Tampilkan postingan dengan label THOUGHT. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label THOUGHT. Tampilkan semua postingan

21 April 2020

Mendefinisikan ‘Bahagia Dengan Caraku Sendiri’ Adalah Sebuah Hal Yang Membingungkan

April 21, 2020 0
Ketik hapus ketik hapus ketik hapus, itu yang aku lakukan saat memulai tulisan ini. Tenggat waktu untuk ikut serta dalam Lomba Blog Satu Persen tinggal satu hari lagi. OMG, aku bingung mau nulis apa. Mengawali tulisan dalam sebuah blog adalah salah satu hal yang membingungkan, yah seperti ini karena aku bingung makanya kumulai pembukaan tulisan dengan tema “Bahagia Dengan Caraku Sendiri” ini dengan mendefinisikan apa yang aku bingungkan.


Bahagia

Apa itu Bahagia?

Aku jarang memikirkan apa itu bahagia karena lebih sering merasakannya bukan mendefiniskannya. Jadi kalau disuruh mencari tahu arti bahagia secara terminologi atau etimologi bisa temen-temen cari tahu di google yaa.

Menurut Wikipedia, para filsuf dan pemikir agama mengemukakan bahwa kebahagiaan tidak hanya sekadar emosi tapi juga berhubungan dengan teori kebaikan dalam hidup. Yaps, aku setuju.

Menurutku salah satu cara menjadi bahagia adalah dengan berbagi. Berbagi dalam bentuk materi maupun non materi. Yang aku rasaian ketika bisa berbagi dengan orang lain adalah ada perasaan hangat yang didada, kayak hati hati kita tuh jadi penuh gitu, senang lihat orang lain juga senang karena apa yang kita bagi ke mereka.

‘Bahagia dengan caraku sendiri’ yang kedua adalah dengan menjadi simple. Kata guru kelas onlineku, kejujuran adalah kunci untuk menjalani hidup yang simple, no ribet-ribet klub. Menjadi simple dengan cara sesederhana kalo lapar ya makan bukan update status, kalau capek ya istirahat, kalau kesel ya sambat, kalau marah ya dilampiaskan (tapi sewajarnya), kalau iri sama postingan temen ya di skip atau di mute, kalau hati rasanya gondok ya curhat, kalau curhat ya nggak ada temen ya nulis diari, kalau males nulis diari ya ngomong sendiri, kalau sedih ya nangis aja dan lain sebagainya.

Menjadi simple dengan cara menyampaikan secara jujur apa yang kita rasakan, apa yang kita khawatirkan, apa yang kita pikirkan, apa yang  kita takutkan, apa yang kita bingungkan, dan apa-apa yang membuat kita bertanya-tanya. Pun menjadi simple tidak hanya dengan menyampaikan secara lisan tapi bisa dituliskan, dengan mendefinisikan apa yang kita rasakan atau pikirkan tadi.

Intinya menjadi simple untuk bahagia adalah dengan sebuah kejujuran tentang apa yang kita rasakan atau pikirkan jadi hati dan hidup ini lebih nyaman, lebih tenang, dan tidak perang batin. Begitu ferguso ~

Cara terakhir untuk bahagia versi aku adalah dengan menikmati waktu untuk mengerjakan hal-hal yang aku suka. Nonton drama korea, nonton film, nonton video lucu, nonton youtube yang insightful, dengerin musik atau baca buku-buku yang seru.


sumber gambar

Tapi kadang hal-hal yang kulakukan ini juga bisa bikin bosen bahkan kadang bikin merasa “kok aku kayaknya buang-buang waktu ya?” atau “kok kayaknya kegiatan yang aku lakukan ini nggak bermanfaat ya?” Perasaan itu ada ketika aku rasa, aku sudah terlalu lama melakukan hal-hal itu dan terjadi berulang, terus kayak nggak ada sesuatu yang baru walaupun mungkin info yang aku dapat baru tapi kegiatannya itu-itu aja.

Aku jadi ingat salah satu video Satu Persen yang  judulnya “Berhenti Cari-Cari Kebahagiaan” karena divideo itu dijelaskan bahagia hanyalah emosi sesaat. Jadi kalau aku udah merasa useless atau bosan dengan kegiatan yang aku lakukan meskipun aku suka kegiatan itu yaudah terima aja, telan aja, dan nikmati kebosanan-kebosanan itu.

Jadi intinya, cara untuk tetap bahagia meskipun sudah tidak bahagia dengan kegiatan yang kita lakukan karena bosan atau malas adalah dengan menerima ketidak bahagiaan itu menjadi bagian dalam hidup kita.


sumber gambar 

Tidak perlu bingung untuk memikirkan bagaimana cara bahagia, karena pada akhirnya bahagia itu dirasakan bukan didefinisikan.

