08 Juli 2019

How Reality Hit Us : Susahnya Cari Kerja

Juli 08, 2019 0

Setelah sekian lama akhirnya aku curhat lagi disini. Dari bulan lalu  udah banyak pikiran yang mau disambatin tapi kemageranku buat buka Ms. Word sangat kuat T.T

Tapi kemarin-marin malam ku  dapat ide setelah melalu sesi percakapan dunia maya dengan salah seorang kawan lama.

Seperti judulnya, kalau dipikir-pikir orang lain juga banyak yang mengalami hal ini sih. Setelah lulus sekolah atau kuliah lalu nyari kerja tapi susah dapatnya. Dulu sewaktu masih “masa menunggu” panggilan, masa ngelamar kerja sana-sini, masa mempertanyakan “yakin nih mau kerja (?) atau meneruskan usaha yang belum seberapa dan minim akan dukungan” ini, aku juga galau berbulan-bulan gegara belum dapat kerja. Senengnya ada temen yang juga mengalami hal yang serupa, jadi kita galaunya bareng-bareng, meskipun didepan saling menguatkan dan menyemangati tapi didalam pasti “nggerus ati T.T

sumber gambar : google 



PENGALAMAN BELUM BEKERJA

Dulu ada teman yang pernah cerita, kok susah banget yaa nyari kerja, kalau lihat teman-teman yang udah dapat kerja, rasanya sedih dan iri kenapa kita belum dapat kerjaan. Berbulan kemudian akhirnya dia dapat pekerjaan yang lumayan banget dinginkan orang-orang seantero negeri +62. Waktu masih ngganggur, dia jarang tuh update status, tapi setelah dapat kerjaan dia jadi sering membagikan perikehidupan pekerjaannya. Dari situ jadi mikir, disatu sisi mungkin dia pengen “bales dendam” untuk kepuasan diri sendiri, untuk membuktikan sama orang lain bahwa “ini loh aku udah dapat kerja”.

Tapi disisi lain aku juga mikir, gimana ya kalau ada “dia yang lain” yang lihat postingan dia terus ya merasakan apa yang pernah dia rasakan, perasaan sedih dan iri kenapa belum dapat kerja seperti dia? “Dia yang lain” ini adalah orang-orang yang juga masih menunggu, masih belum punya kerjaan, yang masih mengganggur. Seenggaknya dia yang udah dapat kerja ini berempati sama dia yang belum dapat kerja dengan nggak posting hal-hal yang mungkin bikin iri dan sedih seperti yang pernah dia rasakan dulu.

Bisa dipahami nggak ya tulisan belibetku ini? Kalau engga, berarti nggak sama soalnya aku yang nulis jadinya aku mudeng. Wkwkwk

Yaa~ tapi kan kita nggak punya tanggung jawab buat ngatur perasaan iri dan sedih-nya orang lain kan yaa. Jadi kalau misal postingan orang lain bikin sedih dan iri, bisa tuh mengaktifkan tombol mute story dan post biar nggak lihat postingan orang-orang (aku --> yang pengalaman membisukan post dan story rangorang) xixixi

MILIH-MILIH PEKERJAAN

Mungkin benar tulisan yang bilang “gelar yang menggerogoti mental” di sebuah buku. Salah satu yang bikin susah dapat kerjaan setelah lulus sekolah apalagi dari bangku perkuliahan adalah gelar yang disandang. Berdasarkan hasil dengerin cerita teman, baca, atau pengalaman diri sendiri emang setelah lulus jadi semacam punya “beban” untuk mempertanggung jawabkan gelar yang sudah disandang. Mau kerja juga daftarnya pengennya yang sesuai dengan jurusan kuliah, biar ilmunya juga bermanfaat. Setelah lulus dan menyandang gelar itu kadang jadi punya kriteria ini itu buat nglamar kerja. Huft.

Aku pribadi sebenarnya juga punya kriteria pekerjaan yang aku inginkan. Dari dulu pengennya kerja yang nggak banyak ngomongnya dan nggak berhubungan sama banyak orang. Padahal kalau dipikir, jurusan kuliahku itu fokusnya nanti juga berhubungan sama banyak orang. Membayangkan untuk ngomong didepan orang, bicara yang bisa menginspirasi atau memberdaya seperti itu saja sudah melelahkan T.T

Tapi kalau diinget-inget lagi, alasan dulu milih jurusan ini emang bukan karena ingin kerja tapi karena pengen kuliah aja, yang penting di kuliah di Yogya, jurusan yang nggak terlalu terkenal, yang passing gradenya kira-kira mampu aku capai soalnya aku sadar waktu belajar ngerjain soal-soal SNMPTN itu susah banget sampai bikin males dan pasrah aja, dan satu alasan lagi, soalnya waktu itu ada kesempatan buat ngrasain kuliyah geratis gak bayar. Haha, kasian sekali pemerintah, menghamburkan sepersekian persen dana untuk menyekolahkan orang macam ini, sudah begitu gak tahu malu, malah menuliskan kebobrokannya disini. Heee ~

Kembali ke masalah milih-milih pekerjaan. Rasanya cari kerja waktu masih pelajar atau mahasiswa dibanding rasanya cari kerja pas udah lulus itu beda. Kalau masih menyandang status pelajar atau mahasiswa gitu rasanya gak terlalu salah-salah banget kalau belum bisa ini itu yang sesuai sama pekerjaan, ada title masih pelajar jadi masih belajar, salah ya wajar. Beda sama udah lulus, seolah-olah kita sekolah bertahun-tahun itu udah nyerap semua ilmu dan bisa langsung profesional dalam bidang pekerjaan itu. Padahal belum tentu.

