Langsung ke konten utama

Berprasangka yang Baik

Oleh : Mutia Prawitasari dalam buku Bertumbuh
Tulisan pendukung Buku Bulan Februari

Pernahkan kamu merasa risih atas sesuatu yang dikatakan (dan tidak dikatakan) oleh orang lain? Atas sesuatu yang dilakukan (dan tidak dilakukan) oleh orang lain? Bahkan, atas sesuatu yang dituliskan (dan tidak dituliskan) oleh orang lain? 

Mereka bertanya apa kabar, kamu pikir mereka riya dan pamer. Mereka bertanya kapan lulus, kerja dimana, kapan menikah, sudah hamil atau belum, kapan punya adik lagi, dan sederet pertanyaan lain, kamu pikir mereka mengintimidasimu. Mereka menulis sesuatu yang berbeda pendapat denganmu, kamu pikir mereka menyindir bahkan menyudutkanmu. 

Pernahkan kamu merasa malu karena ternyata semua itu belum tentu benar? Yang menanyakan kabarmu, bagaimana kalau dia memang peduli denganmu? Yang bercerita tentang kebahagiaan, bagaimana kalau dia sedang belajar mensyukuri hidupnya? Yang bertanya kapan lulus, kerja dimana, dan seterusnya, bagaimana kalau dia hanya mencari cara untuk membuka obrolan kembali denganmu? Yang menulis suatu hal yang berbeda pendapatnya denganmu , bagaimana kalau dia sedang menulis untuk dirinya sendiri?

Kamu saja, mungkin yang seperti itu. Kamu saja mungkin yang kalau bertanya apa kabar, sedang ada maunya. Kamu saja mungkin yang kalau bercerita tentang kehidupan bahagiamu, sedang riya dan pamer. Kamu saja mungkin, orang lain tidak. 

Sering kali apa yang kita duga diniatkan dan dipikirkan oleh orang lain sejatinya merupakan niatan dan pikiran kita sendiri. Semakin buruk kita berprasangka kepada orang lain, seburuk itu pulalah kita tercermin. Malu kan? 

Saat kamu berharap-berprasangka terlalu baik kepada seseorang- kerap yang kamu dapatkan adalah kecewa. Namun, saat kamu berprasangka buruk, kerap yang kamu dapatkan adalah rasa malu. Dua-duanya, percayalah, salahnya bukan ada di luar, melainkan ada di dalam dirimu sendiri. Akarnya? Hanya satu, ketiadaan syukur. 

Coba periksa prasangkamu. Periksa harapmu. Periksa syukurmu. Kamu saja mungkin, yang kurang bersyukur, orang lain tidak. 

23 Februari 2019 | K

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Best Moment 2023

Hai, sebelum dua ribu dua tiga berakhir, dan demi mengisi blog archive agar tahun 2023 tidak kosong, karena tidak ada postingannya. Aku mau cerita sedikit tentang perubahan hidup di tahun 2023. Yaaak, betul~ AKHIRNYA AKU MENIKAAAH ~ Alhamdulillah  Salah satu fase hidup yang pada tahun 2022 belum ada dalam daftar prioritasku, namun selalu membuatku kepikiran, wkwkw. Langsung saja, berikut adalah sepenggal timeline pertemuan aku dan suamiku :  Sukomakmur, 15 Januari 2023  Pertemuan kami untuk yang kesekian kalinya. Pada hari itu untuk menikmati cuti beliau dan kebetulan pas hari minggu aku juga libur. Kami berkunjung ke Negeri Sayur, Sukomakmur, Kajoran. Kami bawa bekal minuman coklat sachet dan gelas plastik. Suami aku (pada saat itu masih temen) bawa tripod untuk mengabadikan moment meracik coklat panas. Di sini kami hanya ngobrol ketawa-ketiwi sembari berkomentar tentang apa saja. Tidak ada pembicaraan yang serius sebenarnya. Kalau berdasarkan cerita beliau, sebenarnya ditempat foto g

DONGENG MULTIFANDOM

Pandemik ini membuat aku jadi nyari tahu lebih dalam perihal grup idol besutan Big Hit Entertaiment. Sudah tahu dari dulu, cuma karena dulu ngefansnya sama yang lain, makanya Bangtan Seonyeondan alias BTS nggak kelihatan. source Pertama kali suka idol grup Korea itu Super Junior (Suju) waktu masih SMA.  Gegara ngejekin temen-temen yang pada saat itu sering nonton Suju akhirnya jadi penasaran terus ikutan nonton dan akhirnya ngefans juga. Itulah awal mula hamba terjun kedunia perkpopan nan fana ini. Waktu kuliah sempat suka sama BTOB gegara nonton We Got Married-nya Sungjae sama Joy Red Velvet. Terus vakum nggak nyari tahu tentang idol grup karena kehidupan di dunia nyata lebih asyik dan lagi suka-sukanya sama kdrama. Lulus kuliah baru suka sama EXO gegara lihat Chanyeol ganteng banget di drama yang ku lupa judulnya. Karena EXO comebacknya lama, terus ada acara Produce 101 yang menghasilkan Wanna One, aku jadi oleng ke mereka. Satu setengah tahun ngikutin perkembangan Wanna One s

BRIGHT TENTANG SARAWAT

2gether The Series adalah serial Boys Love pertama yang aku tonton. Semoga yang terakhir juga sih, Amin. Semua ini bermula ketika aku mulai mengikuti drama F4 Thailand, remake drama legend Boys Over Flower yang diadaptasi dari Manga Jepang karangan Hana Yori Dango. Drama 2gether The Series ini juga diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Jitti Rain, katanya sih novel ini juga laris manis di pasar Thailand.  Sejujurnya aku agak ragu mau nulis tentang ini, soalnya takut dikiranya aku fujoshi atau mendukung LGBT atau sejenisnya. NO IAM NOT.   CHEMISTRY BRIGHT & TINE  Sebagai review singkat, drama 2gether bercerita tentang seorang laki-laki bernama Tine yang diperankan oleh Win Metawin Opas-iamkajorn, dia adalah laki-laki flamboyan pecinta wanita. Kemudian, pada suatu hari ada  laki-laki bernama Green yang bilang kalo dia suka sama Tine, pokoknya si Green suka sampai ngejar-ngejar Tine kemana pun dia pergi. Karena Tine nggak betah, dia minta saran ke teman se genknya sup