22 Desember 2018

Pine Tree

Desember 22, 2018 0

Kalau saja aku nggak menunda untuk merealisaikan ide ini dulu, mungkin tulisan ini sudah selesai sejak lama, tapi mumpung hari ini momentnya pas dengan peringatan hari ibu, jadi tulisan ini didedikasikan untuk memperingatinya. Tapi aku nggak berharap ibuk baca tulisan ini, malu ya ampun ~ wkwkwk

sumber gambar 

Judul tulisan ini terinspirasi dari lagu Wanna One dengan judul yang serupa (tetep ya ada unsur kpopnya, haha). Aku nggak tahu bagaimana penggemar lain memandang arti dalam lirik lagu Pine Tree, tapi bagiku, selain cocok untuk sepasang yang memadu kasih, lirik dalam lagu ini juga cocok untuk menggambarkan perasaan anak terhadap orang tuanya. Menurutku loh ya, hee ~


Nggak semuanya sih, tapi beberapa bagian dalam lirik lagu ini kalau aku baca artinya aku jadi keinget sama ibuk atau bapak, hehe

Seperti lirik dibawah ini, akan aku bagi menjadi beberapa bagian disertai dengan sedikit penjabaran ala ala dalam bentuk sebuah cerita.

manhido sok sseogyeossjyo sudo eopsi ullyeosseul geoya
Your  heart must have been broken so many times
You must have crying so many times

yakhan moseup boigi silheo
modeun ge geochilgiman haessdeon geuttae
You hate letting your weak side shows when everything got rough

Ada waktu dimana seorang anak tiba-tiba teringat akan orang tuanya. Entah karena melihat film, mendengar cerita, melihat orang lain, atau apa saja. Lalu dengan dirinya sendiri dia mulai bercakap. Orang tuanya pasti telah melewati banyak waktu sulit. Mereka mungkin pernah menangis diam-diam tanpa ia ketahui. Mereka tidak akan membiarkan anak-anaknya melihat sisi lemah mereka. Mereka ingin selalu terlihat tegar dan dapat diandalkan oleh anak-anaknya.

miwosseul geoya cheoleopsdeon naega nado miwo
You’d  hate it, I also hate my immature self

Dia sadar, orang tuanya juga sadar. Bahwa dia bukan lagi anak yang masih butuh gendongan. Si anak sadar bahwa seharusnya dia harus mulai bersikap, berpikir, bertindak, selayaknya orang dewasa. Tapi kadang dia masih kekanakan. Dia masih merepotkan orang tuanya. Orang tuanya juga kadang kesal karena dia masih bertingkah seperti anak kecil.

barami chaneyo
geudaeui pumi jogeum geuriwojyeoyo
The wind is cold, isn’t it? I come to miss your embrace a little

da keossdago saenggakhaessneunde
sesangeun ajik neomuna chagawoyo
Even though you said I’ve grown up, the world is yet too cold

Mungkin kedua orang tuanya tidak tahu alasan kenapa anaknya yang sudah dewasa bertingkah kekanakan. Mereka tidak tahu, mungkin saja si anak rindu dengan belaian dan pelukan sayang sang orang tua. Meskipun sang orang tua sering berkata kepada si anak, bahwa si anak sudah bertumbuh besar dan dunia luar tidak seburuk yang dibayangkan. Tapi mungkin berbeda dengan yang dirasakan si anak, kadang ditengah hiruk-pikuk dunia luar, dia masih ingin bermanja-manja pada orang tuanya.

ijen al geot gatayo
dangsinui eokkaega wae jagajyeossneunji
I think I know how why your shoulders got smaller

Karena si anak telah bertumbuh besar, dia sadar kenapa orang tuanya tak lagi kuat untuk mengendongnya, memanjakannya. Disatu sisi, dia masih ingin bermanja dengan orang tuanya.

geokjeong mayo chungbunhi jalhaesseoyo jogeumeun swieodo dwaeyo
Please dont worry, you did such a good job

Disisi lain dia tidak ingin orang tuanya khawatir dia tidak bisa hidup dengan baik, dia tidak ingin orang tuanya berpikir bahwa mereka tidak bisa merawatnya dengan baik, dia tidak ingin orang tuanya khawatir dengan masa depan si anak, karena apapun yang telah orang tua lakukan untuknya adalah seuatu yang sangat berharga dan bernilai tak terhingga.  

hokdokhan nunborareul mageuryeo nal anklo tteoldeon gyeoul
Embracing me, procteting me from the harsh snow storm and the shaking winter

Orang tua yang telah membesarkan si anak. Mereka yang telah berusaha melindunginya dari segala macam ujian dan cobaan.

eolmana apassnayo daeche naega mworago
How much have you been hurting? What in the world did I say

Tapi apa yang didapat orang tua dari si anak? Kadang tanpa sadar si anak telah menyakiti hati orang tuanya. Tanpa sadar perkataannya, sikapnya, atau perbuatannya membuat luka di hati orang tuanya.