Disclaimer : Ya aku tahu, nggak semua pekerjaan memandang seperti itu, tapi rasa-rasanya lho ya, dan ini cuma sependek perenunganku aja, kalau ada yang lain, just let me know ~ hehe

Kadang aku rindu jadi mahasiswa yang nyambi kerja serabutan, banyak asyik serunya gitu. Dulu pernah dimintai teman buat bantuin disekolah, asli, ini bikin deg-degan, karena harus berhadapan dengan orang tua dan anak-anak, harus bermuka manis didepan mereka dan didepan pemilik sekolahnya. Huft, melelahkan, tapi seenggaknya pernah ngrasain kerja disana. Terus dulu juga pernah dimintai mbak kos buat nulisin tugas laporan temannya yang kuliah di kesehatan. Lumayan, satu laporan 100 ribu, nulis tangan udah ada teks booknya tinggal nyontek. Membantu sekali demi menyambung hidup sebagai anak kontrakan. wkwkw

Intinya, kadang gelar yang telah disandang setelah lulus sekolah, jadi “penghalang” pada diri kita sendiri untuk memilih pekerjaan. Pengennya yang sesuai sama kriteria kita, yang sesuai dengan ilmu perkuliahan yang dipelajari, dan mungkin yang sesuai sama tuntutan orang tua yang udah bayarin kuliyeah, atau lagi yang sesuai sama  tuntutan orang lain yang memandang “loh kamu kan lulusan ini, kerjanya harusnya disini dong”. Ya ya ya ~

Disclaimer : iya, aku sadar, nggak semua orang kayak gitu ~ hehe

Lalu, apakah sekarang aku dapat kerja yang sesuai sama keinginan dan kriteriaku? Enggak juga. But it's okay, that's fine, that's life. :))

ASUMSI TERHADAP PANDANGAN ORANG LAIN

Kalau barusan yang dibahas diatas tentang kemungkinan tuntutan orang lain yang memandang “kamu lulusan kuliah ini, seharusnya kerjanya disini”. Dibagian ini pengen direnungi lagi, sebenarnya orang lain itu beneran memandang kayak gitu nggak ya? Atau itu hanya asumsi kita, kesensitifan kita karena belum dapat kerja, kebaperan kita, dan ke ke yang lain (?)

Contohnya : Waktu liburan lebaran kemarin dimintai tolong sama tetangga buat jadi kasir di toko kerudungnya. Wah, lumayan, pengalaman baru dan pemasukan uang saku selama liburan, haha. Terus ada sodara yang kebetulan beli kerudung disitu lalu ketemu aku dan tanya “sekarang kerja disini”, kubilang iya, terus beliau jawab “oh ya nggak papa”. Terus aku jadi mikir,  ya emang nggak papa, terus kenapa? Asumsiku, seolah-olah beliau ini mikir, “loh nih anak kan lulus kuliah masak kerjanya sekarang disini”. Padahal, aslinya, mana aku tahu beliau mikir seperti itu. Aku kan nggak tahu orang lain ini sebenarnya mikir apa, beneran memandang seperti yang kita asumsikan atau enggak. Kalau bahasa kerennya ZU’UDZON. Sengaja pakai kata asumsi biar nggak kelihatan kalau ke-ber-iman-annya masih kurang. Huehue

Sama kayak waktu mau nyari kerja atau daftar kerja. Ada perasaan resah dan gelisah kalau kerja disini atau disana, yang nggak sesuai sama jurusan kuliah atau malah kerjaan yang kriteria pendidikannya dibawah yang pernah kita jalani, terus kita jadi mikir, nanti kalau kita kerja disini, pandangan orang-orang gimana, masak lulusan ini kerjanya di itu, udah kuliyah mahal-lama lulus kerjanya cuma  jadi itu, dan hal-hal lain yang menurut kita, orang lain memikirkan itu saat memandang pekerjaan kita. Padahal aslinya, semua itu belum tentu.

Bisa jadi dibalik “oh ya nggak papa”-nya beliau ada doa-doa didalamnya,  ada kesan “sip, bagus, buat pengalaman, biar ngrasain kerja disini”, dan ada hal-hal positif lainnya yang bertentangan sama asumsiku.

Emang kadang harus negthink dulu untuk menyadari kalau sebenarnya ada banyak hal positif yang patut direnungi, emang kadang harus sambat dulu, untuk menyadari ada banyak hal yang patut disyukuri ~ eaaaa

Sekian


Magelang, 7 Juli 2019 | 17 hari menuju debut showcase si ai eks seu (tetep ada promosi KPOPnya T.T) | K


27 Juni 2019

Sambat Hari Ini

Juni 27, 2019 0
MARKISAM ~ Mari kita sambat !!

1. Entah kenapa kalau pengen lagi nulis, rasanya males banget untuk menggerakan jemari ini di atas tuts tuts keyboard. Padahal kemarin-kemarin ada ide nulis banyaaaak banget, tetiba pengen nulis kok tiba-tiba buyar susunan ide-ide itu. Kadang suka heran, kalau hati ini lagi damai, lagi tenang, lagi nggak ruwet, lagi pengen nulis, kok ya inspirasi tuh susah datangnya. Eh giliran sininya lagi ruwet, sepaneng, banyak kerjaan, galauu, ide-ide datang dengan keroyokan. Tulis aku, tulis aku. Heran, maunya apa sih?? *ngomong sambil ngaca*

2. Sejak salah seorang teman dekat mengirimi sebuah nasihat via chat WA, aku jadi mulai mempertanyakan tentang ke-agamaanku, ke-Islamanku,. Nasihatnya perilah gambar-menggambar. Dia pernah denger kajian dimanaa gitu, (kayaknya di TV channel gitu sih) si penceramah bilang, kalau menggambar makhluk hidup itu nggak boleh. Terus aku juga dikirimin link artikel tentang hadis larangan menggambar makhluk hidup gitu. 
Well, jauh hari sebelum itu, aku juga pernah kepikiran dan cari tahu tentang larangan2 itu. Sempat galaauuuuuu, dan nggak semangat untuk melanjutkan hidup (nggak ding), masih hidup cuma jadi loyo, wkwk. Lamaaaaa galau, akhirnya bisa semangat lagi, tapi jadi jarang gambar juga sih. Eh terus si temen ini chat gitu, nah kan, ke galauanku kumat. 
Tapi dari situ jadi penasaran, beneran nggak sih larangan-larangan itu. Soalnya ada yang bilang boleh, ada yang bilang enggak. Ya mungkin disamping mencari kebenaran ku juga mencari pembenaran. heuheu, soalnya ini menyangkut hidup dunia dan di akhirat :(

3. Kadang suka heran sama updatean temen-temen di WA maupun di Instagram. Menimbulkan banyak asumsi dan jadi pengen berkomentar. Padahal kan, Aku nggak tahu hidup kaliyan itu kayak gimana. Susahnya perjuangan kalian itu kayak gimana, senengnya kalian di kehidupan nyata itu kayak gimana, sibuknya pekerjaan kaliyan di dunia nyata itu kayak gimana, bahagianya kalian di dunia nyata itu kayak gimana, kan aku mana tahu ya. Jadi demi mengurangi asumsi dan prasangka, sering aku suka klik tombol "mute" tuh untuk status terbaru kaliyan. 



