25 Februari 2019

Buku Bulan Februari

Februari 25, 2019 0

Yeay, konten Bulan Buku memasuki bulan kedua. Tapi seperti yang sudah aku duga setiap kali diawal aku selalu semangat buat bikin ini itu, baru masuk bulan kedua semangat itu sudah kendor karena saking toleransinya sama diri sendiri. Kadang suka heran sama diri ini. 

Tapi demi kelancaran blog ini, demi menjaga komitmen dengan konten bulan buku – review tipis ala-ala, maka dengan besar hati kutulislah beberapa tentang buku (yang belum sepenuhnya selesai dibaca) bulan ini ~
Check it out ~



BERTUMBUH – SATRIA DKK (BAGIAN 1) 
Penulis buku ini ada lima orang yaitu Satria Maulana, Kurniawan Gunadi, Iqbal Hariadi, Mutia Prawitasari, Novie Ocktaviane Mufti. Buku ketiga yang aku beli dari seorang penulis yang aku tahu dari tumblr. Buku ketiga yang aku beli dari Langit-Langit Creative, kadang aku ngrasa kayak bucin kalau distributor ini ngeluarin buku, bawaannya pengen punya ~ heuheu

TIM : Bulan ini aja aku beli dua buku dari Langit-langit, salah satu alasannya karena ada buku yang tidak akan dicetak lagi, kan sayang kalau nggak punya. Apalagi kubaca di goodreads isi bukunya bagus (but I dont want to put too much expectation, wkwkw). Mungkin bulan depan kalau udah mood baca dan nulis ku tulis disini.  

Buku ini adalah kumpulan cerita dan curhatan para penulis tentang perjalanan dan perjuangan hidup mereka dalam menghadapi proses bertumbuh. Sebenarnya nggak hanya mereka saja sih yang ngalamin proses ini, kita semua, makhluk hidup yang punya akal, pikiran, dan perasaan ini juga mengalami proses ini. 

TMI : Sebenarnya hewan dan tumbuhan juga bertumbuh sih. Tapi, sependek pengetahuanku tentang mereka, selain bertambah tinggi, bertambah berat, punya insting buat cari makan sampai cari pasangan (kalau hewan), aku belum tahu apakah mereka juga mengalami quater life crisis juga atau tidak, haha

Buku ini dibagi menjadi 5 Bab, dan disetiap bab punya lebih dari 20 cerita dengan judul yang berbeda. Dari sekian bagian cerita it, punya kesimpulan masing-masing yang akan menjadi inti dari permasalahan yang dibahas dibuku ini, yaitu tentang bertumbuh. Ciri-ciri orang yang bertumbuh menurut buku ini adalah : 
1.Bangun pagi 
2.Fokus pada tujuan hidupnya 
3.Tidak iri dengan pertumbuhan hidup orang lain
4.Banyak bersedekah 
5.Semakin bertambah keimanan, ketaqwaan, dan rasa syukur 

Kalau dibilang buku ini tentang agama, enggak kok. Persoalan tentang agama dalam buku ini sangat tersirat jadi buku ini bisa dinikmati oleh semua kalangan yang punya paham hidup yang berbeda. 

Dari sekian banyak cerita ada beberapa yang paling mengena dihati. Meminjam kalimatnya masgun “semacam ditampar pakai kata-kata”. Tulisan itu berjudul Sereceh Komitmen (klik disini untuk membaca) dan Berprasangka yang Baik (klik disini untuk membaca). 

Sebenarnya buku ini belum selesai aku baca, karena bacanya butuh mikir, wkwkw Sedangkan kapasitas otak bulan ini lagi nggak mood buat mikir yang berat-berat, jadi biar ilmunya nggak hanya lewat bacanya dilanjutin kapan-kapan kalau udah mood lagi hahaha XD 


AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG – TERE LIYE 
Another story from salah satu penulis yang bikin kobam pengen punya bukunya terus. Istilah dari benci jadi cinta itu memang ada, dulu nggak suka dan memandang remeh karya-karya Tere Liye, tapi setelah baca novel Pulang-nya beliau jadi ketagihan pengen ngoleksi semuanya~ 

Buku ini berkisah tentang hubungan Ayah dan anak. Sang Ayah adalah sosok yang gemar bercerita, menyampaikan nasihat-nasihat lewat cerita, mengisahkan pengalaman hidupnya lewat cerita, yang entah itu nyata terjadi atau hanya fiktif belaka. Si Anak, Dam adalah sosok yang selalu ingin tahu, selalu semangat mendengarkan cerita-cerita Ayahnya. Dam tumbuh dengan baik, namun menginjak umur kepala dua dia mulai tidak percaya akan cerita-cerita Ayahnya. Ketika menikah dan memiliki anak, Dam tidak ingin membesarkan anak-anaknya lewat cerita fantasi seperti yang Ayahnya lakukan. Padahal tanpa Dam sadari, dia bisa tumbuh dengan baik, memiliki pemahaman hidup yang baik, hingga memiliki karir yang sangat memuaskan juga hasil dari imanjinasi dan nasihat tersirat dalam kisah-kisah yang dia dengar dari Ayahnya. 

Hubungan Dam dengan Ayah mulai merenggang sejak Dam tahu bahwa si Ibu sakit keras hingga akhirnya meninggal. Dam selama ini menyalahkan Ayahnya karena tidak mau terbuka soal penyakit ibu, menganggap si Ayah tidak berusaha keras untuk membujuk Ibu agar mau di terapi tahun-tahun sebelum sakit Ibu kian parah. 

Dam juga menganggap bahwa, selama ini Ibu tidak pernah bahagia, dan yang lebih parah Dam menganggap bahwa cerita sang Ayah hanyalah kebohongan, namun Ayah tidak pernah mau mengakuinya. Bisa jadi karena cerita-cerita yang Ayah kisahkan untuk Dam memang benar adanya. Mungkin cerita Ayah sama tidak masuk akalnya dengan Akademi Gajah tempat Dam bersekolah. Akademi Gajah adalah sebuah institusi pendidikan dengan sistem belajar yang membebaskan murid-muridnya untuk mengeksplore apa saja. Sekolah ini bahkan tidak memerlukan ujian untuk bisa lulus. Lulusan terbaik dari Akademi Gajah adalah orang-orang yang paham akan makna hakikat hidup ini. 

