Di tahun 2019, persoalan mengenai menggambar, mental issue, dan menikah
memberikan cukup banyak ilmu dan sudut pandang baru. Ketiga hal tersebut yang
juga kadang menghiasi masa kegalauan ku. Supaya lebih mudah, ku akan
menjelaskan kedalam tiga bagian
MENGGAMBAR
Diawali dengan kegalauan perihal menggambar. Sejujurnya, di tahun 2018 aku
melihat sebuah postingan “dakwah” yang menurutku menakutkan, membuatkan ku
berpikir ulang apakah aku akan meneruskan kegemaranku untuk menggambar. Seiring
berjalannya waktu, setelah mencari lebih dalam mengenai “dakwah” tersebut,
perasaan ini sedikit lebih lega. Pelan-pelan, ku bangun lagi kepercayaan diri
untuk menggambar.
Kemudian di awal tahun 2019, salah seorang teman dekat yang sudah “hijrah”
bercerita padaku kalau dia habis mendengarkan ceramah tentang
gambar-menggambar. Nasihatnya tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku
dengar dulu. Mungkin karena aku belum memiliki pondasi prinsip yang kuat untuk
mempertahankan keinginanku untuk tetap menggambar, jadi aku kembali merenungi
nasib hobi menggambarku. Galau menggambar istilah untuk diriku saat itu.
Aku pikir aku sudah tidak akan galau lagi, nyatanya keresahan itu hanya terdistrasi oleh
rutinitas, tidak benar-benar menyembuhkan.
Kembali, aku pun mencari tahu lebih banyak lagi kali ini. Yah, bisa
dikatakan aku mencari pembenaran, mencari validasi yang mendukung bahwa
menggambar apa yang aku ingin gambar adalah tidak apa-apa.
Bagaimana aku tidak galau, nasihat atau ceramah yang disajikan padaku
mengenai menggambar apa yang ingin aku , dijelaskan disana ancamannya adalah
neraka. Haaahhh ~
Sampai akhirnya, aku memutuskan bahwa yang aku lakukan adalah tidak
apa-apa. Lebih dari menggambar, aku
menemukan banyak hal baru mengenai keyakinan yang selama hidup aku anut. Aku
mulai lebih menaruh rasa ingin tahu pada agama yang selama ini aku yakini.
Lebih dari menggambar, aku mulai mencari tahu tentang toleransi yang pada
saat itu – mungkin hingga saat ini – bahkan masih sering diperdebatkan. Aku
mulai mencari tahu tentang apa-apa yang disalahpahami dari agamaku. Aku mulai
mencari tahu mengenai keberhijrahan. Aku mulai mencari tahu tentang agamaku
yang mudah tapi sangat indah ini.
Sampai pada sebuah kesimpulan. Apa yang disampaikan kawanku adalah pilihannya untuk menjalani apa
yang dia yakini. Apa yang aku kerjakan saat ini adalah pilihanku untuk
menjalani apa yang aku yakini. Cheers ~
Komentar
Posting Komentar