28 Februari 2021

DAY 28 - EVALUASI 28 HARI MENULIS (END)

Februari 28, 2021 0
Akhirnya bisa pakai gambar ini. Ini adalah foto yang pertama kali aku buat di canva untuk tumbnail di blog. Aku bingung mau upload kapan ini foto, soalnya confyus nyamain dengan tema harinya. Walhasil, karna besok udah bulan Maret terus biasanya di negara 4 musim itu udah musim semi jadi foto bunga bunga ini pas dong yaa, haha ~ 
Ps. Semua foto yang gambarnya kolase begini aku buat sendiri pake canva, sumber fotonya sebagian ambil gratis di canva dan ada yang pake foto sendiri. Thank you ~ 


Tibalah saatnya hari terakhir bulan Februari yang artinya hari terakhir pula tantangan memulis 30 hari untuk bulan ini (cuma 28 hari sih sebenarnya, haha) 

Mau mengevaluasi diri sendiri perihal berbagai hal yang berkaitan tentang tantangan menulis ini. 

Pertama tentang komitmen. Seperti buku yang pernah aku baca, berkomitmen yang paling susah adalah komitmen sama diri sendiri, karena terlalu banyak dan mudah untuk mentoleransi diri sendiri. Selama menulis sebulan ini kadang aku pengen berhenti, kadang aku males, dan seringkali aku menulis karena hanya untuk menggugurkan kewajiban pula. Aku juga jadi jarang menulis di buku diari karena aku berpikir aku sudah mencurahkan disini jadi tidak perlu menulis tangan lagi di buku, hehe. Aku jadi berpikir dan belajar bahwa berkomitmen kadang membutuhkan pengorbanan :) 

Kedua tentang tema. Ada beberapa tema yang awalnya sudah aku tulis sebagai rancangan tiap hari aku mau nulis tentang apa, harus aku skip atau aku ganti karena menurutku gak terlalu relate sama hidupku. Ada pula sih yang sengaja aku ganti karena aku gak tahu mau nulis apa kalo tentang tema itu. 

Ketiga tentang hari dimana aku tidak menulis. Ada dua hari dimana aku tidak menulis. Yaitu hari ke 17 dan hari ke 22. Pada hari ke 17 temanya tentang Letter to Someone (anyone) aku tidak menulis karena aku menunda lalu terlupa. Begitu pula dengan hari ke 22. Tema hari ke 22 aku ganti untuk tema hari berikutnya. 

Keempat yang menjadi evaluasi adalah tentang waktu. Aku tidak punya jam yang pasti untuk menulis blog. Sebelum pindah kantor, biasanya di kantor magang aku nulis di sela sela kesibukan, tapi di kantor yang tetap aku belum menemukan kenyamanan untuk menulis karena masih adaptasi juga dan perjalanan yang jauh membuatku enggan berpikir untuk menulis, hehe. Dari sini aku belajar, kalo mau nulis yang komit gini harus punya waktu yang pasti kapan mau nulis supaya teratur. 

Kelima tentang tema yang menarik tapi aku malas menulis. Ini yang aku sesalkan sih. Hari ke 15 dan hari kemarin ke 27. Sejujurnya aku pengen banget nulis panjang lebar kali tinggi tentang tema pada dua hari itu. Tapi aku lebih mentolerir ke-enggak-mood-anku dan ke-malas-anku, alhasil aku cuma nulis sekenanya. 

Kalo yang hari 15 itu aku udah niat sih mau nulis banyak tentang rumah yang pernah menjadi tempat tinggalku, tapi aku lupa cuma baru nulis poin poinnya saja, aku ingat di hari berikutnya. Kalo hari kemarin emang gak mood nulis pengen cepet cepet nonton drakor soalnya  huhff. Padahal, menurutku hari ke 27 kemarin tuh pesan yang tersirat di gambar bagus, aku juga habis ngobrol banyak sama bapak tentang itu. Semoga ada hari di bulan depan, dimana aku bisa nulis tentang dua tema di hari itu, amin. 