dangsineul beoryeogamyeonseo nal bodeumeo jueossgo modeun geol jweotjo
While leaving you, when you’ve take care of me. You gave me everything

dangsinui nunmureul meokgo jarassjyo
I grew up with your tears

Lalu ketika si anak harus meninggalkan orang tuanya untuk merantau, demi meraih mimpinya, demi memenuhi impiannya, demi mencari kehidupan yang lebih baik menurutnya. Tanpa sadar mungkin, dia telah membuat orang tuanya bersedih namun sekaligus senang. Sedih karena harus berpisah dengan si anak, senang karena si anak telah tumbuh dan bisa mengejar mimpinya.

mianhaeyo na ijeseoya
jogeum eoreuni doeryeona bwayo
I’m sorry it seems like I’m starting to grow up a bit now

modeun geol ilheogamyeonseo nal jikyeojuryeo haessdeon
dangsini boyeoyo
Looking at you who had given up everything to look after me

saranghaeyo han beondo moshan mali noraero daesinhalgeyo
I love you – the words I cant even say for once, I’ll say it through this song

ijeneun naege gidaeeoyo dangsinui sarangeul talmeun namuga doelgeyo
Lean on me now, I’ll be the tree that resembles your love for me

Si anak sadar apa yang telah dilakukannya dan apa yang telah dilakukan kedua orang tuanya. Meskipun disatu sisi dia kadang masih merindukan manjaan dari orang tuanya, tapi disisi lain dia juga sadar kalau dia kini telah beranjak dewasa. Melihat orang tuanya telah bekorban banyak demi dia, telah memberikan segala yang mereka punya untuk dirinya, telah merawat dan membesarkannya. Namun sayang, si anak kesulitan menungkapkan perasaanya terhadap orang tuanya. Maka lewat lagu inilah, si anak menyampaikan rasa sayang dan terima kasih kepada sang orang tua.

 * * *

Yang namanya Too Much Information emang kadang ga penting sih, tapi aku pengen ngasih tau aja ~ hehehe

First TMI : Arti liriknya aku pilih yang bahasa inggris, soalnya baca translet yang Bahasa Indonesianya agak wagu, jadi ya begini ~  

Second TMI : Niatnya kata “Ibu” yang menjadi pemeran utama dalam tulisan ini. Tapi akan terasa tidak adil bagi Ayah. Jadi kuganti dengan kata “orang tua” ~

Third TMI : Kebanyakan kata “mungkin”-nya, karena sungguh dunia ini penuh ketidakpastian, yang pasti hanyalah kematian ~ duh aboooot  

Last TMI : Sebenarnya bisa saja bikin status di whatsapp atau ig story sesederhana “dengerin lagu pine tree-nya Wanna One jadi keinget ibuk” tapi karena pikiran ini butuh media yang lebih dari 500  kata jadi panjang lebar kali tinggi kayak gini deh. Hehe


SELAMAT HARI IBU

Sabtu, 22 Desember 2018 | K

Very last TMI : Congratulations for winning  another award. Sugohaesseoyo !! 10 days remain T.T

Anyeong ~ 

Very very last TMI : Kalau mau dengerin lagunya silakan klik disini 

Sorry for Unfollowing You

Desember 22, 2018 0

Gramaticall error. Sorry for using my bad English, cause I am to shy when written this with my bahasa, hehe


Honestly  I want to write this work  from last month. I already had a lot of ideas which is wandering in my mind, but because some of laziness, it doesn't happen immediately. It started when I began to question my social media’s fate, especially the fate of Instagram content, that I never satisfied with my Instagram feed and I always posted then delete it, more than twice, looking for the purely of beauty feeds.

Due to that, I rarely update the real world moments when I’m actually really happy just only because the photos does not fit to my Instagram feeds. Then I remembered a caption in a post that I forgot the account name, but the point is the term “Slave of Instagram”.

I don't realize that I had become a slave to Instagram, where every time I go or when there is an interesting moment, I always want some of photos at least is fit for my Instagram feed. 

Until finally , desire for it started to fade away, I started to get bored with my feed that didn't develop, how come it doesn't seem like my friends who can go everywhere so they can  take some photos that made their feeds interesting.

Okay maybe this is a childish reason just because someone else's feed is good so I want to go along too.

But the story above is a lie, that's not the main reason I decided to unfollow most of my following on Instagram. The main reason is because I don't want to kufr of graces that has been given in my life, then I realize that achievement of every human being is different.

I don't want to see my friends' ig story about their activities which is posted until it made a thousand dots. I don't want to see my friends' posts about their holidays, their marriages, their spouses, their jobs, their activities or whatever.