Sekian sambat hari ini ~

Kantor, 27 Juni 2019 (Lima bulan setelah Konser Final Wanna One) 


Tulisan Marisa Sugangga di Tumblr

Juni 27, 2019 0

Pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Tidak akan pernah sempurna. Di balik senyumnya yang manis dan tegar, pastilah ia menyimpan raut wajah yang sebenarnya tidak ingin kamu lihat. Di balik pembawaannya yang begitu berwibawa, terkadang ia menyimpan pembawaan yang membuatmu tidak bisa menerima keberadaannya di sisimu. Di balik kepopulerannya, ia menyimpan seribu misteri yang tidak ingin orang lain tahu, bisa jadi walaupun itu untuk berbagi dengan dirimu. Tutur katanya yang manis dan sopan, terkadang ia hanya khilaf untuk berkata kasar ataupun tidak sengaja menyakitimu. Tatapan yang hangat pada nantinya menjadi tatapan kosong yang penuh tanya.

Ya, pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Berekspetasi tinggi hanya akan membunuh hal baik yang telah dilakukan pasanganmu. Sebisa mungkin, ingatlah untuk menyentuh bumi, agar kamu selalu ingat apa hal-hal baik kecil yang telah dilakukan oleh pasanganmu.

Jatuh cinta itu, seperti di tengah samudera. Terpukau, terpana oleh birunya lautan, namun bila kita tidak sadar, sesungguhnya ia menyimpan sejuta misteri yang terpendam di dasar lautannya yang dalam. 

Desember 2013 | © Marisa Sugangga

15 Mei 2019

Kita Yang Baru

Mei 15, 2019 0
Tulisan di Tumblr yang di-reblog kesini karena tumblrnya dihapus. Sebuah tulisan dari masa pencarian jati diri di masa lalu ~


Akhirnyaaa, setelah mendapat stimulus dari hasil stalking beberapa catatan orang orang yg mau bikin revolusi di tahun 2014, menghasilkan respon ini. agak terlambat hampir satu bulan tapi ah sudahlah.

Jadi sudah sejauh mana aku, kamu, dan kita mewujudkan keinginan di tahun kemaren, duh, gegara sering kebanyakan dengerin pandangan orang yg negatif jadi bikin down. Agaknya kita harus menghindar dan menutup telinga dr status2 yg mengeluh, krn seperti semangat, mengeluh jg menular.

Mengingat bagaimana aku, kamu, dan kita kemarin, rasanya lucu bin ajaib. Tugas tugas yg berjibun, dosen yg selalu itu itu saja, kegiatan2 yg harus tepat deadline, surat surat yg sering salah, keinginan untuk selo dan harapan untuk dolan, galau antara semangat dan lelah, keinginan untuk tetap mempertahankan dan memperjuangkan seseorang, seduaorang, setigaorang, dan seberapa byknya orang, campur aduk jadi satu di pikiran dan perasaan yg mungkin dikeluarkan dalam bentuk teriakan bisa mengisi penuh tabung2 yg ada di monster univesity. Sepertinya memang harus ada skala prioritas supaya bisa mewujudkan itu semua. 

Karena aku yakin kita masih bersama di semester ini, di jogja ini, di magelang ini, ato dimanapun aku, kamu, dan kita bertemu, aku yakin, akan ada waktu untuk kita belajar bersama, merefleksi bersama, diskusi hal yg paling penting sampai hal yg paling ga penting, yg bermanfaat sampai yg absurd, berkunjung ke tmpat yg aku, kamu, dan kita inginkan, mungkin dalam perjalanan kita akan dibumbuhi tak sedikit pertarungan, pertengkaran, kesensian, kealayan, kegilaan, ke-iyuh-an, dan ke-ke yang lain. Tapi itulah cara kita untuk belajar. 

Mungkin, ada kalanya aku, kamu, dan kita berpisah, bosan sama aku, bosan sama kita, keluar dari nyamannya kita dan mencoba sesuatu yg baru, jd aku harus siap2 untuk mengucapkan selamat tinggal. Mungkin di saat kita tidak lagi bersama, aku, kamu, dan kita sdg menyusun cerita perjuangan kita, kekonyolan kita, kesusahan dan kesenangan kita, dan usaha kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri dari kekalahan dan kemenangan kita. Dan aku juga telah bersiap2 untuk mengucapkan selamat datang pada kalian yg akan mengkisahkan perjuangan kalian padaku.

Selamat datang aku, kamu, dan kita yang baru ~

Lapangan Pondok Tingal, 11.06
26 Januari 2014


27 April 2019

Buku Bulan April

April 27, 2019 0
Hai hai, review Bulan Buku akhirnya memasuki episode keempat, haha. Bulan ini aku meniatkan untuk membaca buku yang lebih berfaedah dari bulan kemarin, dan Alhamdulillah buku bulan ini Insya Allah bermanfaat, kekeke ~ 


MENENTUKAN ARAH - KURNIAWAN GUNADI DAN AJI NUR AFIFAH 

Sejujurnya dulu waktu pertama kali buku ini terbit, aku nggak begitu minat ingin memiliki, walaupun yang ngarang adalah salah satu penulis favoritku, alasannya simply but so childish, soalnya beliau mau nikah, jadi aku kayak merasa kehilangan gitu, padahal memiliki saja tydaa ~ wkwkw 

Sebagai pengikut dari jaman tumblr waktu belum kena issue blokir, waktu beliau mulai merintis buku pertamanya Hujan Matahari yang sesuai banget sama orang yang lagi mengalami QLC (quarter life crisis), tulisan-tulisan beliau ini mengena sekali yorobun ~

Tapi semua itu berubah, sejak negara api menyerang, dan pertanyaan-pertanyaan yang semula biasa saja  menjadi semakin annoying karena kerap ditanyakan, hahaha


sumber gambar google


Kalau bukan pertanyaan yang diatas ya “Udah punya calon belum?”. 