Keenam tentang ekspetasi. Mulanya aku pengen share di status atau igs kalo aku lagi melangsungkan tantangan menulis itu, berharap ada yang baca terus memuji, mungkin aku haus perhatian, haha. Tapi kuurungkan niat itu, karena disatu sisi hal itu malah membuatku cemas dan menulis tidak berdasarkan hati tapi malah berdasarkan ekspetasiku terhadap pemikiran orang. Walhasil, ya beginilah tulisanku ~ 

Demikian evaluasiku untuk diriku yang menjalankan tantangan untuk diri sendiri ini. Semoga kedepannya lebih baiq. 

Ciaoo ~ 

Rumah, 28 Februari 2021 | Last day of Februari | K
 

26 Februari 2021

DAY 26 - THREE THINGS I REMEMBER ABOUT KINDERGARTEN

Februari 26, 2021 0
Sumber gambar : google 


Tiga hal yang aku ingat saat taman kanak-kanak:


1. Ibu-ibu praktek mengafani boneka bayi

Kalo gak salah itu hari Kamis belasan tahun yang lalu. Aku kelas TK Besar, ruangnya ada di lantai dua. Dari lantai atas, kegiatan di selasar masjid Al Ikhlas kelihatan. Nampak ibu-ibu yang sedang belajar praktek menkafani mayat bayi, yang mana bukan bayi beneran tentu saja, tapi boneka bayi. 

Diusia itu, mana pula aku tahu itu boneka atau bayi beneran, masa bodoh dengan hal itu, yang jelas aku takut sama hantu apalagi pocica. Bagiku makhluk itu adalah yang paling tidak ingin aku lihat. Sampai sampai aku tanya sama Bu Guru "Itu mau dikubur jam berapa" sembari menangis ketakutan. 

Esoknya, ketika mau salim ke ruang guru. Adalah si anak pemberani yang dengan PDnya mainin boneka pocica itu, di goyangkan ke atas ke bawah seakan akan lagi "jingklik jingklik".
 
Aku yang kaget langsung balik kanan bubar jalan, menemui ibukku yang untung saja belum pulang. Menangis sejadi jadinya, gak mau sekolah kalo masih ada makhluk itu.
 

2.  My classmate is sick 

Salah satu momen yang ku ingat waktu masih TK, ada seorang teman yang sakit sakitan. Seingatkan, saat itu sedang makan siang, lalu si anak perempuan ini tiba tiba mengeluarkan isi perutnya yang begitu banyak. Euw ~ Sampai sekarang aku gak tau dia sakit apa, semoga aja sudah sembuh. 


3. Mesim gergaji pohon 

Suatu pagi ketika berangkat sekolah bersama ibuk (kalo gak ya bapak, tapi kayaknya ibuk sih) dan temanku, di jalan terhadap tukang kayu yang sedang mengergaji pohon dengan gergaji mesin yang besar yang suaranya ngeeengggg nggeeenggg ngggeeenngg. 

Pokoknya aku takut sama gergaji itu. Dibayangku gergaji itu bisa tiba tiba mengenai dan memotong tangan atau leher orang. Pokoknya horor deh.  

Btw, kok gak ada pengalaman yang menyenangkan ya, hahaa.. Yha karena itulah yang aku ingat dan sampai membekas dihati hingga hari ini. :") 

Rumah, 26 Februari 2021 |K 

25 Februari 2021

DAY 25 - CONCERT YOU HAVE ATTENDED

Februari 25, 2021 0


Hari kedua puluh lima. Tiga hari lagi selesai, yeaaayy ~ Jujur, aku menantikan tema hari ini, dari kemarin udah kebayang bayang mau nulis apa, hehe 

So check it dot ~~ 

Konser yang pernah aku datangi yang pertama adalah waktu aku kelas lima sekolah dasar. Edun gak sih, anak SD udah nonton konser, wkwkw

Saat itu adalah konser Dmassiv yang diadakan di pelataran Candi Borobudur. Kalau gak salah itu konser itu ditayangkan secara live di TV. Entah lupa acara apaan, pokoknya waktu itu seneng banget bisa ketemu artis secara langsung. 

