Sesuatu yang membuatku khawatir saat ini adalah masa depan. Tapi seperti kekhawatiran itu tidak hanya berlaku hari ini saja, selalu itu yang aku khawatirkan.
Bukan aku tidak percaya karunia Allah SWT, bukan karena aku tidak mau bersyukur, tapi aku tidak bisa menghilangkan pikiran untuk tidak khawatir tentang sama depan.
Dulu aku pikir, semakin bertambah usia masalah yang kita hadapi akan semakin ringan, tapi setelah menjalani bukan masalahnya yang menjadi ringan, tapi diri kitalah yang semakin tahan banting.
Saat ini yang paling aku khawatirkan adalah pendidikan adik-adikku. Sister from another mother.
Pandemi ini membuat bapak menjadi salah satu orang yang terdampak. Disatu sisi aku juga masih belum mapan. Dan ada sebuah perasaan dari sisi jahatku yang membuatku berpikir, apakah ini menjadi tanggung jawabku?
Kadang aku berpikir, orang-orang yang beranak pinak, memiliki banyak anak, apakah yang lahir duluan punya tanggung jawab lebih besar dari pada yang lahir setelahnya. Apakah yang tertua punya kewajiban untuk mengurus yang lebih muda? Maksudku posisi mereka sama sama seorang anak. Seorang anak yang tidak pernah bisa meminta untuk lahir diurutan keberapa dan lahir dari rahim yang mana pun lahir dari keluarga yang bagaimana.
Jadi sebenarnya yang aku khawatirkan bukan pendidikan mereka sih, tapi lebih pada tanggung jawab dan beban moral sebagai orang yang di kartu keluarga lahir duluan.
Aku sangat ingin membantu mereka. Aku juga akan berusaha menyisihkan sebagian untuk membantu mereka. Tapi yang aku khawatirkan adalah tanggung jawab atas kehidupan mereka. Apakah aku juga yang harus menanggung? Bukankah kehidupan setiap manusia adalah tanggung jawab tiap tiap insan itu sendiri?
Rumah di pagi hari ketika sarapan, 23 Februari 2021 | K
Komentar
Posting Komentar