Terus aku jadi mulai mikir deh, soalnya yang tanya saudara sih, kalau orang lain mah bodo amat, ini sodara beberapa kali tanya dan ngasih wejangan-wejangan juga. Lalu aku semakin mikir dan akhirnya memutuskan untuk beli buku ini. Soalnya kata orang dan kata di goodreads ini cocok untuk nambah ilmu pranikah ~ wkwkw

Setelah baca buku ini, bukannya jadi pengen cepet-cepet nikah tapi malah jadi  mikir, hmm… ternyata banyak banget hal-hal yang butuh dipelajari sebelum meniqaa yorobun ~

Isi buku ini adalah kumpulan tulisan dari kedua pasangan yang dipersatukan pada bulan September tahun 2016. Buku ini juga digunakan sebagai souvenir untuk pernikahan mereka. 

Berisi tentang pemaknaan-pemaknaan dua insan ini akan pernikahan. Keduanya seakan berkontemplasi dalam mencari arti sesungguhnya dari sebuah pernikahan. Dari buku ini, kita dapat menambah wawasan mengenai apa-apa yang harus dipersiapan dalam menyambut pernikahan. Tidak hanya tentang pasangan atau perayaan tapi  yang lebih penting adalah apa tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dari sebuah pernikahan, dan hal itu penting untuk  didiskusikan sebelum meniqaa ~

Kalau yang aku tangkep dari buku ini, ibaratnya pernikahan itu seperti perjalanan ke sebuah kota A. Sebelum ke kota A  kita harus menentukan mau naik angkutan yang mana, arahnya angkutan ini sama nggak, dengan tujuan perjalanan kita. Tanya sama orang atau supirnya ini angkutan bener atau nggak menuju kota A. Jangan sampai asal naik, terus pakai alas an “lihat gimana nanti atau yang penting jalan dulu”,  lalu setelah jalan baru sadar kalau arahnya bukan ke kota A terus akhirnya turun dijalan. Huehue ~

Gaya tulisan dalam buku ini seperti catatan harian dengan diksi yang apik dan cukup membuat kita menganggukkan kepala seolah setuju dengan cerita yang dibawakan penulis. 

Buku ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang masing-masing berisi tulisan pendek hingga panjang dari sudut pandang si laki-laki dan perempuan. Mulai dari tentang nasihat orang tua, makna pernikahan, makna berjuang, makna pencarian, makna sepakat, makna perayaan, makna pasangan, makna keluarga, makna anak, makna harta, makna rumah, menentukan arah, hingga jejak perjalanan keduanya sebelum akhirnya dipertemukan untuk bersama. 

Dari sudut pandang sang istri, memandang makna pernikahan sebagai sebuah kolaborasi yang paling tinggi artinya pernikahan adalah kolaborasi dua insan untuk lebih bermanfaat bagi orang-orang disekitar, pernikahan membawa dampak manfaat bagi lingkungan sekitar. Makna pernikahan yang lain yaitu pernikahan adalah komitmen yang dipegang sepenuh hari, pernikahan adalah proses belajar yang gigih, dan pernikahan adalah ibadah yang tiada pernah berhenti. 

Dalam buku ini adalah salah satu yang menjadi bagian favoritku yaitu di sub bagian tentang makna pasangan, judulnya Saya (klik disini untuk membaca). Ini menambah sudut pandangku mengenai pemaknaan akan pasangan. Bahwa bagaimanapun bentuk dan wataknya nanti ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah dan hanya mampu kita terima dengan segala konsekuensinya, karena kita sudah memilih dia jadi bagaimanapun kita harus bertanggung jawab dengan pilihan itu. 

Bagiku buku ini rekomen sekali untuk kita kaum fakir asmara yang sedang menunggu datangnya jodoh, wkwkwkw. Beberapa bagian dalam buku ini cukup bikin baper tapi sekaligus mikir, eh bener juga yaa. Sisakan banyak yang juga bisa mikir kayak gini Ya Allah, Amin 
Hihihi

Maka dari itu, untuk kaum jojoba yang senasib sepenanggunang, yang pengen nikah tapi masih mikir ini itu, mari kita perbanyak belajar kiat kiat menjalani pernikahan. Jadi kalau misal kamu sudah capek sekolah, capek kerja, dan pengen nikah aja, (mengutip kata-kata mas gun) nikah itu bukan menyelesaikan masalah, tapi nambah masalah, karena yang tadi masalahnya hanya datang dari satu kepala setelah menikah nambah jadi dua ~ hehehe



KOMET MINOR – TERE LIYE

Buku terakhir dari saptalogi petualangan tiga sekawan di dunia paralel, Raib Ali dan Seli. Diakhir buku Komet diceritakan bahwa tiga sekawan ini dikhianati oleh Si Tanpa Mahkota yang menyamar menjadi seorang kawan baru yang bernama Max. 

Sayangnya saat ketiga sahabat ini mengetahui bahwa Max adalah seorang penipu, mereka sudah terperangkap dalam jaring dan tak bisa bergerak. Tapi bantuan selalu datang untuk mereka yang memiliki niat baik. Dengan kemampuan konsentrasi Ali, dia berhasil mendatangkan bantuan dari seorang yang pernah menculik mereka bertiga, dia adalah Batozar si Master B. 

Dengan bantuan Master B, mereka dapat terbebas dan akhirnya bisa masuk ke portal menuju Klan Komet Minor menyusul si Tanpa Mahkota. 

Klan Komet Minor adalah sebuah klan dengan teknologi lebih canggih daripada klan-klan di buku sebelumnya. Divisualisaikan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan yang hidup Klan Komet Minor memiliki bentuk dan rupa yang aneh, seperti mikroorganisme kasat mata di Klan Bumi. 

Penduduk Klan Komet Minor merupakan nonmaden, tapi bukan hanya raga manusianya saja yang berpindah, rumah, tanah, dan lingkungan sekitar seperti satu kota juga berpindah dengan menggunakan teknik teleportasi. 