Konyol banget, kalo inget bikin geli geli jyjyk. Aku datang sama tetanggaku. Selesai mereka perform, kami berdua nungguin di backstage, berharap bisa ketemu lihat secara dekat. Eh beneran dong, waktu mereka keluar tenda terus kayaknya mau balik ke hotel gitu, bisa lihat dari deket. Terus aku sama temenku teriak teriak gak santai gitu, histeris seneng banget bisa salaman. Bangga banget bisa narik tangan salah satu personel yang aku lupa namanya. Euw geli banget deh, haagsss ~ 

Pokoknya itu pengalaman nonton konser yang kalo diinget bikin heran dan merasa konyol, tapi seru dan lucu sih, bikin ketawa juga dengan kegilaanku di masa lalu, haha 

Konser kedua adalah konser S07 yang diadakan oleh anak-anak SMA dalam rangka ultah sekolahnya (kalo gak salah) di Sportorium UMY. Aku datang berdua sama temenku yang anak pesantren. Dia pengen ngrasain keluar malam untuk pertama kalinya setelah nyantri. Saat itu kami sedang kuliah semester awal awal. 

Seru sih, itu pertama kali bener-bener ngrasain yang namanya konser beneran, gak kayak pas kelas 5 SD itu desek desekan nontonnya dari balik pager, ngenes banget, huhu

Ketiga, masih konser S07 di GOR UNY acara Formasi Cup UGM. Nontonnya sama temen-temen kuliah. Dulu lagi asik asiknya pada suka S07, aku juga belum terkontaminasi sama lagu lagu Kpop, haha 

Keempat, konser S07 juga tapi kali ini gratis. Soalnya mereka jadi bintang tamu di acara bakti sosial yang diadakan oleh mahasiswa kedokteran untuk anak-anak penderita kanker. Jadi para pengunjung yang datang sekaligus cukur rambut gitu buat disumbangin. Termasuk aku juga jadi potong rambut pendek kayak dora. Terus dapat gelang plus sertifikat. 

Kelima, tetep konsernya S07 di acara Romantic Tunes yang diselenggarakan di GOR UNY. Sama temen temen kuliah juga. Dan di konser itulah aku merasakan apa yang pernah aku tuliskan di artikel "Euphoria S07 dan Celotehan Bapak".

Sebenarnya aku masih ingin nonton live konser lagi, yang bukan daring atau virtual, tapi yang bener bener langsung depan mata asli. Pengen nonton konser idol KPOP. Seumur hidup sekali, semoga kesampaian bisa nonton konser KPOP sama my husband, haha 
Aminin yuk ~ Amin :) 

Kamarku yang nyaman, 25 Februari 2021 | K

 

24 Februari 2021

DAY 24 - IF YOU COULD CHANGE THREE THINGS ABOUT YOURSELF, WHAT WOULD THEY BE?

Februari 24, 2021 0
Kenapa gambarnya alat alat tulis yang warna warni? Karena aku ingin kehadiranku menjadi warna dalam hidupmu ~ eaaa (filosofi dadakan) wkw


Jika aku bisa merubah tiga hal, apa yang ingin aku rubah? 

1. Sistem Negara 

Pengalaman sedikit pernah bekerja di bidang masyarakat dan sosial membuatku mengerti kenapa di bansos tak terencana itu hanya menyediakan untuk bansos kesehatan dan pendidikan. Ditambah dengan adanya kartu kartu yang mendukung kesejahteraan seperti KIP atau KIS itu juga tentang pendidikan dan kesehatan. Ya ada sih kartu sembako tapi menurutku mencari sesuap nasi masih lebih gampang dari pada mencari ilmu atau mencari sehat. 

Kalau saja sistem pendidikan dan kesehatan bisa ku ubah hanya dengan jentikan jari seperti Thanos atau ayunan tongkat ajaib seperti Harry Potter, aku ingin kedua bidang tersebut difasilitasi dengan sangat baik dan benar serta digratiskan semua komponen yang tercakup didalamnya, termasuk orang orang yang menjadi pegawai dalam bidang tersebut terfasilitasi dengan baik sehingga gak ada tuh bidang pendidikan maupun kesehatan yang berorientasi pada bisnis. Murni benar benar untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan sistem pendidikan yang terbaik, fasilitas yang terjamin, guru-guru yang sejahtera maka akan terlahir generasi baru yang cerdas yang bisa kelak jadi motor penggerak bangsa. Dengan sistem kesehatan yang terbaik, fasilitas yang lengkap dan tenaga kesehatan yang mumpuni maka kesehatan warga akan terfasilitasi dengan baik. 