Semangat pagi !!

Magelang, 21 April 2020 | Keken 

25 Februari 2020

Mendefinisikan Rindu

Februari 25, 2020 0
Memakai ilustrasi dari poster Spring Day BTS karena lirik lagunya ada kata-kata bogoshipda artinya aku rindu


Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang –orang baik yang saya temui di tahun dua ribu sembilan belas.

Ohya disclaimer dulu, “kata ganti orang pertama tunggal” di pikiran saya lagi agak roaming, jadi ditulisan ini mungkin bakalan campur aduk antara “saya” dengan “aku”.

Sebuah suara berkata : apakah itu menjadi masalah?
Aku : IYA, Masalah banget, heuheu (-.-)”

Lanjut ~

Kalau salah satu ukuran untuk mengapresiasi sebuah moment pertemuan adalah dengan membagikan foto-foto atau video kebersamaan dengan keluarga, teman, atau orang-orang yang ditemui di lini masa, saya menyadari bahwa saya kurang dalam hal itu. Saya amat menyadari bahwa saya jarang sekali membagikan momen saya dengan keluarga, teman-teman, atau orang-orang yang saya temui. Dan saya juga menyadari bahwa yang seperti saya kayak gini juga gak sedikit, tapi yang berkebalikan juga lebih banyak.

Tadi siang, untuk pertama kalinya saya install aplikasi facebook di hape saya. Install doang karena penasaran dan ada niat pengen promosi gambar disana tapi urung karena berbagai alasan dan saya uninstall lagi, hehe – gak niat –

Waktu scrolling beranda, saya nggak sengaja lihat postingan foto saya dengan Mbak saya di tempat kerja yang dulu, beserta captionnya.  Salah satu kalimatnya bilang “Orang yang nggak pernah kangen ke aku, padahal aku kangen -_-“ dari tulisan itu terus aku jadi mikir, sebenarnya kangen itu yang gimana sih?

Sebenarnya semenjak saya tahu rasanya patah hati (hilih pitih hiti) saya jadi belajar untuk tidak terlalu menggantungkan perasaan saya pada orang lain, termasuk pada keluarga ataupun teman-teman. Sederhananya, saya harus punya cadangan hati buat siap-siap kecewa dalam berhubungan sama orang. Entah itu hubungan pertemanan, perbucinan, bahkan persaudaraan. Terus apa hubungannya sama Kangen?

Kolerasinya sama hal perkangenan, mungkin hal tersebut yang membuat saya jadi jarang kangen sama temen-temen. Saya bukan yang nggak pernah kebayang momen saat bersama mereka, tetap kebayang tapi yaudah. Pengen balik ke masa-masa itu? hmm, mikir dulu kali yaa , hehe

Pernah salah satu sisterfillah saya tanya di chat WhatsApp “Kangen nggak sama aku?” terus saya jawab “Enggak, hehe”. Karena emang nggak ngrasa kangen, tapi kan kenangan bersama sista nggak hilang.

Jadi sampai saya nulis ini pun saya nggak tahu harus mendefiniskan kangen itu seperti apa, yang jelas salah satu tujuan saya menulis ini adalah untuk mengabadikan moment bersama orang-orang yang saya temui di tahun dua ribu sembilan belas. Supaya kelak, ketika saya membaca tulisan ini di kemudian hari, cerita-cerita bersama mereka tetap ada dan abadi. :)   

Mereka adalah rekan kerja saya selama sembilan bulan sampai akhir Desember kemarin. Alhamdulillah pada bulan April 2019 saya mendapat kesempatan untuk bekerja disalah satu instansi yang letaknya tidak jauh dari rumah saya. Untuk pertama kalinya saya kerja dekat dengan rumah. T.T

Pertemuan dengan beliau-beliau ini membuat saya banyak belajar, tidak hanya tentang pekerjaan namun juga tentang sisi lain kehidupan. Jhaaaa ~

Ada salah dua mbak-mbak (eh, yang satunya lebih muda ding, tapi w manggilnya tetep pake mbak, wkwk) yang sering banget jadi temen diskusi. Mulai dari buku, film, webtoon,berita, dan relationship, eyaa ~

Orang-orang baru yang saya temui tidak hanya dari mereka yang bekerja di instansi tersebut, tetapi juga dari masyakakat luar yang menjadi pendamping desa yang menghubungkan dengan instansi tempat saya bekerja. Dari mereka saya juga banyak belajar.