Misi mereka di Klan Komet Minor adalah mencegah si Tanpa Mahkota mendapatkan pusaka yang akan membuatnya semakin kuat demi menguasai seluruh klan. Diperjalanan, mereka bertemu dengan orang-orang yang memberikan petunjuk dimana lokasi pusaka tersebut berada. 

Pusaka tersebut berbentuk tombak. Dulu, saat si empu pusaka membuat tombak itu adalah demi menjaga keseimbangan antar klan agar tetap damai, tetapi seiring berjalannya waktu, banyak orang yang menginginkan senjata itu demi kepentingan pribadi dan ambisi untuk berkuasa. 

Maka sebab itu, sang empu pusaka berniat menghancurkan pusaka tersebut dengan membagi tombak menjadi tiga bagian dan disembunyikan disuatu tempat dan dijaga oleh para pemburu.

Dalam perjalanannya, ketiga sahabat dan Master B bertemu dengan Entre, Archi, Kulture, dan Finale, mereka dulunya bekerja sebagai tim  pemburu, dan tiga diantara mereka adalah penjaga tombak itu. 

Satu persatu, Ali, Raib, Seli, dan Master B berhasil mengumpulkan bagian tombak yang terpisah, namun ditengah jalan si Tanpa Mahkota berhasil merebutnya, sehingga pertarungan antara dua kubu ini tak terhindarkan. 

Dalam buku ini juga muncul tokoh baru seperti SPR4K, ST4R, dan Ratu Calista  namun tidak ada penjelasan detail tentang mereka karena Tere Liye akan membuat cerita tentang mereka di buku terbarunya. 

Kalau kalian mengira bahwa dibuku ini akan menyelesaikan segala rahasia dari buku-buku sebelumnya, nyatanya tidak. Menurut aku pribadi, buku ini berhasil membuat tarik ulur dengan rahasia yang diungkap namun juga menimbulkan rahasia baru lainnya yang semakin membuat bertanya.

Misal tentang orang tua Ali yang bahkan Seli dan Raib tidak pernah melihatnya. Ada saat dimana Ali harus berbicara tentang keluarga dihadapan banyak orang dalam misi mendapatkan salah satu bagian tombaknya, Dia bercerita tentang seorang anak yang dilahirkan saat badai, dan orang tuanya harus meninggal, lalu dia harus  hidup dengan belasan pembantu dan berilusi kalau orang tuanya dalam perjalanan di luar negeri dan pasti akan pulang. Tidak jelas apakah cerita anak itu adalah tentang Ali atau bukan, yang jelas bahwa ada misteri tentang keluarga Ali yang tidak diungkap dalam buku ini. 

Lalu tentang garis lurus keturunan murni si Tanpa Mahkota. Semula orang berpikir bahwa Raib yang sama-sama datang dari Klan Bulan adalah keturunan si Tanpa Mahkota, tapi ternyata bukan. Ternyata keturunan si Tanpa Mahkota adalah diantara kedua sahabat lainnya.

Dibuku ini rahasia tentang orang tua Raib juga tidak diungkap dan akan diceritakan dalam buku tersendiri berjudul NEBULA. Juga tentang kucing Raib si Putih ternyata dia punya kisah tersendiri pula. Hmmm makin penasaran yorobuuuun ~ siap siap nabung untuk buku selanjutnya, wkwkwk 



MIND TRAVELER – FERBIANI EKA PUTERI

Alasan beli buku ini yang pertama karena katanya buku ini nggak akan dicetak ulang, jadi hanya ngabisin stock, lalu aku baca di goodreads juga reviewnya banyak yang bilang bagus. Buku ini pun yang mendistribusi adalah Langit-langit YK yang mana juga menelurkan buku Menentukan Arah. Jadi banyak alasan untuk membelinya, haha

Isi buku ini adalah kumpulan pemikiran, perjalanan, dan perenungan si penulis yang dibagi dalam beberapa sub bagian pertahun. Mulai dari tahun 2011 sampai 2016. Buku ini sebenarnya seperti jurnal atau diari sang penulis dalam pengamatannya terhadap hidup dan lingkungan sekitarnya.

Inti kejadian-kejadian dalam buku ini sebenarnya juga sering dialami oleh orang-orang pada umumnya, hanya saja mungkin tidak banyak yang memahami dan mengamati secara mendalam seperti si penulis.

Seperti misal, aturan tak tertulis dalam minjam motor tetangga atau temen, setelah kita pakai, kita ganti isiin bensin. Atau misal lagi jalan sama temen, mampir sana sini yang parkirnya harus bayar, yaa gantian bayar parkirnya. Entah disadari atau tidak, tapi naluri atau insting untuk “gantian berbuat baik” itu ada dalam diri manusia.

Atau kasus lain, misalnya dalam hal pertemanan. Kita cenderung berteman sama orang-orang yang sefrekuensi dengan kita. Sefrekuensi disini maksudnya kita lebih nyaman bergaul sama orang-orang yang ngomongnya “nyambung” sama kita.

Buku ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap diri sendiri, tujuannya kalau kita sudah tahu bagaimana seluk beluk diri ini, kita juga jadi lebih peka terhadap lingkungan, lebih bisa empati sama orang lain.

Memang kalau dibaca-baca, isi buku ini bersifat subyektif karena berdasar pengalaman pribadi si penulis, tapi nggak ada salahnya juga kalau terinspirasi buat lebih ngubek-ubek diri sendiri.

Beberapa tulisan di buku ini ada yang aku posting, yang menurutku “ini aku setuju banget, wkwk”. Kalau baca silakan klik link dibawah ini :

Orang-orang sefrekuensi (baca disini)
Hai Loner!? (baca disini)
Googling Aja Sih (baca disini)

Sekian



Selesai di Hari debut solonya Jinyoung, 26 April 2019  dan diedit lagi pada 27 April 2019 Hari Ulang Tahun Ibuk dan Hari pertama Fanmeeting Jinyoung di Seoul| K

Hai Loner !?

April 27, 2019 0
Tulisan karya Febriani Eka Puteri dalam buku Mind Traveler. Sebagai penunjang artikel Buku Bulan April. 


20 September 2016
22 : 37

Orang yang suka apa-apa sendiri bukan introvert, cenderung loner. Antara mandiri dan penyendiri. Tapi mereka gak kesepian. Males aja making deal/deal-deal-an ma orang lain/ bergantung ma orang/ jadi gak bebas karena terikat ini itu/ males nunggu/ males ribet.