Kebencian Dam akan cerita-cerita Ayahnya akhirnya sirna, tak kala sang Ayah harus menghembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya menceritakan kisah pamungkas yang membuat Dam mengetahui jawaban-jawaban atas rasa penasaran yang selama ini menghantui hidupnya. Penasaran atas benar tidaknya cerita-cerita Ayahnya, penasaran tentang bahagia atau tidaknya hidup si Ibu, dan sebagainya. 

Jadi untuk menyimpulkan cerita dalam buku ini, akan kutuliskan beberapa kalimat dari buku ini tentang hakikat kebahagian. 
“Kebahagian itu datang dari hati sendiri, bukan dari orang lain, harta benda, ketenaran, apalagi kekuasaan.” 
“Kalau kau punya hati yang lapang, hati yang dalam, mata air kebahagiaan itu akan mengucur deras. Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. sebaliknya, kebahagiaan atas gelar hebat, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kau miliki” 

Sekian 

Ps. Jadi setelah bulan kemarin koar-koar mau baca minimal tiga atau empat buku satu bulan, ternyata bulan ini tidak berhasil yorobun ~ -_- shame on me. Eh tapi kalau buku di wattpad juga ikut dihitung kayaknya lebih dari empat deh. Tapi karena yang di wattpad itu yang banyak mengandung unsur halu, mature, NC, dan sebagainya jadi ku tidak bisa dan tidak mau menuliskannya disini, hehehe 

24 Februari 2019 | K

24 Februari 2019

Berprasangka yang Baik

Februari 24, 2019 0
Oleh : Mutia Prawitasari dalam buku Bertumbuh
Tulisan pendukung Buku Bulan Februari

Pernahkan kamu merasa risih atas sesuatu yang dikatakan (dan tidak dikatakan) oleh orang lain? Atas sesuatu yang dilakukan (dan tidak dilakukan) oleh orang lain? Bahkan, atas sesuatu yang dituliskan (dan tidak dituliskan) oleh orang lain? 

Mereka bertanya apa kabar, kamu pikir mereka riya dan pamer. Mereka bertanya kapan lulus, kerja dimana, kapan menikah, sudah hamil atau belum, kapan punya adik lagi, dan sederet pertanyaan lain, kamu pikir mereka mengintimidasimu. Mereka menulis sesuatu yang berbeda pendapat denganmu, kamu pikir mereka menyindir bahkan menyudutkanmu. 

Pernahkan kamu merasa malu karena ternyata semua itu belum tentu benar? Yang menanyakan kabarmu, bagaimana kalau dia memang peduli denganmu? Yang bercerita tentang kebahagiaan, bagaimana kalau dia sedang belajar mensyukuri hidupnya? Yang bertanya kapan lulus, kerja dimana, dan seterusnya, bagaimana kalau dia hanya mencari cara untuk membuka obrolan kembali denganmu? Yang menulis suatu hal yang berbeda pendapatnya denganmu , bagaimana kalau dia sedang menulis untuk dirinya sendiri?

Kamu saja, mungkin yang seperti itu. Kamu saja mungkin yang kalau bertanya apa kabar, sedang ada maunya. Kamu saja mungkin yang kalau bercerita tentang kehidupan bahagiamu, sedang riya dan pamer. Kamu saja mungkin, orang lain tidak. 

Sering kali apa yang kita duga diniatkan dan dipikirkan oleh orang lain sejatinya merupakan niatan dan pikiran kita sendiri. Semakin buruk kita berprasangka kepada orang lain, seburuk itu pulalah kita tercermin. Malu kan? 

Saat kamu berharap-berprasangka terlalu baik kepada seseorang- kerap yang kamu dapatkan adalah kecewa. Namun, saat kamu berprasangka buruk, kerap yang kamu dapatkan adalah rasa malu. Dua-duanya, percayalah, salahnya bukan ada di luar, melainkan ada di dalam dirimu sendiri. Akarnya? Hanya satu, ketiadaan syukur. 

Coba periksa prasangkamu. Periksa harapmu. Periksa syukurmu. Kamu saja mungkin, yang kurang bersyukur, orang lain tidak. 

23 Februari 2019 | K

Sereceh Komitmen

Februari 24, 2019 0
Oleh : Novie Ocktaviane M dalam buku Bertumbuh
Tulisan pendukung Buku Bulan Februari

Apakah yang pertama kali muncul di benakmu ketika mendengar kata komitmen? Apakah itu harus selalu berkaitan dengan perjanjian yang dilakukan oleh dua orang dalam situasi formal, dengan pembubuhan tanda tangan hitam diatas putih? Apakah itu harus selalu berkaitan dengan suatu perjanjian yang dimiliki oleh dua orang yang memilih untuk memutuskan hidup bersama dalam bahtera bernama keluarga?

Tentunya, komitmen tidak harus melulu berkaitan dengan hal-hal besar semacam itu. Secara umum, komitmen diartikan sebagai perjanjian untuk melakukan sesuatu. Ini berarti bahwa komitemn bermakna sangat luas. Tidak hanya melakukan perjanjian dengan orang lain, tetapi juga dengan diri sendiri. Tidak hanya tentang perjanjian mahapenting, tetapi juga tentang perjanjian-perjanjian kecil dalam kehidupan sehari-hari. 

Contoh paling sederhana dari sebuah komitmen adalah janji temu, semisal dua orang yang saling berjanji untuk bertemu di sebuah tempat pada waktu tertentu yang telh mereka sepakati. Berkaitan dengan contoh ini, ada hal menarik yang sering kali terjadi tanpa disadari kedua orang tersebut. mereka seolah tahu sama tahu bahwa masing0masing akan melakukan pelanggaran. Ah, datang 30 menit lagi ajah deh! Dia juga pasti telat, kok!

Terlalu seringna hal ini terjadi membuat pelanggaran-pelanggaran serupa terasa berat sehingga menjadi pemakluman dan dianggap wajar. Mengapa komitmen berakhir menjadi seperti barang recehan? 

