Kedua, tentang Sidang Skripsi. Tulisan ini dibuat setelah tak sengaja melihat sticky notes yang ada dilaptop yang masih setiap menghiasi desktop. Notes ini bertuliskan :
Notes nya nggak aku hapus dari dulu ~ |
“bismillahirahmanirahim, INGET !! JANGAN seneng-seneng dulu sebelum skrispi di ACC buat sidang . bismillah semoga besok jumat 10 juni di acc yaa.. amin amin amin ya Allah”
Kalau nggak salah aku nulis notes ini beberapa hari sebelum tanggal 10, sembari mengerjakan revisian yang tak kunjung mendapat acc. Dan Alhamdulillah, bagai doa yang mujarab, harapan ini akhirnya tercapai. Di lembar persetujuan skripsi ada tanda tanggan Pak dosen pembimbingku.
Ini bermula ketika aku sudah vakum mengerjakan skripsi kurang lebih dua bulan karena keasyikanku untuk kerja part time. Kadang heran sama diri sendiri, disaat suatu hal butuh dikerjakan secara serius, mendalam, dan butuh penelitian macam skripsi ini, aku malah nyari sambilan yang lain yang jelas-jelas akan menyita waktu untuk mengerjakan skripsi. Yaa tapi gimana ya, daripada mati penasaran karena belum pernah kerja part time, biar nggak stress nggarap skripsian terus yaa mending cari tambahan duit, haha
Selama tidak mengerjakan skripsi itu aku melihat beberapa teman sudah ada yang sampai pada penyusunan bab empat atau lima, bahkan ada yang sudah mengajukan sidang sehingga bisa mengerja untuk wisuda bulan Mei.
Melihat itu semua seakan ada dorongan semangat buat ngerjain skripsi lagi. Jujur, kadang sebel kalau lihat ada temen yang update di status BBM (dulu BBM masih jaya, wkwk) soal ngerjain skripsi, padahal aku juga sering update tentang itu sih , hehe (dasar nggak sadar diri). Bahkan aku denger, ada temen yang sampai ngehiden status BBM ku gegara updatetanku tentang skripsi, wkwk. Padahalkan disisi lain itu adalah bentuk pelampiasanku sebagai penghiburan diri, biar nyemangatin diri sendiri.
Sidang skripsi kuanggap sebagai moment of last chance karena proses untuk mendapatkan tanda tangan dosbing tidak mudah. Lebih dari lima kali pak dosen memintaku untuk merevisi kembali Bab 4 dan Bab 5. Aku sempet nangis karena bab 4 empatku kayaknya kurang terus di mata beliau. Kapan hari sempat sembari mengerjakan revisian, air mata ini jatuh dipipi. Mikir, kok nyusun skripsi begini banget ya. Aku sadar bahwa mungkin diluar sana ada yang jauh lebih susah ngerjain skripsinya, tingkat sulit orang lain kan beda-beda, relatif sekali, hehe
But its okay to cry, right?
Kurang lebih tiga sampai di bulan Mei sampai Juni berkutat dengan Bab 4 dan Bab 5 beserta tetek bengek revisiannya. Tiap pagi sebelum sampai kampus pasti mampir dulu ke Mitra Kampus, tempat fotokopian langganan. Kalau temen-temen kampus nyebutnya Pak Sahabat. Ohya, selama skripsian ini, tiap kali ngeprint atau fotokopi aku selalu minta nota, kukumpulin jadi satu, supaya nanti kalau udah kelar skripsian bisa tahu total biaya yang aku habiskan selama ngerjain skripsi, haha
nota selama persekripsian XD |
Sampai dikampus, ke ruang dosen, nggak langsung ketemu sama orangnya juga. Kadang harus nunggu sampai jam berapa, kadang harus ke gedung pascasarjana soalnya beliau juga ngajar disana, atau kadang juga malah nggak jadi ketemu soalnya bapaknya sibuk ada acara di luar. Aku dulu sempat ditegur sama dosbingku gara-gara tiap ketemu aku kayak mburu-buru beliau. Yha namanya juga dosen pembimbing, resikolah dikejar-kejar mahasiswa yang punya keinginan supaya lulus tepat target (waktu itu aku menargetkannya Agustus udah wisuda, hehe)
Sampai akhirnya tiba di minggu pertama bulan Juni. Saat itu aku lebih sering ke kampus, shift kerjaan part time-ku beberapa ada yang aku ganti ada pula yang aku lelang buat ngurangin, supaya bisa fokus revisian. Seminggu pertama sebelum tanggal 10 Juni tiap hari aku datang ke kampus, entah ketemu dosen atau nyari bahan tambahan di perpus. Seminggu itu, setelah konsultasi skripsi dengan hasil skripsiku dicoret-coret, sepulangnya ke kos langsung aku revisi. Aku hanya ingin lulus pak T.T ~
Besoknya datang ke kantor beliau, nunggu lagi, merenung di pinggir koridor sambil berdoa, berharap bapaknya ada, bapaknya lagi nggak sibuk, dan bapaknya mau kasih tanda tangan acc.