Cenderung pribadi penuh kebebasan dan kemandirian. Mau A ya karena memang dirinya mau A. Ke B, ya karena memang dirinya mau ke B. Gak terpengaruh siapa pun, menjadi diri sendiri, bertindak sesuai hati dan pikirannya sendiri. Bukan berarti egois. Lebih ke arah gak suka kebergantungan dan menggantungkan diri kepada orang lain alias mengejar kebebasan, berarti pribadi yang tough.

Soalnya, kalau mau bareng ma orang, kita perlu deal-deal-an, perlu janjian, perlu ini itu. Banyak sekali yang kadang bikin ribet atau malah jadi memperlambat. Seperti, adanya ikatan-ikatan. Untuk sebagian orang, adanya ikatan-ikatan bikin secure karena jadi jelas, tapi buat sebagian orang malah mengekang kebebasannya, termasuk kebebasan untuk berubah arah.

Yang jadi loner ini sedikit, sedikit pula yang akhirnya memahami jalan hidup seorang loner. Loner is not lonely.


Googling Aja Sana ~

April 27, 2019 0
Tulisan oleh Febriani Eka Puteri. Di posting disini untuk menunjang artikel Buku Bulan April


21 September 2016
21 : 57

Di era digital saat ini, tak terhitung berapa kali dan berapa banyak orang yang menjawab “Googling aja. Googling gih. Coba googling.” Saat ditanya/mendapat pertanyaan.

Semakin ke sini, semakin sedikit menemukan orang-orang yang mau diajak berdiskusi, menebar ilmu dan pengalamannya, atau sesederhana menjawab pertanyaan orang-orang semaksimal mungkin sebelum nyaranin googling. 

Logikannya, orang nanya ke orang lain itu karena : (1) Dia udah googling tapi belum nemu yang dicari secara pas; (2) Percaya sama capability orang yang ditanya; (3) Kepo/urgen sesuatu, tapi gak punya waktu banyak untuk googling; (4) Senang berinteraksi langsung dengan manusia; (5) Emang orang males gak mandiri alias nanya tanpa cari lebih dulu. 

Hal-hal yang terjadi dalam perkembangan teknologi membuat rasa menghargai semakin tipis. Menghargai kepercayaan orang yang bertanya, menghargai waktu orang yang menjelaskan, menghargai momen/waktu/ruang interaksi. Apa-apa dengan mudah dijawab “googling aja sih”. Seolah-olah semua hal bisa didapat dari Google. Sedikit sekali (dari perspektif saya, bukan generalisasi) orang yang terbuka dengan interaksi langsung, diskusi nyata, saling membangun pemahaman lewat berbagai perspektif, saling menyebar ilmu, saling bertukar informasi secara langsung, dan saling sama-sama belajar. Akhirnya, orang-orang yang bisa mengakomodasi hal-hal tersebut menjadi punya nilai/value sendiri. 

24 April 2019

Orang-orang Sefrekuensi

April 24, 2019 0

Tulisan ini adalah Karya Febriani Eka Puteri dalam  buku Mind Traveler sebagai pelengkap tulisan Buku Bulan Maret. Tulisannya murni karya beliau nggak aku tambah maupun kurang satupun. Selamat membaca.

19 Desember 2014
22.06

Air jatuh berirama membasahi setiap pohon, tanah, dan bus yang saya tumpangi. Bus yang entah akan membawa saya ke mana, bertemu siapa, belajar apa, dan apa-apa lainnya. Dua jam menerawang kegelapan bias cahaya lewat jendela dengan segudang pertanyaan. Bus pun berhenti  disebuah tempat, tempat pelatihan  selama empat hari, pelatihan yang saya pun tak tahu ngapain dan tak tahu kenapa bisa ikut. Seseorang berbicara dengan suara memecah gemericik air hujan deras, memberitakan tentang pembagian kamar. Saya pun dengan spontan mengikuti rombongan entah siapa, masuk ke kamar paling pojok, sebuah ruangan dengan sepuluh kasur, lima di atas dan lima di bawah, dengan sepuluh orang yang saling asing. Saya memilih kasur di bawah tanpa memilih-milih sebelah siapa.

Meski sekamar, kami bersepuluh dalam keseharian hanya berinteraksi saat malam, yaitu selepas acara selesai, dari jam 10 malam hingga jam 1 – 2 pagi, kemudian tidur dan bangun jam 5 subuh bersiap-siap untuk kegiatan yang diawali dengan mandi air dingin di Lembang musim hujan. Teman yang posisi kasurnya di sebelah kasur saya, dia menjadi orang pertama yang saya lihat saat bangun dan menjelang tidur, selama tiga malam. Ada momen ketika kami bertatapan, lalu ketawa; ketawa untuk hal yang belum kami komunikasikan, namun sama-sama dipahami. Ya mungkin itu namanya chemistry dan satu frekuensi.

Seiring berjalannya waktu, di malam terakhir , saya menyadari bahwa sembilan teman sekamar saya ini merupakan cerminan diri saya sendiri. Si A yang rusuh, si B yang hahahihi, si C yang kritis dan mempertanyakan eksistensi Tuhan, si D yang sedikit sombong, si E yang pemalu, si F yang berantakan, dan yang lainnya. Malam terakhir itu menjadi puncak perbincangan dan diskusi, bukan tentang diskusi training hari itu, melainnya diskusi tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, beban masa lalu, harapan masa depan, dan saya mengungkapkan apa yang saya rasakan kepada penghuni kamar ini, tentang kesamaan frekuensi, satu pemikiran. Teman sebelah  kasur saya tiba-tiba ngomong “Tuhan mempertemukan orang sesuai kelompok rohnya, jadi kita ini diciptakan dalam kelompok-kelompok, yang sejenis akan dipertemukan.” Definisi satu frekuensi  versi dia. Cuma tiga malam, gak tau kenapa sayang sama sembilan orang ini, meski interaksi hanya di kala malam.