Saya pernah memiliki janji temu untuk menghadiri sebuah kegiatan. Sebelumnya, saya dan seorang senior yang akan saya temui berkomitmen untuk bertemu pada pukul 15.00. Aktivitas hari itu cukup menyita waktu dan perhatian sehingga membuat saya tertidur tanpa sengaja, setengah jam sebelum waktu pertemuan yang ditentukan. Saya pun bangun dengan terburu-buru dan langsung bergegas pergi. Dengan anggapan bahwa terlambat adalah hal yang biasa, saya sedikit lega. Tenanglah, orang Indonesia kan pasti telat, paling juga dia belum datang, batin saya. Tanpa diduga, ternyata senior saya datang tepat waktu. Saya jadi malu dan langsung meminta maaf atas keterlambatan saya itu.

Apa yang dikatakan senior saya sore itu? Beliau berkata “Iya, lo telat 11 menit. Mana komitmen lo untuk datang ke sini jam 3 sore? Jangan kira karena terlambat adalah hal yang biasa terus lo melakukannya juga. Tuh lihat, temen-temen lo udah stand by di dalam. Mereka bisa menepati komitmen untuk hadir tepat waktu, kenapa lo enggak? Eh, ini sama sekali bukan tentang gue marah atau apa ya. Gue cuma mau lo belajar. Telat itu bukan pilihan. Melanggar komitemn itu pilihan. Lo sadari aja keseharian lo selama ini, berapa banyak hal baik yang lo lewatkan hanya karena lo telat dan lebih memilih untuk berkomitmen sama sikap lo yang suka santai dan menunda-nunda waktu? Berapa banyak? Dengan begini, lo sebenarnya juga lagi berkomitmen kok. Bukan sama tepat waktunya, tapi sama pemikiran lo yang menganggap bahwa janji temu itu remeh, receh!

Saya jadi bertanya-tanya pada diri sendiri. Mengapa saya begitu menganggap komitmen sebagai barang murahan hanya karena dia tidak bersanding dengan hal besar? Sejak saat itu dan sampai saat ini, saya belajar untuk menghargai komitmen. Caranya? Tentunya dengan tidak sembarangan mengatakan tanpa pertimbangan serta berusaha untuk tetap mengupayakan pembuktiannya agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Satu hal yang saya pahami adalah bahwa penyikapan seseorang terhadap komitmen kecil sedikit banyak bisa menggambarkan bagaimana penyikapannya terhadap komitmen besar. 

Pada dasarnya, setiap orang yang berjanji itu memegang komitmennya masing-masing, yang membedakan adalah pada hal apa dia menaruh komitmen. Ada yang berkomitmen pada janji temu sehingga dia mengupayakan untuk hadir tepat waktu, ada juga yang berkomitmen pada rasa malas, menunda, dan membiarkan orang lain menunggu. Ada yang  berkomitmen untuk menepati janji pada diri sendiri, ada juga yang berkomitmen pada sikapnya yang terlalu sering menganggap enteng hal-hal besar. Kamu, mau pilih yang mana? 


23 Februari 2019 | K 

15 Februari 2019

Point of View

Februari 15, 2019 0
Mendapatkan ide untuk menulis ini setelah melihat begitu banyak fancam Konser Wanna One Therefore hari keempat alias hari terakhir, akhirnya masa promosi Wanna One telah selesai, para member kembali ke agensi masing-masing.

Tapi tulisan kali ini nggak akan membahas tentang Wanna One, hanya saja kadang inspirasi itu datangnya nggak diduga-duga. Ini tentang ketakutan dan keresahan saya akan sudut pandang atau asumsi-asumsi yang entah itu nyata atau hanya bayangan semata. 

(Btw di tulisan ini aku pakai kata ganti “SAYA”, udah nulis pakai “Aku” tapi jatohnya kok wagu.)

Pernah tidak? Kalian melihat status, caption, atau story orang lain yang isinya keluhan mereka tentang kerjaan atau makanan atau bahkan tentang hidup , lalu kalian tetiba berpikir “nih orang kok ngeluh sih, pokoknya aku nggak mau ngeluh kayak dia, mengeluh tuh nular, aku kudu lebih semangat dari dia!” begitu kata dalam hati. Pernah nggak? Saya? Pernah. 

Bermula ketika pagi ini saya scrolling story WA di daftar kontak, saya menemukan sebuah status dari seorang kawan dengan  foto dia sedang berkerja lalu diberi gift animasi “Mondays are Hard” tiba-tiba muncul dipikiran saya, “Ini orang pagi-pagi udah ngeluh, masih mending punya kerjaan.” Setelah berpikir seperti itu lalu saya merasa bersalah, kenapa saya harus berpikir seperti itu, saya tahu bagaimana perjalanan hidup dia saja tidak, apa yang menyebabkan saya harus berasumsi seperti itu.

Perasaan bersalah lainnya muncul ketika ada temen yang membuat status tentang keluh kesahnya di WA atau instagram lalu membuat saya berpikir bahwa saya tidak ingin membuat status keluhan seperti mereka, seakan-akan keluhan mereka adalah semangat bagi saya untuk tidak membuat status keluhan. Seakan-akan kalau saya bikin status tentang kesemangatan membuat saya lebih baik dari mereka. Tidak sama sekali. 

Mungkin keresahan ini adalah beberapa persen pengaruh dari buku-buku self improvement yang saya baca. Tadinya saya pikir, buku-buku macam ini akan membuat motivasi hidup saya menjadi lebih baik. Seringkali saya langsung setuju dengan pemaparan-pemaparan penulis tentang pandangan hidup mereka. Sampai akhirnya saya sadar, bahwa jalan hidup yang saya jalani dengan para penulis itu berbeda. Saya jadi makin sadar, sesungguhnya bukan motivasi yang saya dapatkan dari buku self improvement, tapi sudut pandang orang lain yang berbeda dengan sudut pandang kita.

Saya pikir saya dengan mudah berpikir demikian, berasumsi demikian, karena saya kurang dalam memahami sudut pandang hidup orang lain. Saya tidak tahu bagaimana latar belakang mereka, saya tidak tahu bagaimana lingkungan mereka, saya tidak benar-benar mengenal bagaimana hidup mereka, dan lagi saya tidak tahu bagaimana perjalanan hidup mereka. Ketidaktahuan saya membuat saya dengan mudah  berasumsi bahwa keluhan-keluhan yang mereka tuliskan di sosial media adalah sesuatu yang tidak penting. 

