21 Januari 2020

Menggambar, Mental Issue, dan Menikah

Di tahun 2019, persoalan mengenai menggambar, mental issue, dan menikah memberikan cukup banyak ilmu dan sudut pandang baru. Ketiga hal tersebut yang juga kadang menghiasi masa kegalauan ku. Supaya lebih mudah, ku akan menjelaskan kedalam tiga bagian

MENGGAMBAR

Diawali dengan kegalauan perihal menggambar. Sejujurnya, di tahun 2018 aku melihat sebuah postingan “dakwah” yang menurutku menakutkan, membuatkan ku berpikir ulang apakah aku akan meneruskan kegemaranku untuk menggambar. Seiring berjalannya waktu, setelah mencari lebih dalam mengenai “dakwah” tersebut, perasaan ini sedikit lebih lega. Pelan-pelan, ku bangun lagi kepercayaan diri untuk menggambar.

Kemudian di awal tahun 2019, salah seorang teman dekat yang sudah “hijrah” bercerita padaku kalau dia habis mendengarkan ceramah tentang gambar-menggambar. Nasihatnya tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku dengar dulu. Mungkin karena aku belum memiliki pondasi prinsip yang kuat untuk mempertahankan keinginanku untuk tetap menggambar, jadi aku kembali merenungi nasib hobi menggambarku. Galau menggambar istilah untuk diriku saat itu.

Aku pikir aku sudah tidak akan galau lagi, nyatanya  keresahan itu hanya terdistrasi oleh rutinitas, tidak benar-benar menyembuhkan.

Kembali, aku pun mencari tahu lebih banyak lagi kali ini. Yah, bisa dikatakan aku mencari pembenaran, mencari validasi yang mendukung bahwa menggambar apa yang aku ingin gambar adalah tidak apa-apa.

Bagaimana aku tidak galau, nasihat atau ceramah yang disajikan padaku mengenai menggambar apa yang ingin aku , dijelaskan disana ancamannya adalah neraka. Haaahhh ~

Sampai akhirnya, aku memutuskan bahwa yang aku lakukan adalah tidak apa-apa.  Lebih dari menggambar, aku menemukan banyak hal baru mengenai keyakinan yang selama hidup aku anut. Aku mulai lebih menaruh rasa ingin tahu pada agama yang selama ini aku yakini.

Lebih dari menggambar, aku mulai mencari tahu tentang toleransi yang pada saat itu – mungkin hingga saat ini – bahkan masih sering diperdebatkan. Aku mulai mencari tahu tentang apa-apa yang disalahpahami dari agamaku. Aku mulai mencari tahu mengenai keberhijrahan. Aku mulai mencari tahu tentang agamaku yang mudah tapi sangat indah ini.

Sampai pada sebuah kesimpulan. Apa yang disampaikan  kawanku adalah pilihannya untuk menjalani apa yang dia yakini. Apa yang aku kerjakan saat ini adalah pilihanku untuk menjalani apa yang aku yakini. Cheers       ~


Rumah, 19 Januari 2019 | K

Tidak ada komentar:

Posting Komentar