Ada satu momen yang membuat saya bersyukur dan trenyuh atas kebesaranNya, adalah ketika saat pertemuan koordinasi hari terakhir yang ditutup dengan acara karaoke bareng. Saya yang pada saat itu sedang mengalami krisis toleransi karena sebuah "nasihat" terhadap pilihan yang saya sukai dan ingin saya jalani, entah dapat ilham dari mana saya jadi mikir dan trenyuh saat melihat bapak-bapak dan ibu-ibu ini begitu menikmati acara karaoke tersebut. Saya menjadi semakin kagum pada kebesaranNya yang telah menganugrahkan beranekaragam cara untuk menghibur diri.

Saya tidak tahu masalah apa yang mereka hadapi atau kegelisahan apa yang mereka cemaskan. Tapi melihat mimik wajah mereka yang begitu lepas menikmati setiap irama lagu, saya jadi percaya bahwa mungkin ini salah satu cara Tuhan menganugrahkan kesenangan kepada para beliau ini.


Dan untuk momen-momen yang lainnya.

Saya ndak akan lupa bagaimana rasanya gabut di awal-awal masuk kerja.

Saya ndak akan lupa gimana ribetnya bantuin bikin laporan pertanggungjawaban, rasanya kayak mengulang masa-masa waktu ikut PKM, ternyata ribetnya dulu jaman kuliah berguna juga di keribetan yang ini, wkwkw

Saya ndak akan lupa gimana kami sampai malem nungguin orang-orang yang mau ngumpulin laporan, atau nunggu tanda tangan Bapak yang paling berwenang, yang padahal aslinya biasa aja, cuma karena saya gampang cemas jadi mau minta tangan aja drama dulu ~ heuheu

Dan tentu saja momen saat kami piknik bersama ke Klaten atau Pantai, terima kasih akhirnya saya bisa  foto di dalam air, haha

Kata ini akan selalu berulang lagi dan lagi, untuk kerja samanya, untuk suka-dukanya, untuk keribetannya, untuk dramanya, untuk ilmunya, untuk sharing pengalamannya, dan untuk ceritanya TERIMA KASIH banyak.

Big Love.


Kantor baru, 25 Februari 2020 | di luar hujan deras | K

credit photo : google

22 Januari 2020

Married is A Prank

Januari 22, 2020 0
DISCLAIMER : semua yang di tulis disini hanyalah pendapat pribadi, kalau tidak setuju tidak masalah, kalau mau memberi saran dan kritik silakan di kolom komentar, enjoy (^o^)'

Ini menurutku aja sih, pernikahan adalah sebuah prank yang kamu ciptakan sendiri. Kata mbak di tempat kerjaku, meskipun sudah bertahun-tahun pacaran, sifat asli pasangan itu benar-benar akan ketahuan setelah menikah. Ibaratnya waktu pacaran itu 40% yang kelihatan, nah 60% -nya itu waktu udah menikah.


Rencananya mau foto tangan aku sama kamu tapi aku sadar diri kamu-nya belum ada :)


Makanya, seperti yang aku bilang diawal, pernikahan itu ibarat sebuah prank yang kamu ciptakan sendiri, dimana kamu “menjebak” orang untuk ikut masuk dalam permainan itu. Jebakannya seaneka ragam sifat dan perilakumu atau sifat dan perilaku dia yang  tersembunyi.

Pada akhirnya, permainan saling menjebak itu akan berakhir menyenangkan atau mengenaskan, yang bisa merasakan hanya mereka.

Dulu, waktu masih jadi bucin, pengen banget nikah terus merasakan kehidupan pernikahan yang lovely dovey, punya anak yang lucu, gemes, imut-imut. Tapi setelah nggak jadi bucin, mulai banyak cari tahu, banyak baca, dan banyak bertanya, aku penasaran, orang-orang tuh ada ketakutan buat nikah nggak sih? Atau lebih takut kalo nggak nikah? Iya sama sih, aku juga lebih takut yang kedua. Tapi kalo dipikir lagi, lebih horor menikah padahal sadar diri ini belum siap, terus terjebak dalam pernikahan yang bikin hidup nggak tenang, dan malah jadi batin war seumur hidup. Naudzubillah ~

Aku belajar untuk mendefinisikan apa yang membuatku belum siap untuk menikah, ketakutan dan kekhawatiran apa yang aku rasakan kalau mengambil keputusan seumur hidup itu dan bagaimana cara mengatasinya. Dan aku rasa, hal tersebut membantu ku untuk bisa tahu apa yang aku mau.

Baca Q & A  tentang relationship di beberapa KOL instagram  bikin nambah ilmu tentang apa-apa yang harus dipersiapkan dan harus ditanyakan sebelum membangun rumah tangga. Makanya, aku terinspirasi juga buat bikin daftar pertanyaan apa saja yang bakal aku tanyain kalau misal udah ketemu jodoh, muehehe

Kalo dilihat, kayaknya ribet banget ya? Ih, ntar malah bikin ruwet terus nggak jadi nikah gimana? Nah, justru itu, dari pada malah ribet setelah menikah, malah ruwet setelah nikah? Masak mau di CTRL + Z? Aku udah tanya sama beberapa mbak yang sudah menikah, dan memang hal-hal yang mengusik di hati maupun di pikiran tentang pasangan, keluarga pasangan, pendapat pasangan tentang kita kalau kita gini atau gitu, dan lain-lain itu sangat perlu di tanyakan dan didiskusikan dalam proses menuju mahligai pernikahan.