Padahal bisa jadi hal itu penting bagi mereka, sekedar menuliskan keluhan di sosial media mungkin bisa memberi kelegaan bagi mereka setelah mengeluarkan unek-unek mereka. Lalu tentang celotehan bahwa “mengeluh itu menular”, menurut saya itu tergantung kepribadian masing-masing orang. Ada orang yang biasa-biasa saja, ada orang yang jadi ikutan mengeluh atau apapun, semua tergantung mindset atau sudut pandang dalam memandang hal itu. 

Terakhir menurut saya, cara agar kita saya tidak mudah berasumsi terhadap hal-hal yang kurang menyenangkan adalah dengan memperkaya sudut pandang. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan cara banyak membaca dan setiap kali tiba-tiba muncul pikiran untuk berasumsi yang tidak-tidak saya memcoba membayangkan bagaimana posisi saya kalau hidup seperti orang lain tersebut. 

Sekian 

29 Januari 2019 | Ulang Tahun Lee Daehwi | 2 hari pasca Wanna One disband | K

30 Januari 2019

Buku Bulan Januari

Januari 30, 2019 0
Demi konsistensi dan komitmen dalam mengaktifkan blog, jadi aku memutuskan untuk membuat konten baru tentang review buku, dengan memaksakan diri untuk membaca minimal tiga atau empat buku setiap bulannya, ya kalau bisa sih lebih, tapi tergantung mood ~ haha

So here we go ~  

CHEROS DAN BATHOZAR – TERE LIYE

Ada dua bagian cerita, pertama tentang Ceros kedua tentang Batozar. Ceros adalah jelmaan dari dua saudara kembar yang berasal dari Klan Aldebaran, sebuah klan kuno yang menjadi klan pendahulu sebelum klan-klan yang lain, (yang mungkin akan ada disekuel selanjutnya,  aku sih berharapnya begitu, haha).

Dua saudara kembar ini memiliki kutukan yang menyebabkan mereka berubah bentuk menjadi seekor monster buas yang disebut Ceros. Ketika dalam kondisi sebagai Ceros, mereka akan berubah menjadi  monster badak raksasa yang buas, liar, dan merusak segalanya. Mereka juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi ruang dan waktu. Sehingga tempat dimana kembar ini hidup sekaligus tempat tersesatnya Ali, Raib, dan Seli hanya memiliki siklus waktu satu jam untuk malam dan satu jam untuk siang. Tempat ini dinamakan Bor-O-Bdur (sebuah nama yang terdengar tidak asing ditelinga, macam bangunan batu yang letaknya lima ratus meter dari rumah, wkwk)

Bagian Cheroz
Di tempat ini, persahabatan tiga sekawan itu diuji, karena ternyata Ali memiliki alat yang bisa menyembuhkan kutukan si Kembar Ceros tersebut. Pilihannya hanya dua, Ali harus tinggal di tempat itu atau mereka bertiga tidak bisa keluar sama sekali dari Bor-O-Bdur.

Bagian Bathozar
Dibagian Batozar (akhirnya Ali bisa kembali ke bumi, yeay) bercerita tentang adanya penampakan benda mirip ufo di  dekat tempat karyawisata yang didatangi tiga sekawan ini. Raib mengira itu adalah kapal ILY milik Ali, yang mereka naiki saat tersesat di Bor-O-Bdur.

Tapi ternyata itu bukan kapal ILY. Pencarian si pemilik benda terbang itu menjadi teka-teki bagi Raib, Ali, dan Seli yang membawa mereka pada seorang manusia yang lebih mirip monster bernama Batozar si penjagal.

Sampai satu ketika tiga sekawan ini diculik oleh Batozar dan dia meminta tolong kepada Raib agar bisa melihat wajah istri dan putrinya yang telah ratusan tahun dia lupakan karena dia dipenjara atas perbuatan jahatnya di masa lalu.

Selama tiga sekawan ini diculik Batozar, ternyata Batozar tidak sejahat yang orang-orang katakan, terjadi kesalahanpahaman yang menyebabkan Batozar dipenjara hingga ratusan tahun.

Namun sayangnya, sebelum Raib bisa membantu  Batozar, pasukan dari Klan Bulan dan Matahari yang melakukan pencarian tiga sekawan yang diculik ini, datang untuk menyelamatkan mereka. Hingga akhirnya terjadi pertempuran yang menyebabkan musnahnya Batozar. Entah dia hilang atau entah dia benar-benar lenyap dari bumi.

Beruntungnya didetik-detik terakhir kehidupan Batozar, dengan penuh mengerahkan kemampuannya Raib bisa mengembalikan ingatan Batozar akan wajah istri dan anaknya.

Pesan dari novel ini, dont jugde a book by its cover. Sebenarnya aku masih bingung bin penasaran, soalnya di novel selanjutnya nggak ada cerita yang nyambung ke masalah Ceros dan Batozar, ada tapi dikit banget dan itu hanya bahas secuil tentang Klan Aldebaran. Mungkinkah Batozar bakal jadi anak buah di Tanpa Mahkota? Mungkinkah si kembar Ceros bisa keluar  dari Bor-O-Bdur dan membantu tiga sekawan menyelamatkan dunia paralel? Kita tunggu saja ~


KOMET – TERE LIYE

Jika novel Cheros dan Bathozar adalah buku ke 4,5 maka Komet adalah  buku kelima dari series petualangan tiga sekawan di dunia paralel. Konflik utamanya masih tentang bagaimana menghentikan si Tanpa Mahkota dari rencananya untuk menguasai dunia paralel (kalau penasaran siapa sih Si Tanpa Mahkota itu silakan baca dari novel BUMI, BULAN, MATAHARI, dan BINTANG yaa) 

Sinopsis Novel Komet

Bermula dari teka-teki tentang benda pusaka paling ampuh di dunia paralel yang kemungkinan besar menjadi incaran si Tanpa Mahkota. Otoritas pimpinan Klan Bulan, Klan Matahari, dan Klan Bintang bersama si tiga sekawan Raib, Seli, dan Ali berniat untuk menemukan pusaka ampuh itu sebelum keduluan si Tanpa Mahkota. Pencarian benda pusaka itu membawa Tiga Sekawan terjebak di suatu klan asin bernama Klan Komet. Klan ini terdiri dari beberapa kepulauan yang bernama nama-nama hari dalam satu minggu. Mulai dari Pulai Hari Senin hingga Pulau Hari Minggu.

