cause you are my euphoria ~ lirik lagu BTS wkwkw sumber gambar : google |
Ide untuk tulisan ini muncul ketika melihat kabar bahwa Swing Entertaiment
selaku agensi dari Wanna One merilis pernyataan tentang pembubarkan dan tidak
adanya perpanjangan kontrak untuk Wanna One. Selain itu mereka juga memberikan
pengumuman tentang last konser yang akan di adakan di Gochoek Skydome, salah
satu stadium baseball terbesar di Korsel yang biasa jadi tempat langganan
konser untuk penyanyi sekelas BTS, EXO, Bigbang, Birthney, Sam Smith, dll,
pokoknya rookie grup cant relate-expect
Wanna One. Pada tanggal 24 sampai 27 Januari 2019.
Me being fangirl mood on be like ~
OMG. Konser di GSD lagi? Tempat itu seakan udah
jadi tempat pergi dan pulang kembali bagi Wanna One. Gocheok Skydome adalah
tempat dimana pertama kali Wanna One debut premier show-con tanggal 7 Agustus
2017, lalu tempat pertama kali mereka mengadakan world tour dari tanggal 1
sampai 3 Juni 2018 dan akhirnya menjadi tempat terakhir kali mereka konser
sebagai sebelas anggota Wanna One.
Walaupun dalam lirik lagu dan mereka selalu bilang
ini bukan akhir karena uri dashi manna- kita akan bertemu kembali, tapi
kenyataan bahwa tidak bisa melihat mereka bersebelas lagi sebagai Wanna One
itulah yang disayangkan. Apalagi kalau melihat mereka dari dari jaman masih
jadi traine di Produce 101, kenangan tentang masa sulit yang mereka alami
bersama seakan menjadi alasan kenapa banyak yang tidak ingin mereka disband.
Walaupun mungkin dari agensi tiap-tiap member
sudah memiliki rencana di masa depan untuk anak-anaknya. Sejujurnya disatu sisi
ku juga pengen lihat debutnya BNM Boys yang full member dengan tambahan Woojin
dan Daehwi. Ku juga penasaran sama boygrup yang akan didebutkan oleh C9
Entertaiment agensinya Baejin. Tapi sekaligus sedih juga karena Wanna One bubar :”
Dulu aku pernah ngobrol sama teman sesama penggemar, kalau kita punya
keinginan untuk nonton konser EXO atau SM Town. Lalu sekarang aku pengen juga,
paling enggak sekali seumur hidup nonton konser Wanna One, walaupun keinginan
itu tidak akan terjadi karena Wanna One bentar lagi bubar dan kalau mau nonton
last konsernya-pun aku tak sanggup dengan pundi-pundi yang harus dikumpulkan,
belum lagi dokumen untuk mengurus kesana sungguh tidak murah ~
penasaran sama suasana konser dengan pancaran ribuan lightstick yang seakan membentuk lautan bintang, foto Wanna One premier show-con sumber gambar : google |
Bicara soal konser, aku jadi teringat kembali memori ketika masih jaman
awal kuliah, dimana jauh dari orang tua membuat kebebasan sepenuhnya ada
ditangan *evil laugh*
Konser Sheila On 7 adalah konser pertama yang kulihat secara live pada
jaman kuliah. Ketika itu semacam menemukan banyak teman yang menyukai band yang
sama jadi kalau bahas SO7 itu rasanya menarik sekali. Konser SO7 yang pertama
kali aku datangi ketika salah satu SMA Muha di Yogyakarta mengadakan perayaan
ulang tahun, konser itu diadakan di Sportorium UMY. Harga untuk tiket yang
festivalpun dulu masih murah, hanya dengan 35K, ku sudah bisa berdiri tepat
depan panggung. Dulu rasanya girang sekali saat menantikan Om Duta dan
kawan-kawan tampil dipanggung.
Seperti rasa indomie, bagiku dulu nonton konser apalagi konser-nya SO7 itu
rasanya nagih, pengen lagi. Kemudian kira-kira ditahun 2013 ada sekumpulan
mahasiswa kedokteran yang mengadakan amal bakti dengan mendatangkan bintang
tamu Sheila On 7. Tempatnya di Benteng Van Der Bugh. Kegiatan amal bakti yang
dilakukan adalah dengan menyumbangkan rambut untuk dipotong, kemungkinan
rambut-rambut sumbangan itu nantinya akan digunakan untuk anak-anak kanker,
mungkin dijadikan wig kali ya (?) Jadi disana bisa sekalian nyumbang sekaligus
dapat nonton konser SO7 gratis ~ kekeke
Dan akhirnya sampai konser SO7 ketiga yang kudatangi, sekaligus menjadi
konser terakhir hingga saat ini aku nggak pernah nonton konser lagi. Konser
Sheila On 7 waktu itu adalah puncak perayaan FARMASI CUP UGM tahun 2014 yang
diadakan di GOR UNY. Bagiku GOR UNY itu udah kayak Jamsil Olympic Seoul-nya
UNY, special buat nonton konser.