I don't want, when I was exploring instagram then look at friends' posts about their work, their marriage, their  activities, I have a mind, how come I work like this, how come I'm still single, how come I can't like them yet, how come I can't be useful for others like them, how come I just seem to be stuck here, how come I can't vacation like them, and a lot of how come.

I don't want to take a feeling, when I see friends' posts about their family, their  friendship story, their love story, I don't want to think, how come my love story isn't as beautiful as them, how come my friend doesn't like them with those thoughts and feelings.

Just simply of that, named it Baper. Yes. I am Baperan, that a sign that I’m just ordinary human. Sorry if I ever said "halah baperan ding" the truth is I also talk that to myself.

I decided to unfollow most of my friends and leave a few people that I don't really know and what their posts are useful for me to keep following them. Initially it was hard to unfollow my friends, I have a thought, what if my friends who are unfollowed become more communicating with me, I'm afraid what if I missed information about my friends, I'm afraid what if I can't update anything about what my friends done, then I think hard again.

Then about three days to week I decided to be or not to follow my friends. I did reflection again until finally my boasting-mind appeared. I thought, hello who am I, I'm not as popular as them, so if they just lose me as one of their follower, it won't affect on their lives either. I think, if  I suspend and keep following  them, then every time I open Instagram, I see my friends' posts, which make me take a thoughts and feelings which is can make me to kufr of graces that had given to me.

I don't want it. I want my Instagram to be clean of all posts that I think are not too useful in my surfing life on Instagram. I definitly not said that friends’ post is not useful, but for me its not my business. How I can explain it? I got confused. Hope whoever read this can understand. :”)

I also decided to unfollow  some of impersonating influencer whose posts were mostly endorsed. The intention following them is to know how inspirational their are but instead promote things that I dont want to buy. Sorry, but not sorry.

I decided to keep following some people that I dont really know. The reason is simple but many. The first, because this person when writing his/her caption are nice, crispy, frontal, but it doesn't look frontal. The second because this person, in my opinion matches to be influencer and certainly they never endorsed, just promoting the product that they used too. The third is because these people rarely post their activities, their post is about some art or writing that useful for my knowledge.

To be honest, I feel like I'm boasted, my followers not really that much. There aren't 700 people. How come, I'm as innocent as an unfollowed some people. There's actually another reason, but this might be my idealistic reason. So I cant write this anymore, hehe.

Actually, I want to post this article when it still September, because I haven't posted anything on that month, but it turns out, I am forgot and this is already December. And the inspiration for continue this worked have evaporated nowhere. Hmmm, now I understand, that writing is better done right away, the problem is when you want to continue on another time, the language is become different with the last one. So this article might hang up on- my idealism. I am confused about what I want to write ~ kekeke

Once again, I am really sorry for unfollowing you guys. But in the real world I am not unfollow and disconnecting with you, we’re still friends. Just because we quit from following each other on social media doesnt mean our friendship in the real world going to end.

Peace and Respect ~

20181002 – started to write this work with  BGM Downpour – Seventeen Vers.


20 Desember 2018 | K

20 Desember 2018

SO7, Euphoria, dan Celotehan Bapak

Desember 20, 2018 0


Image result for euphoria desktop wallpaper
cause you are my euphoria ~ lirik lagu BTS wkwkw
sumber gambar : google

Ide untuk tulisan ini muncul ketika melihat kabar bahwa Swing Entertaiment selaku agensi dari Wanna One merilis pernyataan tentang pembubarkan dan tidak adanya perpanjangan kontrak untuk Wanna One. Selain itu mereka juga memberikan pengumuman tentang last konser yang akan di adakan di Gochoek Skydome, salah satu stadium baseball terbesar di Korsel yang biasa jadi tempat langganan konser untuk penyanyi sekelas BTS, EXO, Bigbang, Birthney, Sam Smith, dll, pokoknya rookie grup cant relate-expect Wanna One. Pada tanggal 24 sampai 27 Januari 2019. 

Me being fangirl mood on be like ~

OMG. Konser di GSD lagi? Tempat itu seakan udah jadi tempat pergi dan pulang kembali bagi Wanna One. Gocheok Skydome adalah tempat dimana pertama kali Wanna One debut premier show-con tanggal 7 Agustus 2017, lalu tempat pertama kali mereka mengadakan world tour dari tanggal 1 sampai 3 Juni 2018 dan akhirnya menjadi tempat terakhir kali mereka konser sebagai sebelas anggota Wanna One.

Walaupun dalam lirik lagu dan mereka selalu bilang ini bukan akhir karena uri dashi manna- kita akan bertemu kembali, tapi kenyataan bahwa tidak bisa melihat mereka bersebelas lagi sebagai Wanna One itulah yang disayangkan. Apalagi kalau melihat mereka dari dari jaman masih jadi traine di Produce 101, kenangan tentang masa sulit yang mereka alami bersama seakan menjadi alasan kenapa banyak yang tidak ingin mereka disband.