Diketahui berdasarkan buku yang diberikan Zaad (dalam novel Bintang) kepada Ali, benda pusaka itu ada di sebuah pulau dengan tumbuhan aneh yang hanya berbuah dua ratus tahun sekali. Awalnya mereka mengira bahwa tumbuhan itu ada Kota Illos di Klan Matahari, tapi ternyata mereka keliru,  tumbuhan itu mungkin saja berada disalah satu Kepulauan Komet.

Dalam pencarian pusaka ampuh itu,  tiga anak pemberani ini harus mengunjungi setiap pulau dan disetiap pulau ada saja masalah yang harus mereka hadapi. Di perjalanan itu pula mereka mereka bertemu dengan Max  si pelaut handal yang membantu mereka dalam urusan mengemudikan kapal, hal itu dilakukan Max sebagai balas budi atas jasa tiga sekawan ini menolong Max dari ancaman perompak.

Selain itu pada setiap kedatangan mereka di pulau-pulau Klan Komet, mereka selalu bertemu dengan satu orang berwajah sama dengan orang yang pernah mereka temui di pulau sebelumnya.  Seorang tua bernama Kay yang disetiap pulau bisa menjadi Paman Kay, Kakek Kay, Petani Kay, Perompak, Raja Kay, dan Pelaut Kay. Yang ternyata salah satu diantara Kay-Kay ini adalah pemegang kunci menuju pulau tempat tumbuhan aneh ini berada. Siapakah dia?

Diakhir buku ini, Raib, Seli, dan Ali dihadapkan pada sebuah pengkhianatan yang tidak pernah mereka sadari dari awal perjalanan mereka, siapakah pengkhianat itu.

Perjalanan mereka masih jauh, ternyata pulau dengan tumbuhan aneh itu hanyalah sebuah pintu menuju menuju klan lain bernama Komet Minor, tempat sebenarnya pusaka ampuh itu berada.

Otw nunggu Komet Minor ~

Dari  novel ini kita bisa belajar tentang makna kejujuran, kesabaran, ketulusan, keberanian, ketangguhan, dan melepaskan dengan ikhlas seuatu yang sebenarnya kita impikan.

Selesai membaca komet jadi mikir, hmm mendingan nunggu drama on going dari pada novel on going gini belum jelas dan lama rilis lanjutannya, hehe. Takutnya kalau cerita sebelumnya jadi menguap dan lupa. Novel kelanjutan dari Komet akan berjudul Komet Minor, tapi kalau menurutku Komet Minorpun bukan novel terakhir dari pertualangan tiga sekawan didunia paralel ini, karena di novel ke 4,5 dibahas tentang Klan Aldebaran sebuah klan terjauh yang konon menjadi klan pertama yang membentuk klan-klan yang lain. Hmmm, kita tunggu saja kelanjutannya ~


SENJA YANG TERLEWAT – FEBRI KURNIAWAN

Senja yang Terlewat tampak depan
Buku ini sebenarnya sudah aku beli sejak Juli tahun lalu, tapi baru kebaca selesai sekarang, moody-an sih kalau baca buku self improvement gini, hehe. Buku Senja Yang Terlewat ini adalah buku pertama dari Febri Kurniawan.

Caption buku ini adalah kumpulan coretan sederhana tentang hidup dan perjalanan. Jadi buku ini terdiri atas lima bagian yaitu #1 coretan yang tercecer, #2 ceritarian (dulu kalau nggak salah sering dijadiin hastag kalau di caption postingan ig-nya), #3 kota bermakna, #4 sebuah jurnal, #5 jejak langkah, dan celoteh hati.

Kalau sependek pengetahuanku, dari bagian coretan yang tercecer sampai sebuah jurnal itu semacam pemikiran akan perenungan dan keresahan beliau tentang hidup. Dari bagian ini kita bisa tahu pemikiran si penulis tentang sudut pandang, penerimaan, restu orang tua, rasa syukur, pengabdian, dan banyak kebaikan lainnya.

Lalu dibagian #5 Jejak Langkah berisikan cerita perjalanan pendakian sang penulis dibeberapa gunung di Pulau Jawa. Mulai dari Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Prau, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Intinya tentang pemikiran dan perenungan si penulis dalam memahami makna perjalanan, pendakian, pertemanan, dan apa sih yang sebenarnya dicari selama proses naik gunung itu (?) Hidup ini apa sih yang dicari (?)

And the last but not least, adalah bab Celotehan Hati yang berisikan sajak-sajak kehidupan dengan judul disetiap sajaknya adalah nama-nama daerah seperti Cangkringan Sleman, Yogyakarta, dan Pulau Pahawang Bandar Lampung. Tadinya aku kurang paham kenapa judulnya nggak nyambung sama isi sajaknya, tapi setelah dipikir-pikir dengan ke-sotoy-anku aku berasumsi bahwa mungkin si penulis dapat inspirasi buat nulis sajak ini ketika sedang berada di daerah itu, hehe ~
 
Bonus kuote ~

Demikian review buku ala-ala di bulan Januari. Sebenarnya ada empat buku, tapi karena belum selesai dibaca dan tanggal bulannya hampir selesai jadi tiga aja. Sampai jumpa di bulan buku selanjutnya. Semoga bisa konsisten dan komitmen ya, soalnya lebih berat komitmen sama diri sendiri, lebih banyak tolerannya because I Love Me so much, wkwkw

Sekian.

30 Januari 2019 | Mencoba menerima kenyataan kalau Wanna One udah bubar ~


Tamasya ke Lembaga Pemasyarakatan

Januari 30, 2019 1
Before you read this work, please remember that you dont have right to judging the other life ~

Di suatu pagi yang mendung pada hari Rabu, 16 Januari 2019 seorang kerabat mengajakku untuk menengok salah seorang kawan lama yang sedang menginap disuatu pengasingan. Tempatnya tidak jauh dari rumah, hanya  25 sampai 30 menitan dengan kendaraan bermotor. 

