untuk momen-momen yang lainnya.

Saya ndak akan lupa bagaimana rasanya gabut di awal-awal masuk kerja.

Saya ndak akan lupa gimana ribetnya bantuin bikin laporan pertanggungjawaban, rasanya kayak mengulang masa-masa waktu ikut PKM, ternyata ribetnya dulu jaman kuliah berguna juga di keribetan yang ini, wkwkw

Saya ndak akan lupa gimana kami sampai malem nungguin orang-orang yang mau ngumpulin laporan, atau nunggu tanda tangan Bapak yang paling berwenang, yang padahal aslinya biasa aja, cuma karena saya gampang cemas jadi mau minta tangan aja drama dulu ~ heuheu

Dan tentu saja momen saat kami piknik bersama ke Klaten atau Pantai, terima kasih akhirnya saya bisa  foto di dalam air, haha

Kata ini akan selalu berulang lagi dan lagi, untuk kerja samanya, untuk suka-dukanya, untuk keribetannya, untuk dramanya, untuk ilmunya, untuk sharing pengalamannya, dan untuk ceritanya TERIMA KASIH banyak.

Big Love.


Kantor baru, 25 Februari 2020 | di luar hujan deras | K

credit photo : google