Gak ada lagi yang bingung mau bayar sekolah pake apa, mau bayar jasa medis uang gak ada. Pokoknya kesehatan dan pendidikan gratis dan orang orang yang bekerja dalam bidang itu sejahtera gitu deh intinya :) 


2. Kehadiranku di dunia ini 

Kalau disuruh meninggal di usia tua atau di usia bayi, mungkin aku akan memilih meninggal saat aku masih bayi, hehe 

Bukan aku tidak bersyukur dengan hidup ini, cuma kalau hanya dua pilihan tersebut dan aku wajib memilih yaa aku pilih yang pertama. 


3. Masa Sekolah

Kalau aku bisa balik ke masa lalu ke masa waktu aku masih SMP atau SMA, aku pengen jadi anak sekolah yang lebih aktif. Dulu aku gak terlalu aktif. Aku juga pengen pas sekolah udah kerja part time gitu. Terus banyak ikut lomba yang bener bener serius dan berusaha. Dulu aku ikut lomba karena cuma disuruh aja, jadi gak terlalu berusaha banget, kalah yaudah sih. Tapi sekarang kalau dipikir lagi, ternyata dulu dapat kesempatan langka kenapa gak dimanfaatkan sebaik baiknya yaa, huhu 

Udah tiga kan, yaudah itu aja. Sekian. Bye ~ 


Rumah di pagi hari ketika sarapan, 24 Februari 2021 | K

23 Februari 2021

DAY 23 - SOMETHING THAT CURRENTLY WORRYING ABOUT

Februari 23, 2021 0


Sesuatu yang membuatku khawatir saat ini adalah masa depan. Tapi seperti kekhawatiran itu tidak hanya berlaku hari ini saja, selalu itu yang aku khawatirkan. 

Bukan aku tidak percaya karunia Allah SWT, bukan karena aku tidak mau bersyukur, tapi aku tidak bisa menghilangkan pikiran untuk tidak khawatir tentang sama depan. 

Dulu aku pikir, semakin bertambah usia masalah yang kita hadapi akan semakin ringan, tapi setelah menjalani bukan masalahnya yang menjadi ringan, tapi diri kitalah yang semakin tahan banting. 

Saat ini yang paling aku khawatirkan adalah pendidikan adik-adikku. Sister from another mother

Pandemi ini membuat bapak menjadi salah satu orang yang terdampak. Disatu sisi aku juga masih belum mapan. Dan ada sebuah perasaan dari sisi jahatku yang membuatku berpikir, apakah ini menjadi tanggung jawabku? 

Kadang aku berpikir, orang-orang yang beranak pinak, memiliki banyak anak, apakah yang lahir duluan punya tanggung jawab lebih besar dari pada yang lahir setelahnya. Apakah yang tertua punya kewajiban untuk mengurus yang lebih muda? Maksudku posisi mereka sama sama seorang anak. Seorang anak yang tidak pernah bisa meminta untuk lahir diurutan keberapa dan lahir dari rahim yang mana pun lahir dari keluarga yang bagaimana. 

Jadi sebenarnya yang aku khawatirkan bukan pendidikan mereka sih, tapi lebih pada tanggung jawab dan beban moral sebagai orang yang di kartu keluarga lahir duluan. 

Aku sangat ingin membantu mereka. Aku juga akan berusaha menyisihkan sebagian untuk membantu mereka. Tapi yang aku khawatirkan adalah tanggung jawab atas kehidupan mereka. Apakah aku juga yang harus menanggung? Bukankah kehidupan setiap manusia adalah tanggung jawab tiap tiap insan itu sendiri? 


Rumah di pagi hari ketika sarapan, 23 Februari 2021 | K 

21 Februari 2021

DAY 21 - WHAT IF

Februari 21, 2021 0
Sumber google 


What if - Bagaimana jika ~ 

Bagaimana jika dulu ibuk dan bapak tidak pernah bertemu?

Bagaimana jika dulu ibuk dan bapak tidak pernah menikah? 

Bagaimana jika dulu ibuk tidak mengandungku?

Bagaimana jika dulu ibuk tidak melahirkanku? 

Bagaimana jika aku tidak pernah lahir? 

Bagaimana jika aku tidak tumbuh dari benih ibuk dan bapak? 

Bagaimana jika aku tidak hidup dalam keluarga ini? 

Bagaimana jika dulu aku tidak pernah ada? 