Walaupun mungkin dari agensi tiap-tiap member sudah memiliki rencana di masa depan untuk anak-anaknya. Sejujurnya disatu sisi ku juga pengen lihat debutnya BNM Boys yang full member dengan tambahan Woojin dan Daehwi. Ku juga penasaran sama boygrup yang akan didebutkan oleh C9 Entertaiment agensinya Baejin. Tapi sekaligus sedih juga  karena Wanna One bubar :”

Dulu aku pernah ngobrol sama teman sesama penggemar, kalau kita punya keinginan untuk nonton konser EXO atau SM Town. Lalu sekarang aku pengen juga, paling enggak sekali seumur hidup nonton konser Wanna One, walaupun keinginan itu tidak akan terjadi karena Wanna One bentar lagi bubar dan kalau mau nonton last konsernya-pun aku tak sanggup dengan pundi-pundi yang harus dikumpulkan, belum lagi dokumen untuk mengurus kesana sungguh  tidak murah ~

penasaran sama suasana konser  dengan pancaran ribuan lightstick yang seakan membentuk lautan bintang,
foto Wanna One premier show-con
sumber gambar : google 

Bicara soal konser, aku jadi teringat kembali memori ketika masih jaman awal kuliah, dimana jauh dari orang tua membuat kebebasan sepenuhnya ada ditangan *evil laugh*

Konser Sheila On 7 adalah konser pertama yang kulihat secara live pada jaman kuliah. Ketika itu semacam menemukan banyak teman yang menyukai band yang sama jadi kalau bahas SO7 itu rasanya menarik sekali. Konser SO7 yang pertama kali aku datangi ketika salah satu SMA Muha di Yogyakarta mengadakan perayaan ulang tahun, konser itu diadakan di Sportorium UMY. Harga untuk tiket yang festivalpun dulu masih murah, hanya dengan 35K, ku sudah bisa berdiri tepat depan panggung. Dulu rasanya girang sekali saat menantikan Om Duta dan kawan-kawan tampil dipanggung.

Seperti rasa indomie, bagiku dulu nonton konser apalagi konser-nya SO7 itu rasanya nagih, pengen lagi. Kemudian kira-kira ditahun 2013 ada sekumpulan mahasiswa kedokteran yang mengadakan amal bakti dengan mendatangkan bintang tamu Sheila On 7. Tempatnya di Benteng Van Der Bugh. Kegiatan amal bakti yang dilakukan adalah dengan menyumbangkan rambut untuk dipotong, kemungkinan rambut-rambut sumbangan itu nantinya akan digunakan untuk anak-anak kanker, mungkin dijadikan wig kali ya (?) Jadi disana bisa sekalian nyumbang sekaligus dapat nonton konser SO7 gratis ~ kekeke

Dan akhirnya sampai konser SO7 ketiga yang kudatangi, sekaligus menjadi konser terakhir hingga saat ini aku nggak pernah nonton konser lagi. Konser Sheila On 7 waktu itu adalah puncak perayaan FARMASI CUP UGM tahun 2014 yang diadakan di GOR UNY. Bagiku GOR UNY itu udah kayak Jamsil Olympic Seoul-nya UNY, special buat nonton konser.

Flashback on~

Aku berdiri di tengah kerumunan manusia yang sedang melagukan lirik seirama dengan bintang utama di atas panggung. Selaras dengan mereka, aku pun larut dalam dendangan lagu.  Saat dengan asik-asiknya meneriakan fanchat lirik lagu, seakan tiba-tiba kenangan masa lalu akan celotehan bapak muncul sekelabat muncul dipikiran. Seperti flashback didalam flashback. Aku teringat satu hari saat sedang berjalan-jalan bersama bapak. Saat itu kami sedang berada di lapangan Supardi Sawitan. Saat itu entah kami sedang ikut event itu atau tidak yang jelas waktu itu sedang ada acara jalan santai, dan yang aku ingat ketika itu kami sedang mendengarkan pengumuman pemenang undian berhadiah. Aku ketika itu belum berusia belasan, kelas sekolah dasar.

apakah kita nanti juga akan antri seperti ini ?
sumber gambar : google

Aku masih ingat, tiba-tiba bapak bilang kira-kira begini redaksinya “ kalau disini aja jumlah orangnya sudah sebanyak ini, gimana besok pas di padang mahsyar” terus karena aku nggak paham jadi aku tanya maksudnya gimana. Dulu mungkin sebanyak apapun penjelasan bapak, masih belum sampai pada pikiranku yang minim pengalaman, tapi celotehan bapak itu, sampai sekarang entah kenapa selalu muncul, apalagi waktu aku lagi acara yang rame-rame.