Sebulan berlalu, komunikasi tidak seintens sebelumnya disebabkan kesibukan masing-masing di kota masing-masing. Saya pun iseng stalking dan bacain tumblr dan blog satu-satu, hahaha … lalu terkejut. Ternyata bukan hanya satu frekuensi saat training saja, bahkan si ini si itu ternyata satu pola pikir, satu visi, cita-cita yang serupa; selain perilaku yang seperti cermin, pola pikir, perspektifnya pun setipe meski dengan background yang berbeda (ada psikolog, guru, ekonom, entertainer, anak informatika, anak manajemen, dari Jawa, Sumatra, dan Makasar).

Teringat perkataan Tan Malaka bahwa air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak, setiap orang berkumpul dengan jenis dan wataknya. Dari situ, saya menyadari dan berpikir tentang orang-orang yang datang dan pergi, tentang orang-orang yang bisa ditoleransi dan tidak, tentang pertemuan-pertemuan yang bikin bersyukur, tentang baiknya Tuhan yang selalu memberi teman di setiap perjalanan hidup, tentang ketenteraman, kasih sayang, kekuatan, kesendirian, dan banyak hal lainnya.


13 April 2019

Jejak Digital

April 13, 2019 0

MIKIR EPISODE SATU
Mau cerita panjang lebar dulu sebelum masuk keintinya, karena sejujurnya ini curhat berkedok mikir, haha.

=======

sumber gambar


Cerita pertama datang dari negara yang melahirkan idol-idol, ada sebuah agensi yang akan mendebutkan grup penyanyi beranggotakan laki-laki. Kalau grup ini jadi debut, ini akan menjadi grup laki-laki pertama dari agensi ini.

Pada sekitar akhir bulan Februari, anggota grup pertama dirilis. Seorang anak laki-laki yang sebelumnya sudah terjun didunia idol dan bergabung dengan sebuah grup project yang cukup terkenal namun sudah habis masa kontraknya sehingga dia harus kembali ke agensi asalnya.

Satu minggu kemudian, agensi merilis anggota kedua. Dia seorang anak laki-laki yang sudah bertahun-tahun menjadi traine idol dan mengikuti banyak ajang survival idol tapi belum berkesempatan untuk debut.

Minggu ketiga wajah baru muncul lagi. Dia adalah seorang traine idol di agensi itu, tapi wajahnya sudah dikenal didunia maya karena dia pernah menjadi model untuk salah satu brand pakaian. Agensi ini memperkenalkan anggota baru setiap satu minggu sekali, tepatnya di hari Selasa pukul 12.00 malam.
Diminggu keempat, agensi merilis anggota ketiga yang merupakan anak paling muda diantara yang lain. Saat ini dia masih duduk dibangku kelas tiga sekolah menengah atas. Namun, belum seminggu namanya diperkenalkan ke publik, ada rumor tidak sedap tentang anak laki-laki dengan inisial KS ini didunia maya.

Rumor yang beredar mengatakan, bahwa KS ketika masih sekolah seragam putih biru, perilaku dia kurang baik. Bahkan ada foto yang beredar yang memperlihatkan pose KS sedang selfie di cermin sembari mengacungkan jari tengah. Kemudian ada foto-foto lain yang menunjukkan dia melakukan tindakan anonoh yang mengarah ke perbuatan seksual.

Bahkan ada rumor yang beredar, kalau ada guru yang sampai keluar dari sekolah gara-gara bermasalah dengan KS. Dia juga dikabarkan suka merusak property sekolah seperti meja, kursi, dan atap kelas. Banyak penggemar kemudian mengirim pesan untuk agensi agar segera memberi klarifikasi atas rumor yang beredar.

Minggu kelima, agensi masih merilis wajah baru member, tapi belum ada klarifikasi mengenai masalah yang bersangkutan dengan member keempat. Baru kemudian, diminggu keenam dan merupakan minggu terakhir perilisan wajah baru anggota yang akan debut, agensi memberikan klarifikasi mengenai rumor tersebut.

Agensi membenarkan beberapa rumor yang berkaitan dengan KS, tapi tidak semua benar, ada beberapa yang dilebih-lebihkan. Oleh sebab itu dari agensi meminta maaf atas ketidaktahuan dan ketidaktelitian mereka dalam menyeleksi anggota yang akan debut. Agensi bilang bahwa KS meminta untuk pengunduran dirinya dari debut line, karena dia tidak ingin membebani anggota lain dengan masalahnya, dia tidak ingin anggota lain terkena masalah karenanya. KS juga bilang dia menyesal dan akan merenungkan perbuatannya. Tapi beruntungnya, dari pihak agensi akan tetap memberi perhatian dan pengawasan kepada KS, supaya dia tetap bisa mewujudkan mimpinya.

Seandainya tidak ada rumor dan foto masa lalu KS yang muncul, mungkin wajah dia masih ada di akun official grup itu dan dia bisa debut. Seandaikan foto tersebut tidak beredar, mungkin orang lain juga nggak bakal tahu kalau ternyata si KS ini masa lalunya pernah jadi anak kurang baik. Dan yang paling penting, seandainya KS tidak mengunggah foto “kurang baiknya” di akun facebook, mungkin orang lain tidak akan menyebarkan dan dia tetap bisa debut.

Terus aku jadi mikir, wuaaahh horor sekali jejak digital ini, terutama untuk unggahan-unggahan yang kurang sesuai dengan nilai yang berlaku dilingkungan sekitar. Contohnya kasus di KS ini, gegara postingan foto dia dimasa lalu, dia nggak bisa debut. Gegara postingan masa lalu dia, dia harus menunda mimpinya. Gegara postingan masa lalu dia, dia dibully netizen. Tapi berkat postingan masa lalu dia, KS jadi lebih sadar diri dan merenungi perbuatannya, semoga kedepannya dia jadi pribadi yang lebih baik. Semangat dek ~

Tentang jejak digital ini, lalu aku melihat kasus yang tengah viral didunia nyata maupun maya. Tentang anak yang dibully lalu muncul tagar yang mendukung si anak terbully ini. Tapi berkat tangan lihai para stalker dunia maya, jejak digital akun facebook si anak terbully muncul, yang menyebabkan viralnya tagar yang menyalahkan si anak terbully. Orang-orang yang tadinya mengasihani si anak terbully, jadi mulai ragu untuk percaya.