Bagaimana jika aku terlahir di keluarga yang berbeda? 

Bagaimana jika aku terlahir sebagai laki-laki? 

Bagaimana jika aku tidak sekolah? 

Bagaimana jika aku tidak kuliah? 

Bagaimana jika aku tidak sekolah di tempatku dulu pernah belajar? 

Bagaimana jika aku tidak mengambil jurusan kuliahku saat dulu? 

Bagaimana jika aku masuk jurusan seni rupa? 

Atau bagaimana jika aku masuk jurusan PGSD?
 
Bagaimana jika aku tidak pernah suka sama orang? 

Bagaimana jika aku tidak pernah patah hati? 

Bagaimana jika aku tidak pernah menangis?

Bagaimana jika aku tidak pernah daftar cpns? 

Bagaimana jika aku tidak pernah mengangkat telpon dari Bu Lies? 

Bagaimana jika aku tidak pernah menjawab chat dari Bu Gun? 

Bagaimana jika aku bertahan di dagadu? 

Atau bagaimana jika aku bertahan di photostory? 

Atau bagaimana jika aku bertahan di kumon?
 
Bagaimana jika aku tidak pernah memulai tantangan tulisan ini? 

Bagaimana jika aku tidak pernah menulis bagaimana jika ini? 

Bagaimana dan bagaimana? 

Terlalu banyak bagaimana jika hingga aku lupa bahwa itu hanyalah khayalan seandainya waktu yang lalu bisa diubah, tapi nyatanya tidak. 

Live on. 

Live must go on ~ 

Rumah, 21 Februari 2021 | 210221 | K

20 Februari 2021

DAY 20 - RELATIONSHIP WITH MY PARENT

Februari 20, 2021 0
Hubungan dengan orang tuaku tidak bisa dibilang tidak dekat tapi tidak bisa dibilang deket banget. Biasa-biasa saja tapi nggak biasa biasa juga. Deket tapi ada tapinya. 

Sumber Google


Mungkin seperti kebanyakan anak lain, aku adalah tipikal anak yang tidak terlalu terbuka semua muanya pada orang tua. Ada beberapa hal yang memang bisa aku ceritakan tapi ada pula yang aku pendam sendiri walaupun sejujurnya aku pengen mereka tahu tanpa aku harus cerita, haha mana bisa 

Kalau di suruh milih mending hidup sama ibu atau sama bapak, aku bukan anak yang tidak bisa milih, just in case ada juga sih orang orang  yang bingung mau pilih yang mana. 

Karena suatu hal, aku bisa memilih, karena memang sependek aku hidup ini aku hidup dan tinggal lebih lama dengan salah satu dari mereka, hehe 

Hal hal yang tidak bisa aku ceritakan pada orang tua adalah masalah asmara. Aku bingung dan gak tahu gimana ceritanya kalau aku lagi suka sama seseorang. Aku nggak punya contoh nyata gambaran keluarga harmonis yang secara langsung aku lihat dalam hidupku, hanya mendengar cerita orang lain saja. 

Dan ibuku pun jarang bercerita tentang romansa hidupnya. Ibu malah cenderung mengajarkan supaya menjadi wanita yang mandiri dan independen, yang gak perlu bergantung sama orang lain. 

Begitu pula sama bapak. Aku pernah sih bilang, kalau aku deket sama seseorang ke bapak dan untungnya bapak gak tanya lanjut lebih dalam, hehe 

Kalau sama ibuk, aku lebih sebagai pendengar. Karena ibuk gampang khawatir dan gak tenang, aku gak mau aja ibuk kepikiran kalo ada cerita tentang ini itu. 

Tapi gak menutup kemungkinan sih, kalau aku juga suka meluapkan emosi kalau aku lagi capek, lagi sedih, lagi emosi, lagi marah, lagi kesel, pengen marah. Ibu membolehkan aku untuk meluapkan amarahku padanya, hehe Gak durhaka kan gue? 

Kalau sama bapak, aku lebih bisa cerita tentang keinsecuranku ketika akan menghadapi masalah. Misal aku pernah bilang kalau aku takut nikah atau aku takut cerai, eh ini sama ibuk aku juga pernah bilang sih. 

Terus sama bapak, aku pernah curhat kalau aku cemas kalo ngomong depan umum, pokoknya hal hal yang bikin aku minder gitu. 