Flashback on~
Aku berdiri di tengah kerumunan manusia yang
sedang melagukan lirik seirama dengan bintang utama di atas panggung. Selaras
dengan mereka, aku pun larut dalam dendangan lagu. Saat dengan asik-asiknya meneriakan fanchat
lirik lagu, seakan tiba-tiba kenangan masa lalu akan celotehan bapak muncul
sekelabat muncul dipikiran. Seperti flashback didalam flashback. Aku teringat
satu hari saat sedang berjalan-jalan bersama bapak. Saat itu kami sedang berada
di lapangan Supardi Sawitan. Saat itu entah kami sedang ikut event itu atau
tidak yang jelas waktu itu sedang ada acara jalan santai, dan yang aku ingat
ketika itu kami sedang mendengarkan pengumuman pemenang undian berhadiah. Aku
ketika itu belum berusia belasan, kelas sekolah dasar.
apakah kita nanti juga akan antri seperti ini ? sumber gambar : google |
Aku masih ingat, tiba-tiba bapak bilang kira-kira
begini redaksinya “ kalau disini aja jumlah orangnya sudah sebanyak ini, gimana
besok pas di padang mahsyar” terus karena aku nggak paham jadi aku tanya
maksudnya gimana. Dulu mungkin sebanyak apapun penjelasan bapak, masih belum
sampai pada pikiranku yang minim pengalaman, tapi celotehan bapak itu, sampai
sekarang entah kenapa selalu muncul, apalagi waktu aku lagi acara yang
rame-rame.
TMI : Hal
itu kadang bikin aku mikir, dibanding nasihat –nasihat yang diberikan secara
formal dengan format yang emang niat memberikan nasihat kadang tidak semasyuk
nasihat yang datang dari celotehan itu lebih mudah diingat. Iklan mode on :
itulah bunda (ayah) pentingnya untuk berkata baik bahkan berceloteh baik
didepan sang anak ~ kekeke
Mungkin celotehan bapak tidak seberapa banyak, tapi dari saat memasuki usia
yang sudah bisa diajak mikir berat (halah) celotehan bapak itu jadi buat aku
mikir kemana-mana. Sesaat setelah ingatan celotehan bapak itu lewat, aku lihat
sekeliling, masih seperti tadi, penuh dengan euphoria sorak sorai, melagukan
lirik dengan iringan permainan band yang
lihai. Kemudian aku berpikir, bener kata bapak. Di tempat aku berdiri saat itu
aja udah ada berapa ratus orang, belum lagi yang ada di tribun timur, selatan
dan utara (panggungnya disebelah barat). Kira-kira kelak aku ada diurutan nomor
berapa saat hari perhitungan nanti. Lalu apa pertanggung jawabanku untuk saat
ini. Apa tanggung jawabku atas nonton konser hari itu? Sesaat aku pikir mungkin
ini bakal jadi konser terakhir yang aku
datangi.
Tapi namanya sedang ditengah-tengah konser, godaan untuk ikut mendendangkan
lagu juga tak kalah besar. Tetap saja setelah itu aku juga masih hanyut dalam
lautan manusia bersama euphoria didalamnya.
Beruntungnya pikiran itu datang lagi setelah pulang ke kos. Membuatku
kembali berpikir, sebenarnya aku ngapain sih? Apa yang aku cari?
sumber gambar : google |
Kemudian sejak saat itu aku nggak pernah nonton konser lagi, nawaitu nggak nonton konser secara live lagi
kecuali mungkin di TV atau youtube, hehe
Jadi meskipun keinginan untuk nonton konser Wanna One itu saat tulisan ini
dibuat masih ada, aku yakin suatu hari ini akan pudar seiring berjalanannya
waktu, karena celotehan bapak bisa jadi alasan yang kuat untuk memudarkan
keinginan itu.
TMI : Keinginan untuk nonton konser
kpopnya mungkin pudar, tapi keinginan untuk bisa sampai ke Gochoek Skydome
kayaknya akan menetap, kirim aku ke koriya ~ kekeke
Thank you uri appa :”)
Malam Kamis, 19 Desember 2018 | Hari
Bela Negara | Peringatan Agresi Militer Belanda II | sembari mendengarkan full
album debut dan full album terakhir Wanna One | K
Komentar
Posting Komentar