BHAY, dari aku yang belum nikah tapi sotoy ~


Rumah, 21 Januari 2019 | Hujan menjelang ashar | K

credit foto : google

21 Januari 2020

Menggambar, Mental Issue, dan Menikah

Januari 21, 2020 0
Di tahun 2019, persoalan mengenai menggambar, mental issue, dan menikah memberikan cukup banyak ilmu dan sudut pandang baru. Ketiga hal tersebut yang juga kadang menghiasi masa kegalauan ku. Supaya lebih mudah, ku akan menjelaskan kedalam tiga bagian

MENGGAMBAR

Diawali dengan kegalauan perihal menggambar. Sejujurnya, di tahun 2018 aku melihat sebuah postingan “dakwah” yang menurutku menakutkan, membuatkan ku berpikir ulang apakah aku akan meneruskan kegemaranku untuk menggambar. Seiring berjalannya waktu, setelah mencari lebih dalam mengenai “dakwah” tersebut, perasaan ini sedikit lebih lega. Pelan-pelan, ku bangun lagi kepercayaan diri untuk menggambar.

Kemudian di awal tahun 2019, salah seorang teman dekat yang sudah “hijrah” bercerita padaku kalau dia habis mendengarkan ceramah tentang gambar-menggambar. Nasihatnya tak jauh berbeda dengan apa yang pernah aku dengar dulu. Mungkin karena aku belum memiliki pondasi prinsip yang kuat untuk mempertahankan keinginanku untuk tetap menggambar, jadi aku kembali merenungi nasib hobi menggambarku. Galau menggambar istilah untuk diriku saat itu.

Aku pikir aku sudah tidak akan galau lagi, nyatanya  keresahan itu hanya terdistrasi oleh rutinitas, tidak benar-benar menyembuhkan.

Kembali, aku pun mencari tahu lebih banyak lagi kali ini. Yah, bisa dikatakan aku mencari pembenaran, mencari validasi yang mendukung bahwa menggambar apa yang aku ingin gambar adalah tidak apa-apa.

Bagaimana aku tidak galau, nasihat atau ceramah yang disajikan padaku mengenai menggambar apa yang ingin aku , dijelaskan disana ancamannya adalah neraka. Haaahhh ~

Sampai akhirnya, aku memutuskan bahwa yang aku lakukan adalah tidak apa-apa.  Lebih dari menggambar, aku menemukan banyak hal baru mengenai keyakinan yang selama hidup aku anut. Aku mulai lebih menaruh rasa ingin tahu pada agama yang selama ini aku yakini.

Lebih dari menggambar, aku mulai mencari tahu tentang toleransi yang pada saat itu – mungkin hingga saat ini – bahkan masih sering diperdebatkan. Aku mulai mencari tahu tentang apa-apa yang disalahpahami dari agamaku. Aku mulai mencari tahu mengenai keberhijrahan. Aku mulai mencari tahu tentang agamaku yang mudah tapi sangat indah ini.

Sampai pada sebuah kesimpulan. Apa yang disampaikan  kawanku adalah pilihannya untuk menjalani apa yang dia yakini. Apa yang aku kerjakan saat ini adalah pilihanku untuk menjalani apa yang aku yakini. Cheers       ~


Rumah, 19 Januari 2019 | K

11 September 2019

Menjadi Manusia, Menjadikan Sawit yang Baik

September 11, 2019 2
Menjadi manusia tidak lepas dari berbagai macam kontroversi. Banyak permasalahan dalam hidup ini yang membuat kita selalu bertanya apakah yang kita lakukan sudah benar, sudah bisa diterima orang lain dengan baik dan  tidak menyakiti pihak lain, atau malah apa yang kita lakukan adalah salah, mendapat banyak sindiran bahkan sampai menyinggung dan menyakiti orang lain.


sumber gambar

Pun begitu dengan Kelapa Sawit, sudah berapa banyak kasus yang disebabkan oleh tumbuhan industri yang tergolong famili palmae ini. Banyak masalah terkait kelestarian lingkungan hidup yang disebabkan oleh perkebunan Kelapa Sawit. Pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan. Kebakaran hutan yang menyebabkan beberapa daerah di Pulau Borneo dan Pulau Sumatra terkapar asap yang menghalangi pemandangan.