Waktu itu, pikiranku sama seperti waktu terlambat user interview di Gardep. Menganggap bahwa ini adalah kesempatan terakhir aku supaya bisa ngejar yudisium bulan Juli. Saat itu aku juga udah sering tanya ke TU soal jadwal ruang ujian yang dipakai. Dan yang tersisa waktu itu tinggal di akhir-akhir bulan sekitar tanggal 20-an ke atas. Kalau aku nggak bisa sidang bulan Juni, aku khawatir jadi nggak bisa ikut yudisum bulan Juli. Soalnya bulan Juli juga kepotong puasa yang ada hari libur, otomatis jadwal konsultasi skripsi juga berkurang, waktu ku semakin menipis.
Dan Alhamdulillah, Allah Maha Baik. Hari itu, hari Jumat tanggal 10 Juni 2016 di ruang kerja Dosen Pembimbingku, gedung F04 (kalau nggak salah), Bapak dengan baik hati membubuhkan tanda tangannya dilembar persetujuan yang tiap kali aku konsultasi selalu aku ganti tanggalnya, siapa tahu hari itu di-acc, wkwk
acc ~~~~ |
Tapi perjuangan tidak sampai situ yorobun ~
Jalan penuh liku masih menghadang ternyata. Setelah selesai mengurus adminitrasi pendaftaran sidang dan memperoleh dosen penguji, kini saatnya bernegosiasi soal jadwal ujian dengan para dosen penguji. Selama proses negosiasi itu, seperti teman-teman yang pernah merasakan, kita/aku bolak-balik ruang TU – ruang dosen penguji utama – ruang dosen pembimbing skripsi – ruang dosen sekretasi penguji. Nggak seberapa sih, ku yakin pasti ada yang lebih syulit :”
Sempat waktu itu udah mau fix, tanggal 27 atau 28 Juni untuk sidang. Eh tapi ternyata dosen penguji utamaku sudah ada jadwal nguji juga, dan kata beliau nggak bisa double. Lalu akupun harus ganti jadwal lagi, ke ruang TU lagi nyari jadwal kosong, lalu ke ruang dosen penguji utama, lalu ke ruang dosbing, lalu ke ruang dosen sekretaris penguji. Dan Allhamduillah, sekali lagi Allah Maha Baik, tanggal 29 Juni itulah hari dimana akhirnya aku bisa Sidang Ujian Skripsi yeaaahhh ~
Moment of last chance ini ternyata nggak hanya sampai sidang skripsi. Hari dimana aku ujian itu adalah minggu terakhir sebelum liburan puasa dan lebaran, sekitar empat atau tiga hari sebelum liburan. Otomatis jadwal untuk bimbingan setelah sidang jadi semakin sedikit. Aku pun kembali gelisah, gundah, gulana, galau ~
Kalau nggak salah (soalnya aku lupa) untuk bisa ikut yudisium bulan itu, paling enggak tiga atau tujuh hari sebelum hari yudisium udah daftar. Itu artinya, setelah liburan lebaran, aku hanya punya waktu sekitar dua minggu untuk mengurus revisian, minta tanda tangan, dan ngeprint hard file-nya ditambah harus kerja juga biar ~ wkwkw
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, dulu itu hectic tapi seru. Dulu aku sering kali bilang sama diri sendiri tiap kali sedang merasa tertekan dengan tugas-tugas kuliah, “keadaan hectic kayak gini, moment kayak gini, suasana nuga ribet kayaknya, pasti besok-besok bakal dikangenin” dan itu ternyata benar ~ I miss that old days :”
Dan sekali lagi, Allah Maha Baik. After through many revision with those two lecturers, on July the nineteenth, I got their signature. Akhirnya ku bisa yudisium bulan Juli !!
Proses tidak akan mengkhianati hasil ~
Monday, March 11, 2019 | K | merasa tertekan karena nulis ini nggak kelar-kelar, hehe
Komentar
Posting Komentar