Ya, kawanku ini terlibat dalam suatu kasus yang membuatnya terjerat hukum sehingga dia harus menanggung segala perbuatannya. Sebenarnya aku sudah tahu kabar itu dari sejak lama, namun kesempatan untuk mengunjungi dia baru bisa terlaksana pada hari itu. 

Aku tidak akan menceritakan apa dan bagaimana kasus yang dia hadapi karena tujuan tulisan ini sebenarnya hanya ingin menuliskan pengalaman tentang cara atau prosedur kunjungan ke Lembaga Pemasyarakatan ini.  Dan ternyata suasana di dalam kawasan itu membantah penyataan pada paragraf kedua, baris kedua, kata bercetak miring di atas ~ haha

Let’s make it fun yeorobun ~

Lapas II Magelang memiliki jadwal kunjungan tiga kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat mulai pukul 08.00 sampai pukul 10.00 dengan waktu kunjungan selama 30 menit.
Pertama yang harus dilakukan adalah mengambil nomor antrian dan formulir surat iin kunjungan. Isilah Nama Pengunjung, Jenis Kelamin, Alamat, Pengikut yaitu orang yang ikut kunjungan (Laki-laki, Perempuan, Anak-anak) dijumlah berapa, Nama Warga Binaan yang akan dikunjungi, Putusan (Pidana Umum/Khusus), Jenis Kelamin, Dewasa atau Anak-anak. Formulirnya seperti gambar dibawah ini. 

form surat ijin kunjungan (sumber gambar pribadi)


Kedua, nunggu antrian untuk dipanggil ke ruang pendaftaran, ya mungkin semacam verifikasi data pengunjung gitu. Ohya, jangan lupa bawa KTP atau kartu Identitas, setiap pengunjung yang sudah dewasa diwajibkan untuk menyerahkan dan menitipkan kartu identitasnya di ruang pendaftaran. Mungkin kalau terjadi hal-hal semacam penyelundupan yang lolos tahap pemeriksaan barang bisa dilacak data pengunjung itu. 

Ketiga, setelah keluar dari ruang pendaftaran, nunggu lagi untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Di ruang pemeriksaan barang yang dibawa untuk Warga Binaan akan diperiksa secara X-ray. Lalu badan dan raga kita juga di periksa sama petugas kalau-kalau kita menyembunyikan sesuatu dibalik pakaian yang kita kenakan. Tentu saja perempuan sama perempuan, laki-laki sama laki-laki. Untuk barang bawaan seperti HP, Tas, Jaket dan lain-lain yang tidak diperuntukan kepada Warga Binaan  harus dititipkan didalam loker. 

Mungkin gambar dibawah ini akan sedikit membantu untuk prosedur berpakaian dan barang bawaan untuk Warga Binaan ~

prosuder barang bawaan untuk warga binaan dan cara berpakaian pengunjung (sumber gambar pribadi)


Keempat,  setelah pemeriksaan barang dan badan selesai, petugas akan memberikan cap stempel di tangan sebelum masuk bertemu warga binaan. Jadi kayak mau masuk wahana taman bermain atau hall konser gitu dikasih stempel. Baru kemudian petugas membukakan pintu masuk menuju koridor ke ruang kunjungan. 
 
stempel bagi pengunjung (sumber gambar pribadi)


Ruang kunjungannya nggak seperti drama korea yang hanya ruang berhadapan dibatesi kaca yang udah dilubangi sebagai lubang suara atau malah ngobrolnya lewat telfon meskipun udah ketemu langsung. 

Ruang kunjungannya juga nggak seperti yang pernah aku tonton di sinetron yang berupa bangku panjang kayak dikantin sekolah gitu. Atau mungkin ada lapas yang seperti itu kali ya (?) cuma yang di Lapas Magelang ini ruang kunjungannya macam lesehan gitu ~

Setelah masuk ke ruang kunjungan kita nunggu sebentar, soalnya si Warga Binaan (WB) lagi dipanggil dari sel-nya untuk diantar oleh petugas ke ruang kunjungan. Setelah ketemu baru deh bisa cuap-cuap melepas rindu ~

Ohya selain petugas resmi lapas ada juga petugas tambahan yang berasal dari Warga Binaan sebutan untuk mereka adalah Tamping atau Tambahan Pendamping. Katanya mereka yang jadi Tamping adalah warga binaan yang menunjukkan kelakuan baik. Kayak di drama Wise Prison Life, ada tahanan yang jadi tukang pengantar makanan ke tiap-tiap sel atau jadi koordinator tukang kayu yang boleh berkeliaran di luar sel gitu selama nggak keluar dari lapas.

Lalu soal seragam, mungkin yang selama ini aku lihat di berita itu memang ada yang seperti itu, tapi yang aku temui dan lihat di Lapas Magelang ini seragam tahanan mereka lebih mirip seragam petugas minimarket gitu. Ada beberapa warna dengan kombinasi pelet yang berbeda. 

Warga hijau untuk WB dengan masa tahanan kurang dari satu tahun. Warna oranye untuk WB dengan masa tahanan lebih dari satu tahun kurang dari lima tahun. Dan warna biru tua untuk mereka dengan masa tahanan yang lebih dari lima tahun. Kalau kata temenku  vonis masa tahanan yang bisa sampai 15 tahun, 20 tahun, 8 tahun atau yang berat-berat gitu bisa dikurangi tergantung perilaku kita selama di tahanan, eh tapi semua itu bisa dilakukan juga kalau dari pihak tahanan ada yang ngurus, coba bayangin warga binaan yang sama sekali nggak pernah ditengok oleh keluarga, gimana bisa ngurus semua itu, dan disana memang ada yang seperti itu. Terlepas dari kesalahan yang telah mereka lakukan dan hukuman yang mereka dapatkan, tapi kan ? hmmm . . .

Disana kami ngobrol banyak, mulai dari bertukar kabar, kegiatan warga binaan di lapas, makanan di sel, sampai ngobrolin kasus-kasus yang terjadi pada tahanan yang doi kenal di ruang kunjungan itu. Mulai dari soal kasus penipuan, penganiayaan, sampai pada penghilangan hak hidup orang lain, buat aku jadi mikir wuaah kok bisa ya? Kenapa? Bagaimana? Sebab apa? Lalu sampai pada sebuah pemikiran terlepas dari ini benar dan ini salah, bahwa dunia ini butuh keseimbangan. Disatu sisi aku merasa bersyukur, karena bukan aku yang memberi contoh atas perbuatan-perbuatan menyimpang itu untuk pembelajaran bagi orang lain, tapi disisi lain aku juga berpikir, hanya karena mereka disana dan aku bebas keliaran di sini, apa aku lebih suci dari mereka? apa aku lebih bersih dari mereka? 