Penelitian mengatakan bahwa perkebunan sawit bukan penyebab utama deforestasi. Kelapa Sawit hanya menyumbang 8% persen dalam penurunan kualitas hutan, dibawah  perkebunan jagung yaitu 11% dan  perkebunan kedelai 19 %. Namun, nyatanya persentase tersebut tetap saja menyumbang   kerusakan lingkungan. Sayangnya tanpa Kelapa Sawit, hidup kita juga kurang lengkap.  

Dibalik permasalahan yang ditimbulkan, Kelapa Sawit telah menyumbang banyak hal demi kelangsungan hidup manusia. Usaha perkebunan Kelapa Sawit setidaknya menjadi sumber mata pencaharian 21 juta orang , dan secara tidak langsung mengurangi angka kemiskinan hingga 10 juta orang. Industri Kelapa Sawit juga menjadi penyumbang devisa terbesar negara. Indonesia bersama Malaysia menyuplai 85% minyak Kelapa Sawit dunia. Selain itu industri Kelapa Sawit juga mendorong perkembangan UKM, menyalurkan dana CSR ke masyarakat sekitar, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk kawasan pedesaan, hal itu membuat Kelapa Sawit turut serta sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan Indonesia.

Pekerja di Perkebunan Kelapa Sawit (sumber gambar)

Penulis menanalogikan hubungan Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup sepeti hubungan antar manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa manusia yang lain. Meskipun dalam realitanya, hubungan itu tidak terlepas dengan konflik.

Begitu pula dengan hubungan antara Kelapa Sawit dengan kelangsungan hidup di dunia ini. Dalam satu hari saja kita pasti menggunakan produk olahan Sawit. Mulai dari pasta gigi, sabun, sampo, roti dengan margarin, mencuci dengan detergen, sampai memakai alat kosmetik yang mengandung campuran bahan minyak Kelapa Sawit. Benda-benda tersebut sangat dekat dengan kita, jadi apakah kita bisa hidup tanpa Sawit?

Jika pembukaan lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit itu memerhatikan komposisi lahan yang digunakan, kerusakan lingkungan dapat dicegah.  Berdasarkan penelitian, perkebunan Kelapa Sawit dilakukan di 43% lahan terlantar atau 27% hutan produksi yang terdegradasi. Bila hal itu dilakukan tentu saja tidak akan mengganggu ekosistem yang lain.

Saat ini pemerintah berupaya untuk menciptakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan diharapkan mampu menjadi energi alternatif demi mengurangi emisi gas rumah kaca. B20 adalah bahan bakar hasil pencampuran 80% solar dengan 20% biodiesel berbahan dasar nabati seperti sawit.


Kelapa Sawit untuk Bahan Bakar Ramah Lingkungan (sumber gambar)

Namum, disamping upaya pengembangan energi terbarukan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa  pembukaan lahan industri perkebunan Kelapa Sawit yang tidak memerhatikan komposisi lahan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menambah gas efek rumah kaca.

Sebenarnya yang menjadikan kontroversi mengenai lahan Kelapa Sawit dengan isu lingkungan hidup adalah manusia itu sendiri. Ada saja pihak-pihak yang tidak memerhatikan lingkungan demi keuntungan komersial. Padahal sebagai makhluk yang berakal dan berbudaya, hal yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah pengendalian diri.

Pengendalian dalam menggunakan sumber daya alam dalam hal ini adalah Kelapa Sawit, pengendalian dalam membuka lahan untuk perkebunan Kelapa Sawit, pengendalian dalam menggunakan bahan olahan dari Kelapa Sawit,  dan pengendalian diri lainnya yang mendukung pengolahan Kelapa Sawit yang baik dan ramah lingkungan.

Mari menjadi manusia yang baik, manusia yang menjadikan sawit yang baik pula. Sawit yang kuat untuk Indonesia yang Hebat.

Sekian


Magelang | 11 September 2019 | K 

27 Juni 2019

Tulisan Marisa Sugangga di Tumblr

Juni 27, 2019 0

Pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Tidak akan pernah sempurna. Di balik senyumnya yang manis dan tegar, pastilah ia menyimpan raut wajah yang sebenarnya tidak ingin kamu lihat. Di balik pembawaannya yang begitu berwibawa, terkadang ia menyimpan pembawaan yang membuatmu tidak bisa menerima keberadaannya di sisimu. Di balik kepopulerannya, ia menyimpan seribu misteri yang tidak ingin orang lain tahu, bisa jadi walaupun itu untuk berbagi dengan dirimu. Tutur katanya yang manis dan sopan, terkadang ia hanya khilaf untuk berkata kasar ataupun tidak sengaja menyakitimu. Tatapan yang hangat pada nantinya menjadi tatapan kosong yang penuh tanya.