Walaupun, hidup bersamaku bareng sama bapak ibuk dalam satu rumah gak lama, tapi aku gak merasa kehilangan momen waktu kecil bersama bapak. Aku punya banyak kenangan masa kecil yang menyenangkan dengan bapak. Tentu saja kenangan sama ibuk juga lebih banyak malah , hehe 

Yang aku rasakan, meskipun aku hanya tinggal dengan salah satu dari mereka, tapi aku gak merasa kurang kasih sayang, masih ada yang selalu bisa aku banggakan dengan kenangan yang kuukir bersama mereka. 

I do Love Ibuk dan Bapak 

Rumah, 20 Februari 2021 | K

19 Februari 2021

DAY 19 - ANYTHING YOU WANT TO POST ABOUT

Februari 19, 2021 0


Sering kali aku heran bagaimana Tuhan menciptakan alam rasa. Apa ya yang kira-kira Tuhan pikirkan ketika menciptakan bermacam rasa yang bisa dirasakan oleh insannya. 

Aku heran, kenapa orang yang sedang bersedih sering kali mendapat nasihat agar bisa kuat, padahal Tuhan juga menciptakan sepaket rasa kuat dengan rasa lemah. 

Aku heran, kenapa orang yang sedang marah sering kali harus sabar atau tenang. Padahal marah pun Tuhan yang ciptakan. Kenapa ya orang-orang tidak membiarkan marah agar terluapkan.  

Kadang aku heran. Aku ingin mengumpat pada orang-orang yang di nadinya juga mengalir kromoson darah yang sama. 

Kadang aku ingin memaki, orang-orang dalam lingkaranku tapi yang telah menorehkan setitik luka yang dari dalam lubuk hati tidak bisa kumaafkan. 

Kadang aku hanya ingin membenci orang orang itu. 

Kadang aku hanya ingin dia tahu bahwa dia harus menderita karena telah membuatku berdarah di hati. 

Kadang aku hanya ingin balas dendam. 

Kadang aku hanya ingin memberi makan sehat dalam hidup dan hatiku. 

Kadang aku hanya ingin menjadi jahat. 

Tuhan, maaf aku sedang terbelunggu nafsu yang celaka. 

Tuhan, maaf aku sedang ingin jahat. 

Tuhan, maaf aku sedang ingin tidak baik. 

Terima kasih, Tuhan. 

Rumah, 19 Februari 2021 | K

18 Februari 2021

DAY 18 - LITTLE THINGS THAT MAKE ME FELL WARM & FUZZY

Februari 18, 2021 0


Hal-hal kecil yang membuatku merasa hangat dan nyaman. 

Apa yaaa? Sejujurnya memikirkan tema ini yang teringat adalah susu coklat hangat, hehe 

Apakah ini tentang makan dan minuman, atau hal selain itu? 

Misalnya seperti perasaan diterima disebuah tempat baru yang masih asing, sama seperti yang saat ini aku alami. 

 
Hari ini adalah hari keempat di tempat kerja baru. Penyambutan yang baik dan menyenangkan, senior yang membimbing dan penuh keibuan, teman sebaya yang pengertian dan asik, senang sekali rasanya disambut sedemikian rupa. 

Apalagi aku sering diberitahu ini itu tanpa aku merasa sakit hati karena setiap diingatkan beliau beliau malah selalu minta maaf dulu, kadang malah aku yang jadi gak enak dan menambah respekku pada beliau beliau ini.

Terima kasih Bu Nur Hidayah, Bu Nur Budi, dan Mbak Navis atas penyambutannya, serta hujan deras yang mengiringi ketika hari pertama ku disana. 

Besok aku akan bertemu dengan mitra kerja yang lain, semoga aku bisa mudah, kuat, dan lancar beradaptasi dengan mereka. 

 
Hal yang membuat hangat dan nyaman lainnya adalah pulang kerumah. Rumah, tempat segala emosi dan ego menjadi diri sendiri lebih terpenuhi. Juga ibu yang senantiasa doa doanya tembus ke langit, dan perhatian perhatiannya yang sering kali luput aku syukuri. Semoga ibu sehat sehat terus sampai aku tua nanti, sampai kita bersama berpulang nanti. :) 

Rumah, 18 Februari 2021 | K