Kami ngobrol panjang kali lebar sampai nggak terasa waktu kunjungan telah habis. Ohya, waktu kunjungan hanya dibatasi sampai 30 menit. Setelah itu akan ada petugas yang menjemput WB untuk kembali ke ruang tahanan dan pengunjung dipersilakan untuk pulang. 

Selesai ~ 

23 Januari 2019 | K  

12 Januari 2019

Wanna One Through The Song

Januari 12, 2019 0

Sejak tulisan ini diketik tinggal menghitung hari lagi menuju 31 Desember dimana  pada hari itu sebelas anggota yang debut berkat ajang survival tersebut mengakhiri kontrak sebagai member Wanna One.



So here we go my favorite Wanna One’s Songs ~

TO BE ONE (INTRO)  ← klik untuk mendengarkan

Lagu ini menjadi pembuka di mini album pertama alias album debut  yang berjudul 1X1=1 TO BE ONE. Makna dalam lagu ini bercerita bahwa bersiap-siaplah untuk menyambut sebelas orang yang bersatu karena suatu impian yang sama. Mereka ingin menunjukkan segala kemampuan yang mereka miliki, mereka ingin menampilkan yang terbaik tanpa ada penyesalan seolah-olah ini adalah hari terakhir mereka.

Lagu ini dinyanyikan oleh Jaehwan, Daniel dan Woojin, tiga manusia yang cukup sering bikin rusuh dalam grup. Entah ini sudah direncanakan dari awal atau tidak, tapi pada saat mereka membentuk sub unit di album keempat, tiga orang ini menjadi satu sub unit yang bernama Triple Position, yang memenangkan penghargaan Best Group Unit di MAMA Japan 2018.


WANNA BE MY BABY  ← klik untuk mendengarkan

Dibanding lagu debut utama yang berjudul Energetic yang telah meraih 15 penghargaan disetiap acara musik, aku lebih suka lagu tambahan ini. Saat mereka menyanyikan lagu ini, dance dan ekspresi yang ditampilkan terlihat ceria sekali. Dancenya juga lucu ada aegyo-nya, wkwkw.

sumber gif google

Jadi lagu ini digambarkan dengan sosok Wanna One sebagai Namching (Namja Chingu) dan Wannable sebagai Yeoching (Yeoja Chingu). Namching ini baru pertama kali merasakan debaran yang tak pernah dirasakan sebelumnya (halah), dia ingin sang Yeoching  ini tahu bahwa Namja ini sangat berterima kasih kepadanya karena telah berada disampingnya. Sama kayak member Wanna One yang baru saja merasakan debu, mereka nggak nyangka bisa dapat apresiasi sebegitu besar dan kuat, mereka berterima kasih kepada Wannable yang telah mendukung mereka, berada disamping mereka, dan membuat mereka akhirnya bisa debut.


ALWAYS  ← klik untuk mendengarkan

Lagu ini sebenarnya adalah lagu hadiah untuk para traine di Produce 101 season 2 di episdoe terakhir karena mungkin mereka sudah melewati masa sulit dan tantangan bersama selama tiga sampai empat bulan. Lalu di album To Be One lagu ini dinyanyikan Wanna One dengan versi acoustic yang bikin tambah syahdu.

Makna dalam lagu ini berkisah tentang  meskipun kelihatan kamu tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa tapi aku tahu apa yang terjadi dalam dirimu,meskipun hari-hari telah berlalu tapi kenangan masa kita akan selalu ada selamanya, meskipun aku dan kamu tak lagi bersama tapi hati kita tetap sama.

sumber gif google


Ini mungkin sama seperti, meskipun Wanna One bubar tapi mereka nggak akan lupa sama Wannable, mereka ingin tetap Wannable mendukung para member meskipun Wanna One sudah tidak ada lagi :”(

TMI : Nulis ini setelah nonton penampilan Wanna One dengan lagu Boomerang dan Always di GDA hari kedua. Heol, jadi ngebayangin waktu mereka konser hari terakhir tanggal 27 Januari besok kayak apa ya. Rasa kehilangan akan “All I Wanna Do – Wanna One” pasti ada ~

NOTHING WITHOUT YOU (INTRO)  ← klik untuk mendengarkan

Judul lagu yang sama dengan nama mini album kedua 1-1=0 NOTHING WITHOUT YOU. Lagu ini dinyanyikan oleh Kim Jae Hwan, Ha Sung Woon, Hwang Minhyun, vocal line-nya Wanna One. Pada lirik lagu ini, pendengar kayak diberi spoiler judul-judul lagu yang ada dalam album ini.

Beautiful beautiful neukkyeo neol neukkyeo weonae neol

Twilight twilight eodiseonga deullyeo nal wihan noraega

Menurutku makna dalam lagu ini adalah Wanna One tidak ingin melupakan kenangan dari awal mereka menjadi seperti ini. Mereka bilang bahwa tidak akan ada Wanna One tanpa Wannable.


TO BE ONE (OUTRO)  ← klik untuk mendengarkan

Judul lagunya seperti nama mini album pertama tapi ini merupakan penutup dialbum Nothing Without You. Dinyanyikan oleh Kim Jaehwan, Kang Daniel, and Park Woojin sang trio bobrok, haha

Lirik lagu diawal masih mirip dengan To Be One (Intro) bedanya di alunan musik yang lebih slow yang menenangkan. Kalau yang di Intro musiknya lebih ajep-ajep bikin semangat gitu dan makna lagunya lebih kepada penyambutan akan sosok Wanna One, kalau di Outro makna lagunya adalah mereka sebenarnya masih ingin menunjukkan penampilan yang banyak tapi waktunya tidak cukup, jadi mereka butuh waktu lagi untuk mempersiapkan sesuatu dan bertemu kembali. Di akhir lirik lagu mereka bilang “You know what? We are nothing without you. We’ll be back. To Be One” – partnya Woojin.