Ya, pasanganmu kelak, bukanlah seseorang yang sempurna. Berekspetasi tinggi hanya akan membunuh hal baik yang telah dilakukan pasanganmu. Sebisa mungkin, ingatlah untuk menyentuh bumi, agar kamu selalu ingat apa hal-hal baik kecil yang telah dilakukan oleh pasanganmu.

Jatuh cinta itu, seperti di tengah samudera. Terpukau, terpana oleh birunya lautan, namun bila kita tidak sadar, sesungguhnya ia menyimpan sejuta misteri yang terpendam di dasar lautannya yang dalam. 

Desember 2013 | © Marisa Sugangga

15 Mei 2019

Kita Yang Baru

Mei 15, 2019 0
Tulisan di Tumblr yang di-reblog kesini karena tumblrnya dihapus. Sebuah tulisan dari masa pencarian jati diri di masa lalu ~


Akhirnyaaa, setelah mendapat stimulus dari hasil stalking beberapa catatan orang orang yg mau bikin revolusi di tahun 2014, menghasilkan respon ini. agak terlambat hampir satu bulan tapi ah sudahlah.

Jadi sudah sejauh mana aku, kamu, dan kita mewujudkan keinginan di tahun kemaren, duh, gegara sering kebanyakan dengerin pandangan orang yg negatif jadi bikin down. Agaknya kita harus menghindar dan menutup telinga dr status2 yg mengeluh, krn seperti semangat, mengeluh jg menular.

Mengingat bagaimana aku, kamu, dan kita kemarin, rasanya lucu bin ajaib. Tugas tugas yg berjibun, dosen yg selalu itu itu saja, kegiatan2 yg harus tepat deadline, surat surat yg sering salah, keinginan untuk selo dan harapan untuk dolan, galau antara semangat dan lelah, keinginan untuk tetap mempertahankan dan memperjuangkan seseorang, seduaorang, setigaorang, dan seberapa byknya orang, campur aduk jadi satu di pikiran dan perasaan yg mungkin dikeluarkan dalam bentuk teriakan bisa mengisi penuh tabung2 yg ada di monster univesity. Sepertinya memang harus ada skala prioritas supaya bisa mewujudkan itu semua. 

Karena aku yakin kita masih bersama di semester ini, di jogja ini, di magelang ini, ato dimanapun aku, kamu, dan kita bertemu, aku yakin, akan ada waktu untuk kita belajar bersama, merefleksi bersama, diskusi hal yg paling penting sampai hal yg paling ga penting, yg bermanfaat sampai yg absurd, berkunjung ke tmpat yg aku, kamu, dan kita inginkan, mungkin dalam perjalanan kita akan dibumbuhi tak sedikit pertarungan, pertengkaran, kesensian, kealayan, kegilaan, ke-iyuh-an, dan ke-ke yang lain. Tapi itulah cara kita untuk belajar. 

Mungkin, ada kalanya aku, kamu, dan kita berpisah, bosan sama aku, bosan sama kita, keluar dari nyamannya kita dan mencoba sesuatu yg baru, jd aku harus siap2 untuk mengucapkan selamat tinggal. Mungkin di saat kita tidak lagi bersama, aku, kamu, dan kita sdg menyusun cerita perjuangan kita, kekonyolan kita, kesusahan dan kesenangan kita, dan usaha kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri dari kekalahan dan kemenangan kita. Dan aku juga telah bersiap2 untuk mengucapkan selamat datang pada kalian yg akan mengkisahkan perjuangan kalian padaku.

Selamat datang aku, kamu, dan kita yang baru ~

Lapangan Pondok Tingal, 11.06
26 Januari 2014


13 April 2019

Jejak Digital

April 13, 2019 0

MIKIR EPISODE SATU
Mau cerita panjang lebar dulu sebelum masuk keintinya, karena sejujurnya ini curhat berkedok mikir, haha.

=======

sumber gambar


Cerita pertama datang dari negara yang melahirkan idol-idol, ada sebuah agensi yang akan mendebutkan grup penyanyi beranggotakan laki-laki. Kalau grup ini jadi debut, ini akan menjadi grup laki-laki pertama dari agensi ini.

Pada sekitar akhir bulan Februari, anggota grup pertama dirilis. Seorang anak laki-laki yang sebelumnya sudah terjun didunia idol dan bergabung dengan sebuah grup project yang cukup terkenal namun sudah habis masa kontraknya sehingga dia harus kembali ke agensi asalnya.

Satu minggu kemudian, agensi merilis anggota kedua. Dia seorang anak laki-laki yang sudah bertahun-tahun menjadi traine idol dan mengikuti banyak ajang survival idol tapi belum berkesempatan untuk debut.