TMI : Hal itu kadang bikin aku mikir, dibanding nasihat –nasihat yang diberikan secara formal dengan format yang emang niat memberikan nasihat kadang tidak semasyuk nasihat yang datang dari celotehan itu lebih mudah diingat. Iklan mode on : itulah bunda (ayah) pentingnya untuk berkata baik bahkan berceloteh baik didepan sang anak ~ kekeke

Mungkin celotehan bapak tidak seberapa banyak, tapi dari saat memasuki usia yang sudah bisa diajak mikir berat (halah) celotehan bapak itu jadi buat aku mikir kemana-mana. Sesaat setelah ingatan celotehan bapak itu lewat, aku lihat sekeliling, masih seperti tadi, penuh dengan euphoria sorak sorai, melagukan lirik dengan iringan permainan band  yang lihai. Kemudian aku berpikir, bener kata bapak. Di tempat aku berdiri saat itu aja udah ada berapa ratus orang, belum lagi yang ada di tribun timur, selatan dan utara (panggungnya disebelah barat). Kira-kira kelak aku ada diurutan nomor berapa saat hari perhitungan nanti. Lalu apa pertanggung jawabanku untuk saat ini. Apa tanggung jawabku atas nonton konser hari itu? Sesaat aku pikir mungkin ini bakal jadi konser terakhir yang aku  datangi.

Tapi namanya sedang ditengah-tengah konser, godaan untuk ikut mendendangkan lagu juga tak kalah besar. Tetap saja setelah itu aku juga masih hanyut dalam lautan manusia bersama euphoria didalamnya.

Beruntungnya pikiran itu datang lagi setelah pulang ke kos. Membuatku kembali berpikir, sebenarnya aku ngapain sih? Apa yang aku cari?

sumber gambar : google

Kemudian sejak saat itu aku nggak pernah nonton konser lagi,  nawaitu nggak nonton konser secara live lagi kecuali mungkin di TV atau youtube, hehe 

Jadi meskipun keinginan untuk nonton konser Wanna One itu saat tulisan ini dibuat masih ada, aku yakin suatu hari ini akan pudar seiring berjalanannya waktu, karena celotehan bapak bisa jadi alasan yang kuat untuk memudarkan keinginan itu.

TMI : Keinginan untuk nonton konser kpopnya mungkin pudar, tapi keinginan untuk bisa sampai ke Gochoek Skydome kayaknya akan menetap, kirim aku ke koriya ~ kekeke

Thank you uri appa :”)

Malam Kamis, 19 Desember 2018 | Hari Bela Negara | Peringatan Agresi Militer Belanda II | sembari mendengarkan full album debut dan full album terakhir Wanna One | K



17 Desember 2018

Apa Kabar Bo?

Desember 17, 2018 0
Carilah buku yang bisa membuatmu jatuh cinta. Jatuh cinta pada membaca – Anji 
 
Pembaca buku itu kan kita dilatih untuk menganalisa, dan kita dilatih untuk menunda menghakimi sampai baris terakhir pada halamannya, kita akan menjadi orang yang lebih bersabar, berhati-hati untuk menyimpulkan sampai selesai itu satu bab Najwa Shihab dalam Dunia Manji
TMI : Aku sampai nyari wallpaper yang dipakai Najwa Shihab biar serasa kayak dingatkan juga, hihihi

* * *

Sebenarnya aku sempat bingung mau nulis tentang ini dulu atau yang tentang Generasi yang Tumbuh Bersama Harry Potter. Kalau dipikir lagi, tulisan postingan sebelumnya adalah bagian dari tulisan ini. Ya walaupun nyambungya hanya dibagian edisi spesial saja sih ~  

Kalau dibilang hobi membaca sebenarnya aku nggak bisa mengakui. Karena aku merasa nggak hobi-hobi banget. Tapi aku suka buku, aku suka bau buku. Kadang aku juga menargetkan kalau dalam satu bulan ini paling enggak harus beli buku minimal satu, kalau nggak terpenuhi ya rapel di bulan berikutnya. Sayangnya setelah beli buku, kadang nggak langsung aku baca, cuma aku tumpuk di rak buku entah bacanya kapan pokoknya nunggu mood. Kalau istilahnya dalam “kata-kata yang sulit diterjemahkan dalam bahasa indonesia” namanya Tsundoku : leaving a book unread after buying it, typically pilled up together with another unread books

Prinsipnya beli dulu baca nanti, hehe

Yah itung-itung investasi masa depan siapa tahu bisa bikin perpus. Amin ~

Pertama kali kenal Bobo waktu main kerumah saudara jauh ibuk. Disana ada tumpukan majalah Bobo yang udah dibendel rapi. Lalu aku kepingin punya kayak gitu juga. Terus sama saudara Ibuku dikasih deh majalah Bobo anaknya, yang akhirnya menjadi majalah Bobo pertamaku. 