BOOMERANG  ← klik untuk menonton

Lagu ini ada didalam mini album ketiga dengan nama 0+1=1 I PROMISE YOU. Menurutku lagu ini punya dance paling powerful diantara dance-dance Wanna One yang lain. Kalau dance di Burn it Up itu bikin semangat menggebu-gebu dan yang menampilkan keseksian hanya Daniel dan Woojin wkwkw, tapi kalau dance Boomerang ini hampir semua member juga menunjukkan kegliyat-gliyutan tubuh yang dan wow sekali menurutku. Apalagi dibagian killing partnya, hmm ku tak tahu harus menuliskan apa. Mungkin kalian harus nonton dance-nya sendiri, hehehe
Sebenarnya aku nggak terlalu paham sama makna dalam lagu ini, karena aku lebih suka sama dancenya, hehe. Tapi kalau nggak salah, lagu ini berkisah tentang perasaan sepasang kekasih yang seperti Boomerang, jadi balik terus gitu loh ~


I PROMISE YOU (CONF VERS)  ← klik untuk mendengarkan

Lagu ini ada dua versi, yang pertama versi agak ngebeat-nya yang ini lebih ke piano dan acoustic. Lagu ini adalah ungkapan rasa terima kasih Wanna One kepada orang-orang yang telah mendukung mereka, sehingga mereka bisa debut, mereka bisa jadi kebanggaan orang-orang disekitar mereka misalnya orang tua. Selain itu lagu ini juga mengungkapkan perasaan mereka yang rasanya seperti mimpi karena telah berhasil debut. Mereka seakan bilang, bahwa mereka nggak akan melupakan perasaan dimana awal pertemuan mereka dengan para penggemar. Meskipun waktu berlalu mereka berjanji akan tetap ada untuk penggemar.

Yah mungkin intinya meskipun mereka udah disband tapi mereka tetap ingat akan kenangan antara Wanna One dan Wannable. So sweet lah lagu ini pokoknya ~ hehe


HIKE AND SEEK  ← klik untuk mendengarkan

Tiga lagu dibawah dan lagu ini masuk dalam album terakhir Wanna One yang dengan lagu utamanya adalah Spring Breeze dan nama judul albumnya adalah 111=1 POWER OF DESTINY. Lagu ini punya jenis musik R&B (kalau nggak salah) yang cozy banget buat didengerin waktu lagi santai. Cedhak-cedhuk bass-nya aku suka, haha

Berdasarkan hasil analisis ngawurku, lagu ini bermakna ungkapan perasaan Wanna One yang juga tidak ingin berpisah dengan Wannable, tapi keadaan berkata lain, mereka memang harus bubar.  Lagu ini bercerita, jangan bilang kalau kita akan pisah, jangan bilang kalau kita nggak akan bertemu lagi, mereka tidak ingin berpisah dengan para penggemar, mereka nggak ingin kesepian lagi (mungkin sama seperti waktu mereka belum debut), mereka nggak bisa bertahan kalau nggak ada para penggemar yang sudah seperti cahaya yang membuat mereka bersinar. Makanya di part-nya Gualin dan Jinyoung bunyinya
Lonely so lonely, I need you right now ~


PINE TREE  ← klik untuk mendengarkan

Lagu ini pernah aku buat tulisan di postingan sebelumnya. Kalau menurutku lagu ini adalah ungkapan rasa terima kasih para member kepada orang tua mereka. Karena bagaimanapun orang tua mereka adalah pendukung nomor satu mereka yang tidak akan meninggalkan mereka dan selalu ada untuk para member. Entah mungkin akunya yang baperan tapi lagu ini cukup bikin trenyuh. Penjelasan lengkapnya kalian bisa baca tulisannya disini.


BEAUTIFUL PART II  ← klik untuk mendengarkan

Aku pikir akan ada MV Clip lagu ini untuk menyambung cerita yang menggantung MV lagu Beautiful yang pertama. Eh, tapi ternyata enggak.  Lirik lagunya hampir sama dengan Beautiful yang pertama, tapi masih ada tambahan syair lirik yang lain.

Lagu ini macam surat cintanya Wanna One kepada Wannable, lagu ini mewakilkan perasaan Wanna One terhadap Wannable yang telah mendukung dan ada disisi mereka. Lagu ini menggambarkan Wannable sebagai sosok malaikat yang memberikan sinar kepada Wanna One sehingga mereka bisa seperti ini sekarang.

Sebagai TMI, aku mau kasih tahu lirik favoritku, hehe
Banjjagideon neol, cheonsa gateun neol

The sparkling you, you who resemble an angel

Areumdaun neol mamkkeot anabogo sipeo, kkok dasi bogo sipeo neol

You who is so beautiful that I want to hug, I want to hug you again, you

Yang diatas partnya Jihoon dan Gualin. Sama yang ini partnya daniel di akhir lagu ini ~

Cheonsa gati neoreul talmeun i noraega haneure dahgireul

This song that represents the angelic you, that can reach the sky

Neoreul hyanghae jeogeodun i pyeonjiga maeume dahgireul

This letter I wrote to you, so that it can reach to your heart


12TH STAR  ← klik untuk menonton

Lagu terakhir ini mungkin adalah lagu pamungkas penutup di album terakhir. Lagu ini adalah persembahan Wanna One khusus untuk Wannable. Digambarkan bahwa Wanna One adalah sebelas bintang yang bersinar karena Wannable, maka Wannable adalah ratusan bintang yang selalu mendukung mereka. Mereka bilang bahwa meskipun kita sudah tak bersama lagi, tapi kenangan pertemuan Wanna One dan Wannable akan selalu mereka rindukan. Mungkin ini mengacu pada show-show apalagi waktu di konser tour dunia, lautan nable-bong udah kayak lautan bintang.

Di lagu ini juga ada harapan para member yaitu bila di masa depan nanti mereka ingin Wannable tetap ada disamping mereka dan mendukung mereka.

After all, menurutku lirik lagu-lagu di album terakhir emang mengacu pada perpisahan dan harapan akan bertemu kembali di album terakhir ini. Jadi banyak yang bikin lumayan trenyuh juga kalau didengerin, huehue~



Selesai di 7 Januari 2019 | 20 hari menuju konser Wanna One terakhir | K