Minggu ketiga wajah baru muncul lagi. Dia adalah seorang traine idol di agensi itu, tapi wajahnya sudah dikenal didunia maya karena dia pernah menjadi model untuk salah satu brand pakaian. Agensi ini memperkenalkan anggota baru setiap satu minggu sekali, tepatnya di hari Selasa pukul 12.00 malam.
Diminggu keempat, agensi merilis anggota ketiga yang merupakan anak paling muda diantara yang lain. Saat ini dia masih duduk dibangku kelas tiga sekolah menengah atas. Namun, belum seminggu namanya diperkenalkan ke publik, ada rumor tidak sedap tentang anak laki-laki dengan inisial KS ini didunia maya.

Rumor yang beredar mengatakan, bahwa KS ketika masih sekolah seragam putih biru, perilaku dia kurang baik. Bahkan ada foto yang beredar yang memperlihatkan pose KS sedang selfie di cermin sembari mengacungkan jari tengah. Kemudian ada foto-foto lain yang menunjukkan dia melakukan tindakan anonoh yang mengarah ke perbuatan seksual.

Bahkan ada rumor yang beredar, kalau ada guru yang sampai keluar dari sekolah gara-gara bermasalah dengan KS. Dia juga dikabarkan suka merusak property sekolah seperti meja, kursi, dan atap kelas. Banyak penggemar kemudian mengirim pesan untuk agensi agar segera memberi klarifikasi atas rumor yang beredar.

Minggu kelima, agensi masih merilis wajah baru member, tapi belum ada klarifikasi mengenai masalah yang bersangkutan dengan member keempat. Baru kemudian, diminggu keenam dan merupakan minggu terakhir perilisan wajah baru anggota yang akan debut, agensi memberikan klarifikasi mengenai rumor tersebut.

Agensi membenarkan beberapa rumor yang berkaitan dengan KS, tapi tidak semua benar, ada beberapa yang dilebih-lebihkan. Oleh sebab itu dari agensi meminta maaf atas ketidaktahuan dan ketidaktelitian mereka dalam menyeleksi anggota yang akan debut. Agensi bilang bahwa KS meminta untuk pengunduran dirinya dari debut line, karena dia tidak ingin membebani anggota lain dengan masalahnya, dia tidak ingin anggota lain terkena masalah karenanya. KS juga bilang dia menyesal dan akan merenungkan perbuatannya. Tapi beruntungnya, dari pihak agensi akan tetap memberi perhatian dan pengawasan kepada KS, supaya dia tetap bisa mewujudkan mimpinya.

Seandainya tidak ada rumor dan foto masa lalu KS yang muncul, mungkin wajah dia masih ada di akun official grup itu dan dia bisa debut. Seandaikan foto tersebut tidak beredar, mungkin orang lain juga nggak bakal tahu kalau ternyata si KS ini masa lalunya pernah jadi anak kurang baik. Dan yang paling penting, seandainya KS tidak mengunggah foto “kurang baiknya” di akun facebook, mungkin orang lain tidak akan menyebarkan dan dia tetap bisa debut.

Terus aku jadi mikir, wuaaahh horor sekali jejak digital ini, terutama untuk unggahan-unggahan yang kurang sesuai dengan nilai yang berlaku dilingkungan sekitar. Contohnya kasus di KS ini, gegara postingan foto dia dimasa lalu, dia nggak bisa debut. Gegara postingan masa lalu dia, dia harus menunda mimpinya. Gegara postingan masa lalu dia, dia dibully netizen. Tapi berkat postingan masa lalu dia, KS jadi lebih sadar diri dan merenungi perbuatannya, semoga kedepannya dia jadi pribadi yang lebih baik. Semangat dek ~

Tentang jejak digital ini, lalu aku melihat kasus yang tengah viral didunia nyata maupun maya. Tentang anak yang dibully lalu muncul tagar yang mendukung si anak terbully ini. Tapi berkat tangan lihai para stalker dunia maya, jejak digital akun facebook si anak terbully muncul, yang menyebabkan viralnya tagar yang menyalahkan si anak terbully. Orang-orang yang tadinya mengasihani si anak terbully, jadi mulai ragu untuk percaya.