Majalah Bobo edisi tahun 2000-an
sumber gambar : doc pribadi

Kalau foto diatas kelihatan, dibawah tulisan Bobosiana itu ada judul Jendela Baru Akhir Abad XX, kalau dihitung sekarang umur majalah di atas udah seumuran anak SMA kelas dua atau tiga.
Kata ibu, waktu saudara itu datang kerumah, aku pengen Bobo lagi. Sampai akhirnya ibuk memutuskan untuk berlanggaan majalah Bobo lewat bapak tukang koran yang sering keliling pakai sepeda.  Namanya aku lupa pak siapa, duh maafkan aku bapak, semoga bapak tenang disisi-Nya ~
Aku langganan rutin itu dari kelas dua sampai kelas lima, lalu kelas enam udah jarang beli,  tapi kadang beli kalau ada bonus yang menarik aja, dan lagi bapak tukang koran itu juga jarang kelihatan sampai akhirnya aku mendengar kabar kalau ternyata beliau sudah meninggal. Lalu sampai saat ini terakhir kali aku beli cuma majalah Bobo yang ada Harry Potter-nya, dan itu sudah bertahun-tahun yang lalu.
Tidak wajar kalau aku membandingkan harga majalah Bobo yang dulu dengan yang sekarang. Kalau dulu jamannya aku masih berlangganan harganya 4000 sampai 8000-an mungkin setara dengan sekarang yang sudah sampai ke belasan ribu rupiah. Tapi harganya itu kadang juga tergantung bonusnya apa, kalau misal agak gedean seperti tas mungkin harganya akan lebih dari harga normal. Tapi bisa dipastikan kalau harga Majalah Bobo dari tahun ke tahun naik, soalnya dulu dari aku kelas dua yang hanya 4 ribu sampai ke kelas lima udah 7 ribuan. Hehe

majalh Bobo tahun 2002 - 2005
sumber gambar : doc pribadi 
Foto diatas adalah tumpukan masa lalu yang selalu aku nantikan di hari kamis. Jadi Majalah Bobo ini terbit setiap hari Kamis dan ulang tahun setiap tanggal 14 April. Kalau sampai sekarang berarti Majalah Bobo sudah berumur 45 tahun yorobun ~

Bonus poster dari Majalah Bobo
sumber gambar : doc pribadi

Bonus poster saat Majalah Bobo  ulang tahun
sumber gambar : doc pribadi
Berlangganan majalah Bobo tidak terlepas dari motivasi untuk mendapatkan bonus yang ada didalamnya. Jadi kadang dua minggu sekali atau  kalau lagi ulang tahun atau kalau lagi ada tema tertentu, Majalah Bobo kadang juga menyelipkan bonus. Bonusnya macem-macem. Mulai dari poster seperti foto diatas. Poster Bobo yang kuning dan biru itu adalah bonus saat Bobo ulang tahun. Ukuran posternya lumayan gede, sekitar 80 x 60 cm kurang lebih. Kalau yang poster Spongebobi, Hamtaro, dan Nemo itu kalau Bobo sedang mengambil tema dari acara tersebut.

Selain poster masih banyak bonus Bobo dalam bentuk lain. Seperti perintilan kecil dalam foto bawah ini :
sumber gambar : doc pribadi

Ada bolpen, lem gliter, bolpen gliter, pin, gantungan kunci, name tag, sabun kertas, mini papan ludo, kartu mainan yang hits pada jamannya.

Pernah juga bonusnya adalah soal latihan pelajaran, buku tips, buku profil artis, note book, atau buku telpon kecil (dulu masih jaman ya pakai buku telpon). 
sumber gambar : doc pribadi

Selain bonus yang kecil-kecil, aku pernah dapat juga yang bonusnya lumayan besar, seperti dalam foto ini :
sumber gambar : doc pribadi

Difoto itu aku dapat bonus celengan Bobo, map Bobo, map tema Harry Potter saat edisi khusus Harry Potter, tas pinggang, dan tempat pensil. Sebenarnya masih ada dua bonus tas Bobo, tapi entah sekarang mereka dimana ):
sumber gambar : doc pribadi
Beberapa bonus di atas ada yang disisipkan secara terpisah. Jadi kalau mau dapat Bonusnya secara lengkap, harus beli majalah Bobo dua minggu berurutan. Seperti bonus celengan Bobo itu aku dapat  tutupnya dua seminggu kemudian baru dapat badan tabungnya. Atau seperti foto diatas, itu adalah bonus gantungan rumah keluarga Bobo, ada Emak, Bapak, Bobo, Coreng, Upik, Cimut yang digendong Emak, Tut-tut, dan Paman Gembul. Btw, sekarang baju mereka lebih keren dari pada yang dulu.