Yah semoga apapun itu, hasilnya adalah yang terbaik. Si pelaku dan si anak terbully atau si pelaku yang juga terbully dan si terbully yang juga pelaku bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Intinyakan pembullyan di dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Bicara soal jejak digital facebook, pernah nggak sih temen-temen scroll ke bawah sampai ditahun-tahun lalu dan menemukan postingan yang euw? Nggak hanya postingan, tapi termasuk like, comment, share dan lain-lain, pernah nggak sih temen-temen kepikiran buat hapus itu postingan itu satu per satu? Atau pernah nggak sih kepikiran kalau ternyata postingan-postingan itu bikin kita jadi tambah lama waktu hisabnya? Sama malaikat ditanyain, Apa tujuan kamu posting ini pada jam ini, tanggal ini, tahun ini, di akun ini, dan tulisannya kenapa begini? Misal ~

Hmmm.... mari kita merenungi ~


Sabtu Malam, 13 April 2019 | K


Ps. Masih kepikiran banyak, tapi nonton debat capres cawapres lebih seruuuw. Jangan lupa tanggal 17 April  (pre-order album single Jinyoung wkwkw) ke TPS buat nyoblos :”)

10 April 2019

Gembel Jadi Presiden Part 3

April 10, 2019 0
sumber gambar google

sebuah kelanjutan cerbung 6 tahun lalu ~


Keesokan harinya Paijo dikawal Pasukan Bhayangkara menuju TPA.
"Wah lihat itu! Ada mobil bagus." Seru Inem pada teman-temannya.
"Eh iyaa.
Eh lihat! Itu bukannya mas Paijo ya? Yang keluar dari mobil itu loo!" Sunarti memberitahu teman-temannya. Salah seorang pengawal menggelar karpet merah di depan pintu mobil. Paijo keluar dan berjalan layaknya seorang Presiden. Memakai kacamata hitam, dia terlihat sangat berwibawa.
Orang-orang di perkumuhan terpesona melihat perubahan Paijo yang drastis.
"Paijo! Ini elo Jo? Weleh-weleh, keren amat lo? Abis dipermak di mana?" Tanya Bokir, salah seorang teman Paijo. Paijo tidak menjawab, dia memberi isyarat pada pengawal.
"Maaf ! Anda menghalangi jalan Presiden Jo. Silakan anda minggir dari karpet ini!" Kata pengawal seraya mendorong Bokir agar menyingkir dari karet. Paijo menuju panggung kecil yang sudah disiapa oleh para pengawalnya. Panggung itu terletak di pinggir jembatan sungai Cikumuh dekat TPA. Dengan memakai megaphone dia berorasi.
"Sodara-sodara, sebangsa dan setanah air, senasib sepenanggungan. Indonesia adalah negara yang kaya raya, negara yang memiliki berbagai jenis kebudayaan yang telah mendunia dan keindahan panorama alam yang sangat mempesona. Tapi mengapa, surga dunia ini harus terkotori oleh jamahan tangan-tangan para tikus pemakan uang . . ."
"Paijo ngomong apaan To? Nggak ngerti gue!" Tanya Bokir pada Karto.
"Elu aja nggak ngerti, apalagi gue!"
"Hoi Jo! Lu ngomong apaan sih? Kita-kita kan nggak ngerti apa yang lu omongin. Bahasa lu tinggi banget, udah deh to njuk point aja!"
Karto menginterupsi orasi Paijo.
"Sstt!! To do point, bukan to njuk!" Bisik Bokir mengoreksi.
Paijo diam sesaat
"Hmm . . . Baiklah, langsung pada pokok persoalan. Semua menteri dan anggota DPR terlibat dalam korupsi besar-besaran. Bahkan, wakil presiden adalah ketua dari OKI alias Organisasi Korup Indonesia. Saya selaku Presiden Republik Indonesia ingin menjadikan kalian, masyarakat perkampungan kumuh ini sebagai Menteri-menteri dan anggota DPR . . ."
"Tunggu Presiden!" Salah seorang pengawal memotong pidato Paijn.
"Mana mungkin, masyarakat kampung kumuh ini menjadi pejabat negara. Mereka tidak memiliki pendidikan, jadi bagaimana mungkin mereka dapat menjalankam manajemen pemerintahan."
Paijo menjawab dengan tengan "Memang mereka tidak berpendidikan, tapi mereka memiliki hati. Hati peduli terhadap sesama. Tidak egois dan tidak akan uang negara maupun rakyat. Ada gunanya mereka tidak berpendidikan, jadi mereka tidak akan tahu cara berkorupsi yang baik dan benar."
Para pengawal terkejut tak dapat berkata apa-apa, sedang para warga kumuh sangat bergembira. Mereka tidak menyangka, akan dijadikan menteri dan anggota DPR. Satu-satu mereka memberi salam pada Paijo dan mencium. Bersorak-sorei mengelu-elukan Paijo.
"Hidup Presiden Paijo!"
"Hidup Presiden Paijo!"
"Hiduupp . . !"
Byuurr!!
Paijo terjatuh ke sungai, dia terdorong orang-orang yang berebutan ingin bersalaman dengannya. Paijo gelagapan, dia tidak bisa berenang.
"Tolong, tolong! Tolong aku!" Teriak Paijo
***
"Jo! Jo! Bangun Jo!" Paijo terbangun, bajunya basah kuyup. Dilihatnya sekeliling.
Sampah! Didepannya ada Emak, yang menatapnya dengan garang, membawa ember kosong.
"Huh bauk!! Emak nih apa-apaan sih. Masak aku disiram air comberan!"
"Kamu itu yang apa-apaan! Disuruh kerja, malah enak-enakan tidur! Mimpi apaan to, sampai susah dibangunin! Tuh lihat, temen-temen kamu udah dapat sampah banyak. Lha kamu, satu sampah aja belum dapet!
Ayo cepet kerja! Anak kalo nggak disuruh nggak mau kerja!" Paijo bangkit berdiri, menuju puncak tumpukan sampah. Dia sadar, ternyata semua itu hanya mimpi. Mimpi setinggi langit. Bagaimana mungkin seorang gembel menjadi Presiden.

THE END






Diedit lagi tanggal 10 April 2019. Cerbung pertama dari enam tahun yang lalu.