Yah semoga apapun itu, hasilnya adalah yang terbaik. Si pelaku dan si anak terbully atau si pelaku yang juga terbully dan si terbully yang juga pelaku bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Intinyakan pembullyan di dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Bicara soal jejak digital facebook, pernah nggak sih temen-temen scroll ke bawah sampai ditahun-tahun lalu dan menemukan postingan yang euw? Nggak hanya postingan, tapi termasuk like, comment, share dan lain-lain, pernah nggak sih temen-temen kepikiran buat hapus itu postingan itu satu per satu? Atau pernah nggak sih kepikiran kalau ternyata postingan-postingan itu bikin kita jadi tambah lama waktu hisabnya? Sama malaikat ditanyain, Apa tujuan kamu posting ini pada jam ini, tanggal ini, tahun ini, di akun ini, dan tulisannya kenapa begini? Misal ~

Hmmm.... mari kita merenungi ~


Sabtu Malam, 13 April 2019 | K


Ps. Masih kepikiran banyak, tapi nonton debat capres cawapres lebih seruuuw. Jangan lupa tanggal 17 April  (pre-order album single Jinyoung wkwkw) ke TPS buat nyoblos :”)

05 April 2019

Mukadimah untuk Menu Amor

April 05, 2019 0
Aku kepikiran untuk membuat pages ini setelah baca tulisan Masgun dalam buku Menentukan Arah karya beliau dengan istrinya. Tulisan itu jadi bikin aku sadar diri bahwa untuk menuju fase tersebut diperlukan persiapan fisik dan psikis, dan ilmuku tentang fase itu masih jauh dari kata cukup.  Jadi sembari mengisi hari-hari jombloku supaya lebih berfaedah, pages ini bertujuan sebagai ladang untuk belajar tentang fase dua insan yang menjalin kasih. Mungkin kedepannya akan ada beberapa tulisan yang so uwu dan bikin baper. So, untuk mengawalinya, sebuah tulisan yang aku rewrite dari buku Menentukan Arah karya Kurniawan Gunadi dan Aji Nur Afifah dengan judul Saya.

Pasangan akan menjadi orang yang mengetahui, paling dekat, paling lama bersama, juga paling intim. Pasangan akan menjadi belahan jiwa, menjadi orang pertama yang ditemui setiap hari. Menjadi rekan dalam berjuang, menjadi sahabat, dan mungkin juga menjadi rival. Pasangan adalah orang asing yang dijadikan dekat melalui pernikahan, ditakdirkan menjadi satu keluarga. 

SAYA

Saya mau belajar untuk menjadi orang yang bisa mengendalikan diri, mengendalikan ego. Menjadi orang yang bersedia mendengarkan dan berbagi. Karena pernikahan bukanlah tentang bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik, melainkan memberi yang terbaik. 

Saya menyaksikan begitu banyak pernikahan di sekitar saya, juga begitu banyak orang yang menikah dan berkeluarga. Sejak kecil, sejak saya belum begitu memahami tentang pernikahan, tujuannya, dan mengapa banyak orang menikah. 

Saya melihat, setiap pasangan itu memberikan makna-makna yang berbeda. Saya memiliki pemaknaan bahwa kita (termasuk saya) tidak pernah menikahi orang yang terbaik, terbaik dalam artian bahwa orang yang dinikahi adalah orang yang telah selesai dengan segalanya, ia bukanlah orang yang telah mencapai titik-titik terbaik dalam hidupnya. Saya berusaha untuk terus memahami dan menyadari itu sehingga apabila nanti saya menemukan ada kekurangan dalam diri pasangan, saya tidak perlu menjadikan kekurangan itu sebagai sesuatu yang membebani atau menjadi masalah dalam rumah tangga. Kesadaran yang benar-benar ingin saya tanamkan bahwa saya menikah bukan dengan orang yang benar-benar sempurna dalam segala hal. Kesadaran  yang semoga bisa membuat ruang penerimaan dan pemaafan saya selalu lapang, selalu demikian hingga kami harus terpisah karena kematian. 

Saya berusaha menanamkan keyakinan dan menjaga keyakinan saya bahwa pasangan saya adalah bentuk nikmat dan karunia Allah yang harus saya syukuri. Rasa syukur yang semoga bisa membuat saya terus menjaga dan merawatnya, mensyukuri segala hal yang ada dalam dirinya, sehingga Allah menambahkan kenikmatan dan karunia itu dalam dirinya. 

Rasa syukur yang semoga selalu menjaga mata saya agar tidak melihat ke yang lain, menjaga hati saya tidak cenderung ke yang lain, membuat kaki saya tidak berjalan ke rumah yang lain. Rasa syukur yang saya yakini bisa membuat saya lebih terang dalam melihat segala kebaikan yang ada dalam dirinya. 

Setelah membaca tulisan ini aku jadi mikir, sebenarnya dalam hal jodoh menjodoh salah satu hal utama yang dibutuhkan adalah penerimaan satu sama lain. Tapi ya nggak hanya stuck disitu saja, dumeh pasangan kita menerima segala kekurangan yang ada dalam diri ini lalu kita jadi enggan belajar. Mari berbenah, beranjak lebih baik bersama-sama ~


Borobudur | Saturdate 30 Maret 2019

Ps. Tulisan diatas murni karya Aji Nur Afifah dan Kurniawan Gunadi yang bisa kamu temukan di buku Menentukan Arah.