Ada satu lagi bonus yang jadi favoritku dan dulu sering banget aku pakai buat sekolah.

sumber gambar : doc pribadi

Yap, jam tangan Bobo. Waktu masih sekolah dasar, tiga jam itu sering menghiasi pergelangan tangan kiriku. Dari yang paling kanan itu favoritku, karena daripada dua jam disampingnya dia terlihat lebih normal. Yang ditengah jam digital yang bahan gelangnya dari spon, mulutnya sudah hilang karena sering dipakai. Jaman SD dulu sempat booming jam yang tinggal dislap ke tangan langsung ngepas dipergelangan tangan, nah itu bonus jam paling kiri. Gelang yang buat slap-nya sudah berkarat dan sekarang hilang entah kemana. Sekarang tiga-tiga sudah mati semua. :”)

Hal nomor dua yang menarik selain bonus majalah Bobo, bagiku adalah ilustrasi yang ada pada setiap rubriknya. Jadi dalam majalah Bobo ada beberapa rubrik seperti cerpen, cerbung, cergam bona dan rong-rong, cergam keluarga kelinci, cergam negeri dongeng, cergam paman kikuk, arena kecil, iseng-iseng, tak disangka, uji imajinasi, boleh tau, ensiklobobo, profil, dan masih banyak lagi ~ CMIIW. Disetiap rubrik itu jarang banget nggak ada ilustrasinya, dan setiap ilustrasi punya keunikan masing-masing. Aku nggak bisa bilang kalau ini ilustrasi favoritku hanya saja karya kedua ilustrator ini selalu ada diingatan :
Ilustrasi khas Yoko
sumber gambar : doc pribadi

Ilustrasi karya Om Rudi
sumber gambar : doc pribadi
Entah kenapa bagiku gambarnya bagiku selalu eye-catching ~

Dulu aku punya kebiasaan tiap kali setelah beli majalah Bobo, aku selalu menyisakan bagian cerpen dan dongeng untuk kubaca terakhir. Pokoknya kayak makan Oliv* Chicken yang paha atas, kulitnya dimakan terakhir. Soalnya dulu, bagiku, bagian yang paling menarik selain bonus Bobo ya cerpen atau dongengnya. Apalagi kalau ada cerbung, wah rasanya pengen cepet-cepet hari kamis lagi saking penasaran cerita selanjutnya, yaa macam nonton kdrama gitu, haha

Ohya selain itu rubrik yang bagiku menarik di majalah Bobo adalah Iseng-iseng. Rubrik ini tentang tebak-tebakkan atau mencari solusi dan semacam itu. Sayangnya nggak setiap minggu ada rubrik ini, intinya ini salah satu rubrik yang selalu aku nanti-nanti dalam majalah Bobo.

Dulu aku pernah berencana untuk menjual majalah-majalah Bobo itu di loakan, soalnya waktu itu tertumpuk berantakan dan beberapa ada yang dimakan rayap bahkan tikus. Alhamdulillah, ada Ibu yang mencegah berbuatan keji itu. Karena mungkin ibu tahu, kalau majalah Bobo punya banyak kontribusi besar dalam belajar membacaku. Jadi kalau nggak diingatkan nanti aku nyesel setelah jual majalah-majalah ini, mungkin tulisan ini nggak bakalan ada.

Dan mungkin misal besok aku meniqa lalu nanti dan punya baeby, ku tak perlu repot-repot beli buku cerita soalnya bisa buat kliping sendiri dari dongeng-dongeng di majalah Bobo ~ kekekeke

Thank you uri eomma ~

Teman bermain dan belajar, be-o-be-o BOBO ~


Selesai ditulis tanggal 15 Desember 2018 | K

Ibarat sedang Sayang-Sayangnya tapi Harus Putus

Desember 17, 2018 0
Another mojok failed bagian 2 ~


Secuil kisah Wanna One dan Wannable . . .
 
Tepat pada tanggal 7 Agustus 2018, Wanna One merayakan hari ulang  tahun debut yang pertama. Tidak hanya Wanna One yang disibukkan dengan persiapan perayaan tersebut dengan menyapa penggemar di salah satu kafe di Korea Selatan, para Wannable pun – sebutan untuk fans Wanna One juga tak kalah heboh menyambut hari penuh haru itu. Kenapa penuh haru? Karena bayangan akan bubarnya grup project yang terbentuk berkat ajang pencarian bakat Produce 101 season 2 ini semakin dekat.

Dalam kalender penanggalan Wannable, tidak mengenal istilan bulan Desember, karena pada bulan itu idol mereka akan berpisah dan kembali ke agensi masing-masing. Meskipun ada rumor yang mengatakan bahwa akan ada perpanjangan kontrak paling tidak sampai bulan Januari 2019, tapi belum ada kejelasan dari pihak manajemen. Padahal satu bulan tersebut adalah waktu yang sangat berharga bagi Wannable. 

Ibarat lagi sayang-sayangnya tapi harus putus, mungkin itulah yang dirasakan oleh para Wannable terhadap Wanna One. Waktu 1,5 tahun di rasa kurang bahkan tidak cukup untuk mengidolakan kesebelasan pria tampan yang berbakat ini. Banyak kenangan yang telah ditorehkan oleh Wanna One, meski sebagai fans internasional yang tidak bisa bertemu langsung dengan mereka karena biaya nonton konser dan fanmeet yang mahal, tapi melalui acara reality show semacam Wanna One Go, Wanna One City, Zero Base, Wanna One X-con, Wanna Travel dan acara televisi yang ada member Wanna One-nya didukung oleh kuota internet yang melimpah atau sinyal wifi yang terpasang maksimal, kaum wannable yang termarjinal dapat menikmati pemandangan Wanna One meski hanya melalui layar. 

Ibarat sejoli yang pernah berjuang dari bawah sampai sukses, bagi Wannable yang ngikutin Wanna One sejak jaman mereka masih trainee di acara Produce 101 Season 2, tentu bukan hal mudah untuk melupakan perjuangan 11 trainee ini menuju kursi debut. Mereka harus melewati banyak evaluasi dan eliminasi selama masa karantina 3 sampai 4 bulan. Tidak hanya trainee yang disibukkan dengan berbagai macam seleksi, disini lain para calon Wannable yang saat itu sebutannya produser nasional juga menyibukan jari-jari mereka untuk terus menvoting idolanya supaya bisa debut. Sampai akhirnya terpilihlah kesebelas pria tampan nan rupawan ini menjadi anggota Wanna One, Sang “Rookie Monster”. Gelar tersebut layak disandang oleh boygroup yang dinaungi oleh agensi Swing Entertaiment,  mengingat bahwa showcon debut mereka saja  digelar di Gocheok Sky Dome, stadium baseball terbesar di Korea Selatan yang ibaratnya tempat ini hanya layak untuk konser artis papan atas sekelas EXO, BIG BANG atau BTS. Tak hanya itu, Wanna One juga berhasil menyandang gelar Rookie Award, Album of The Year, New Artis of the Year, Best New Artis dan masih banyak lagi di ajang pernghargaan bergengsi seperti Gaon Chart Award, Melon Music Award, Asia Artis Award, Seoul Music Award dan lain-lain. 

Seperti bumbu dalam hubunganmu dengan dirinya, kesuksesan Wanna One juga tidak terlepas dari kontroversi yang yang menjadi micin dalam masa kejayaan Wanna One, pernah suatu ketika beberapa anggota Wanna One diduga tidak sadar telah mengeluarkan kata-kata umpatan dan tidak sopan selama siaran langsung Vlive jelang comeback album mereka yang bertajuk Boomerang, mereka nggak sadar kalau kameranya sudah on air, meskipun tidak diketahui siapa yang mengucapkan kata-kata tidak pantas tersebut  karena keadaannya mereka sedang wira-wira diruang backstage. Hal tersebut tentu saja membuat para fans khawatir hingga mereka rela mencari kebenaran dengan memeriksakan video rekaman tersebut ke Ahli Digital Forensik.  Bersyukurlah Wanna One memiliki Wannable yang begitu setia dan peduli, berkat kerja keras noona-noona Wannable, mereka berhasil membuktikan bahwa itu bukan suara member Wanna One,  tapi itu suara mesin yang menimbulkan ketidakjelasan suara, sehingga hal itu dimanfaatkan oleh para haters untuk memunculkan rumor tidak sedap. Meskipun sudah ada bukti bahwa member Wanna One tidak bersalah, tapi dari pihak agensi tetap meminta maaf atas kontroversi dan kekhawatiran yang ditimbulkan. Walaupun sempat tersandung masalah, berkat kekuatan streaming dan fangirling dari para fans, Wanna One berhasil menutup kontroversi itu dengan prestasi, nggak kayak artis sebelah tuh, ehehe 

Saat ini Wanna One sedang disibukkan dengan aktivitas World Tour-nya, tapi disela-sela itu mereka masih sempat untuk menyapa Wannable melalui Vlive, mungkin mereka sadar kalau waktu yang mereka punya tinggal beberapa bulan lagi jadi mereka pengen lebih dekat dengan penggemar. Karena jika mereka sudah tidak di Wanna One, kembali ke agensi masing-masing, lalu debut lagi dengan nama dan anggota group lain, tentu rasa yang dulu dimiliki ketika menjadi member Wanna One dengan Wannable sudah beda. Ibarat kamu dan dirinya sudah putus, lalu dia hadir lagi dalam hidupmu sebagai orang yang mengaku baru, apakah rasa yang dulu bisa kembali ada? Entahlah, hanya Tuhan dan mantan yang tahu, eh ~

Tulisan kedua yang gagal diseleksi mojok essay, kulupa tanggal berapa sudah berbulan-bulan yang lalu. Tulisan pertama yang gagal kalau mau baca silakan klik disini ~
Topiknya juga masih sekitaran Wanna One, I dont know why their existence give me such a inspiration, hehehe